Niat ingin mencari ibunya yang sudah pergi meninggalkannya sejak kecil, justru membuat Yona harus terjebak ke dalam kehidupan seorang mafia yang sangat misterius. Yang akhirnya membuat keduanya jatuh cinta. Namun hubungan mereka penuh liku dan berpengaruh besar pada proses pencarian ibu Yona.
Akankah cinta mereka berdua tetap bertahan setelah ibu Yona ditemukan? Atau harus berakhir demi Yona bisa berkumpul lagi dengan Sang Ibu?
Simak terus kelanjutan kisahnya.. jangan lupa follow akun ig author @dee_k9191
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee_K, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Mengkhawatirkan Kekasihnya
Yona masuk ke dalam rumah. kebetulan ayahnya belum pulang dari kantor. hanya ada pembantu yang sibuk dengan pekerjaannya. Yona langsung masuk ke dalam kamarnya yang ada di lantai dua. Lebih baik istirahat dulu, karena badannya masih sedikit tidak nyaman, dan mulutnya terasa pahit.
Satu jam berlalu. Yona masih nyenyak dalam tidurnya. Tidak sadar kalau ia tadi belum sempat mengganti pakaiannya. Hingga Jarvis yang masuk ke dalam kamar putrinya tampak terkejut. Terlebih melihat wajah Yona yang tampak pucat.
“Astaga, kamu demam Sayang!” ucap Jarvis setelah menempelkan punggung tangannya di kening putrinya.
Jarvis panik. Pria yang masih mengenakan kemeja kerja yang dilipas sebatas siku itu turun ke lantai satu, meminta pembantu agar menyiapkan kompresan buat Yona.
“Bagaimana Bibi tidak tahu kalau Yona sedang demam?” tanya Jarvis berusaha menahan geram pada pembantunya.
“Apa dia sudah lama sampai rumah?” lanjutnya.
“Maaf, Tuan. Saya mengira Non Yona hanya butuh istirahat. Sekitar satu jam yang lalu Non Yona sampai rumah,” jawab si Bibi sambil menyiapkan air dan handuk kecil buat mengompres Yona.
Jarvis tidak bertanya lagi. agak heran saja kenapa putrinya tidak mengabari tentang kepulangannya. Dengan begitu pasti ia menjemput Yona ke bandara.
Kini Jarvis sudah kembali berada di kamar Yona. Tangannya dengan telaten mengompres kening dan di bagian leher gadis itu. Yona yang semula terlelap, mulai bergerak kala ada yang mengusik tidurnya.
“Ayah?” panggilnya dengan suara serak. Tiba-tiba Yona merasakan tenggorokannya sakit.
“Kamu demam, Sayang. Biar Ayah kompres dulu. atau mau minum?” tanya Jarvis.
Yona mengangguk, kemudian berusaha bangun dengan dibantu sang Ayah. Yona langsung menandaskan segelas air putih yang tadi dibawa oleh ayahnya.
“Mau makan? Setelah ini minum obat,” tanya Jarvis.
“Nanti dulu, Yah. Aku ingin dipeluk Ayah,” jawab Yona merengek manja seperti anak kecil.
Jarvis meletakkan handuk basah yang sedari tadi dipegangnya, kemudian merentangkan tangannya menyambut pelukan Yona. Yona memeluk erat tubuh ayahnya. Seketika rasa hangat muncul dan sangat menenangkan hatinya. Namun hal itu berlangsung tidak lama, sebelum akhirnya hati Yona dipenuhi rasa bersalah karena ia sudah membohongi pria itu. setitik bening dari matanya keluar begitu saja. tanpa sadar membasahi kemeja sang Ayah.
“Kamu menangis, Sayang?” tanya Jarvis sembari mengusap lembut punggung putrinya.
“Aku sangat kangen Ayah,” jawab Yona sambil terisak.
Jarvis mengerutkan kening. Agak heran dengan tingkah putrinya. Yona seolah menangis karena telah melakukan kesalahan. Namun seketika itu senyumnya terbit. Ia sadar kalau selama ini putrinya tidak pernah pergi berlibur sendirian. Sudah pasti Yona merindukan dirinya.
“Lain kali kalau mau liburan sama Ayah, biar tidak kesepian.” Jarvis menepuk punggung Yona, kemudian mengurai pelukan.
“Benar yang Ayah katakan. Meskipun tempat yang aku kunjungi sangat menari, tapi kalau sendirian rasanya hampa,” ucap Yona berbohong lagi, demi menutupi kebohongan yang lainnya.
“Ya sudah, mau dikompres lagi atau mau mandi? sepertinya kamu sedang radang tenggorokan, hingga tubuh kamu demam. Pasti kamu sangat kelelahan,”
“Langsung mandi saja pakai air hangat, Yah. Iya, aku sangat lelah saat berjalan-jalan di sana,” jawab Yona.
“Kamu tadi pulang kenapa tidak bilang Ayah? Harusnya bilang, biar Ayah yang jemput,”
“Tidak. Aku nggak enak ganggu Ayah kerja. Jadi memilih naik taksi saja biar cepat,” jawab Yona berkilah.
“Dasar anak nakal! Kan bisa menghubungi sopir kalau tidak mau ganggu pekerjaan Ayah. Ya sudah kalau begitu, buruan mandi. habis ini biar Bibi bawakan makan, lalu minum obat,”
“Baik, Ayah!” jawab Yona sambil mengacungkan jari jempolnya.
Setelah Jarvis keluar, Yona bergegas masuk ke kamar mandi. ia mengisi bathtub dengan air hangat. Berendam sebentar sepertinya bisa mengurangi rasa sakit di sekujur tubuhnya. Meskipun tenggorokannya masih terasa sakit.
Usai mandi, Yona langsung ganti baju dengan baju hangat. Mengantisipasi saat demam kembali menyerang. Tepat setelah ganti baju, Bibi masuk ke kamarnya dan membawa nampan berisi makanan dan juga susu hangat. Tak lupa segelas air putih beserta obat yang tadi disiapkan oleh ayahnya.
“Silakan dimakan, Non! Maafkan Bibi yang lalai dengan keadaan Non Yona. Harusnya Bibi datang sejak tadi agar tahu kalau Non sedang sakit,” ucap wanita paruh baya itu.
“Tidak apa-apa, Bi. Aku hanya kelelahan saja, sama ada radang ini. setelah minum obat dan istirahat cukup, pasti akan sembuh. terima kasih ya, Bi sudah diantarkan ke sini makanannya,”
Pembantu itu mengangguk, kemudian pamit keluar dari kamar Yona. Sedangkan Yona langsung makan dan menghabiskan segelas susu hangat. Perutnya seketika kenyang. Menunggu beberapa menit, setelah itu meminum obatnya.
Yona tidak bersemangat keluar kamar dan bersantai dengan ayahnya di bawah. Setelah minum obat, ia memutuskan kembali tidur. Tubuhnya benar-benar lemah dan butuh istirahat. Dia melupakan kondisi ponselnya yang sejak tadi ada di dalam tas.
***
Malam semakin larut. Finn baru saja pulang setelah bertemu dengan kliennya. Pria itu mengambil sekaleng soda dingin dari dalam kulkas, kemudian membawanya ke balkon.
Sambil minum, Finn mengecek ponselnya. Melihat pesannya sudah dibalas apa belum oleh Yona. Dan kenyataannya pesannya belum dibalas. Bahkan masih centang satu, yang artinya ponsel Yona sedang tidak aktif. Kenapa ia sangat mengkhawatirkan gadis itu? padahal pesannya ia kirim sejak sore tadi. beberapa saat setelah mengantar Yona pulang ke rumahnya. Apa terjadi sesuatu dengan Yona? Apa dia ketahuan ayahnya karena telah berbohong atas kepergiannya beberapa hari? Lalu ponsel Yona disita ayahnya. Berbagai dugaan buruk bermunculan di kepala Finn.
“Apa aku datangi saja ke rumahnya?” gumam Finn.
“Tapi ini sudah malam. bisa mencurigakan kalau aku malam-malam datang bertamu ke rumah orang,” lanjutnya semakin cemas.
Ting
Sebuah pesan masuk. Rupanya itu pesan dari Yona. Dan sepertinya ponsel Yona baru saja aktif dan langsung membalas pesannya.
“Aku baik-baik saja, Kak. Ponselku tadi kehabisan daya,” isi pesan Yona.
Tadi Yona sempat terbangun. Ingat dengan ponselnya, saat hendak membuka ternyata tidak bisa menyala, akhirnya Yona mengisi dayanya dulu. namun rupanya ia kembali tertidur, dan sampai sekarang baru bangun. Mengaktifkan ponselnya, ternyata ada pesan dari Finn.
Finn senyum-senyum sendiri membaca pesan dari Yona. Kenapa gadis itu sekarang memanggilnya kakak. Tapi tidak masalah. Yona memang terlihat masih kecil, namun sudah berhasil membuat jantungnya kebat-kebit.
Finn tidak membalas pesan Yona, melainkan langsung melakukan panggilan. Rasanya sangat rindu tidak mendengar suara gadis itu.
“Iya, halo Kak Finn!” sapa Yona dengan suara serak khas bangun tidur, juga karena radangnya.
“Kamu sakit, Yon? Kenapa dengan suara kamu?”
“Ehm, sedang radang tenggorokan, Kak. Tadi demam sebentar, tapi sekarang sudah tidak lagi. maka dari itu aku tiduran terus sejak tadi,” jawab Yona.
“Apa aku ganggu kamu malam-malam begini? Aku sangat khawatir karena sejak tadi pesanku tidak kamu balas,” ucap Finn jujur.
“Nggak ganggu. Kak Finn ini seperti sedang mengkhawatirkan kekasihnya saja,” jawab Yona sambil terkekeh.
.
.
.
*Happy Reading!!
next kak💪 semangat