Karina Yuika seorang gadis yatim piatu, gadis SMK biasa dari Akademi TKJ, gadis yang optimis terhadap hidupnya dan selalu memancarkan aura positif ke orang sekitarnya dan tergantung orangnya se-frekuensi hayuk, sengaja gelud siap adu jotos wkwk. Gadis yang hidup sederhana, bisa mendapatkan perhatian dari seseorang....? Seorang gadis cantik, sederhana, kuat dan kadang-kadang sedikit nakal.
Seorang gadis cantik, didalam hidupnya hanya ada 3 kegemaran: mencari uang, mendapatkan uang, dan mengumpulkan uang! Karina Yuika, gadis yang dijuluki "Si Gadis Cantik"
Kisah seorang gadis cantik dan seorang lelaki yang memiliki watak kejam dan seorang dari masa lalu.
Alfist Anderta Eckart sosok direktur yang dingin!!! dan memandang rendah semua orang;
"Hei, kamu tidak akan bisa kabur lagi!"
'Apa yang harus gw lakukan jika seorang dari keluarga besar mengejarku! Mengapa tidak bisa menjauh?'
"Dengan adanya tanda ini, kamu sudah jadi milikku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon koeceng_olen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagai Ranting yang kering tanpa cinta yang nyata
Peringatan!
Lindungi hak cipta!
Mari jaga karya penulis.
Seluruh karya milik Noveltoon, dilindungi oleh hak cipta. Dilarang untuk menggandakan, mengubah dan menyebarkan tanpa izin.
Wkwk buat nambahin kata
".... aku mau lanjut ke universitas Lizbeth" ucap Karin kenapa dia belum ingin menikah dan bersama seseorang seperti Alfist apalagi Karin tak mencintai Alfist, dan Karin yakin dia bisa lulus masuk ke universitas Lizbeth dengan kemampuan nya, universitas Lizbeth yang sama dengan Alfist, universitas terbaik di negeri ini, dia ingin menggapai cita-cita nya menjadi orang berhasil dengan jerih payahnya sendiri.
"Kita pacaran dan kamu lanjut ke Universitas Lizbeth, bagaimana?" Usul Alfist
"Tidak mau, pacaran hukum nya haram, ingat!! Al, pacaran adalah gerbang kemaksiatan dan perzinahan, dan yang kita lakukan hari ini sungguh membuatku kotor, bodoh, tak punya harga diri, mau di.... hah.... manusia goblok" sambil menggeleng merasa bersalah, mencaci diri sendiri
"Hah...., Karin aku sungguh mencintai mu, dan jangan berpikiran seperti itu, ini salah ku, kamu tidak kotor sama sekali, buang pemikiran itu" ujar Alfist yang juga merasa bersalah membuat kesayangan nya ini sampai berpikir seperti itu, berapa detik saling terdiam
"baiklah kita pdkt dulu, aku yakin kamu akan jatuh cinta pada ku dan kita akan resmi menjadi suami istri, suami mu ini akan selalu mendukung apapun yang kamu inginkan termasuk masuk di universitas Lizbeth kamu pasti akan menjadi yakin terbaik" percaya diri dengan rayuanya dan tersenyum manis sambil membelai pipi Karin dengan jari nya
"Hah.... suami yahh, kebelet banget yak? Tapi apa bedanya pacaran dan pdkt, perasaan sama tapi sudahlah, dan satu lagi, siapa ibu Marselino?!" Tanya Karin, seharusnya ini hak Karin untuk mengetahui nya
"Hal tersebut Setelah kita menikah" ujar Alfist belum mau menunjukkan siapa gerangan ibunya Marsel.
"Hah.... iya iya, kita mana tau juga kan jodoh kita kedepannya, untuk sekarang iya in aja dah, kita pdkt dulu paham, jangan melewati batas, yang barusan anggap kamu tidak melihatnya"
"Bagaimana bisa aku melupakan nya?, karena aku melakukan kesalahan, aku harus menebus nya bukan?"
"Menebus dengan cara maksa, aku tidak suka dipaksa, memangnya cukup hanya dengan bilanng cinta suka? kamu itu pemaksa...., menakutkan.... dan sama sekali tidak menghargai pendapat gw" ucap Karin kemudian bergegas mengambil pakaian sekolah nya langsung menuju kamar ibunya
Kembali ke beberapa hari yang lalu
Di sebuah apartemen di belahan dunia lain
"Tuan muda, ada surat untuk anda" ucap seseorang itu
".... dari siapa?" Sambil menggeliat di tempat tidur
"Karena dikirim lewat pengiriman kilat, manajer apartemen juga tidak tahu"
"Buang saja"
"Meskipun begitu, coba kita buka dulu"
'srak' membuka surat tersebut
"Isinya dokumen, kartu ucapan dari Sora Amyska?"
'srat' tuan muda itu langsung merebut dari tangan seseorang yang membaca nya barusan
"Ah, mengagetkan saja! Ada apa?" Tanya seseorang itu bingung karena tuan muda itu merebut nya
"...." yang ditanya diam yang masih fokus pada surat tersebut, tuan muda itu seperti terkejut melihatnya dan merasakan kesedihan yang mendalam
"....?!, a.... apakah ada masalah?"
"Pesan tiket pesawat ke Pync sekarang" perintah tuan muda tersebut
"Baik" segera menuruti perintah tuan nya
....
Setelah nya mereka berangkat menuju Pync, setelah memakan waktu sekitar 17 jam mereka sampai, mereka langsung pergi ke rumah ayah nya, karena beliau mendapatkan informasi kalau anak nya akan pulang dari sekian lama nya tidak kembali, dan memaksa nya untuk pulang ke rumah
Mereka duduk di sofa ruang tamu, disana ada diri nya, ayahnya yang sudah berkeriput yang menggunakan kacamata tua dan seorang wanita muda yang bisa dibilang dia adalah adik tirinya
"Aku senang karena bisa bertemu dengan mu setelah sekian lama" ujar ayah nya tuan muda tersebut
"Padahal aku sudah sering menyuruh mu pulang, tapi kamu tidak merespon, kenapa mendadak berubah pikiran?" Tanya ayah nya tuan muda penasaran
"Tidak ada apa-apa" balas nya datar
"Bagaimana perasaan mu setelah kembali ke Pync dalam waktu lama?" Tanya lagi ayah nya
"Yah, sama saja" dalam pembicaraan mereka seorang Wanita hanya memperhatikan dengan mata tak senang
"Jangan berniat untuk keluar negeri lagi, bekerja lah di kantor, hotel, distribusi, mana yang kamu suka? Pilih saja"
"Ayah terlalu mendesak, biarkan dia istirahat sejenak" ucap wanita itu, dia merasa hak nya akan dirampas oleh kakak tirinya
"Baiklah, saya akan bekerja di perusahaan, di hotel"
"Hmm.... bisa kah kamu memanggil aku seperti dulu?" Dari dulu Mendengar memanggil nya dengan kata anda dan kaku saya sungguh membuat nya sedih tapi Melihat tidak ada respon dari anak laki satu-satunya dia pasrah sudah pulang juga bersyukur
"melihat mu langsung menjawab begitu, seperti nya kamu sudah memikirkan nya terlebih dulu, baiklah, lakukan saja" ujar ayah nya
"Sekarang Licia juga harus mulai bekerja sama dengan kakakmu dan Karena kamu mulai lebih dulu, jadi kamu harus membantu nya, pokoknya, aku akan melihat kemampuan kalian, meskipun siapa pun dari kalian berdua bisa menjadi penerus ku, tapi kalian berdua tidak bisa menjadi penerus ku semua" perintah ayahnya, yah nama wanita itu, adik tirinya tuan muda adalah Licia
"Baik, aku mengerti yah" ucap Licia
"Dan kamu Royen jangan menginap di hotel, diam lah disini" perintah ayahnya, yah nama tuan muda keluarga Wijaya adalah Royen Wijaya
"Saya lebih suka di hotel"
"Aku tidak akan mengatakan nya dua kali, diam lah di sini sampai upacara peringatan kematian ibu mu"
"Ibu yang mana?, Saya kan tidak tahu apakah ibu masih hidup atau tidak" Tanya Royen dingin sambil menatap tajam ke pria tua itu
Pria tua itu bangun lalu bicara
"Dasar anak bodoh, kamu masih membahas ibumu itu, ya?" Kemudian dia pergi meninggalkan mereka berdua, sambil tersenyum wanita itu berbicara
"Padahal suasana hati ayah sedang baik, harus nya kamu menjaga suasana hati nya, kamu memang mirip ibumu, sama-sama bodoh dan lemah, kalau kamu begitu tidak ingin di sini, tetap tinggal di hotel saja, aku akan menyampaikan pada ayah"
Royen tidak memperdulikan kata adik tirinya yang mengatakan ibunya bodoh dan lemah mau dijelaskan pun orang yang merasa benar akan berpikir apa yang dilakukan oleh ibunya selalu salah, Kemudian Royen pergi bersama orang kepercayaan nya
Sebelum Royen pulang ke Pync, Royen Wijaya sudah ditelpon berkali kali oleh ayahnya
"Kembali lah dan bersiap untuk mewarisi perusahaan, sudah cukup mengurusi cabang di Tolle sekarang kamu harus memegang perusahaan" perintah ayahnya diseberang sana
"Saya kan sudah bilang berkali-kali kalau saya tidak mau kembali" kekeh Royen
"Kalau kali ini kamu tidak kembali, aku akan langsung datang menyeret mu, jadi, cepat pulang!"
TUT! pembicaraan di matikan oleh ayah Royen
"Jangan cemberut dong, ini kan hari pertama anda bekerja di Pync" ujar asisten Royen
"Melihat mu menyuruh ku ini dan itu, seperti nya sudah saatnya aku memecat mu" ucap Royen Sambil berjalan menuju kantor
"Ini kewajiban bawahan anda, makanya saya begitu" ujar nya "dasar tidak tahu terima kasih" kemudian mencibir sedikit
"Sifat kurang ajar mu itu sungguh konsisten sekali, ya"
"Kalau saya tidak kurang ajar begini, saya pasti sudah kabur"
Bersambung