Dewasa🌶🌶🌶
"Temukan wanita yang semalam tidur denganku, dia harus bertanggungjawab karena telah mengambil keperjakaanku!"
—Bhaskara Wijatmoko—
"Gawat! Aku harus menyembunyikan semuanya. Kalau tidak, aku bisa dipecat!"
—Alicia Stefi Darmawan—
----
Bhaskara Wijatmoko dikenal sebagai CEO dingin yang tak pernah peduli pada wanita. Alasan dia memilih Alicia Stefi Darmawan sebagai salah satu sekretarisnya adalah karena sikap profesionalismenya yang luar biasa.
Namun, segalanya kacau setelah sebuah pesta topeng. Alicia tanpa sengaja menghabiskan malam dengan pria misterius yang ternyata adalah Bhaskara! Panik dan takut dipecat, Alicia pun kabur sebelum Bhaskara bangun.
Sialnya saat di kantor, Bhaskara malah memerintahkan semua sekretarisnya untuk menemukan wanita yang sudah bermalam dengannya. Alicia harus menyembunyikan rahasianya, tapi apa yang terjadi jika Bhaskara akhirnya tahu kebenarannya? Akankah karier Alicia hancur, atau sesuatu yang tak terduga akan terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Wanita Sempurna
Hari senin.
Pagi-pagi sekali, Alicia sudah berdiri di depan cermin besar di kamarnya. Berkali-kali ia mengatur rambutnya dengan berbagai gaya agar terlihat cantik. Saat dirasa tidak pas, ia mengubahnya lagi, menatanya lagi, lalu diubah lagi, begitu seterusnya. Sampai Karin yang memperhatikannya sedari tadi merasa heran.
"Lo ngapain sih? Ribet banget dari tadi perasaan. Itu rambut lo jadi lepek lagi kalau disisir terus," seru Karin yang langsung mendapat pelototan dari Alicia.
"Ya emang kenapa sih? Rambut-rambut gue, suka-suka gue lah!"
Karin mencibir, tapi kemudian ia tersadar sesuatu. Ia lalu mendekati Alicia dengan wajah berbinar penasaran.
"Ngaku deh. Lo hari ini dandan se effort itu buat bikin ayang Bhaskara terpesona kan?"
"Apa sih?" Alicia menoyor kepala Karin yang sangat dekat dengan wajahnya. "Gue cuma dandan biasa aja kok,"
"Mana ada dandan biasa aja tapi udah siap-siap dari jam lima pagi, Alicia! Ayam aja insecure kalau ngeliat Lo!"
Alicia tidak menggubris ucapan Karin. Lebih tepatnya ia malu. Malu karena niatnya ketahuan sejelas itu oleh Karin. Jadi, apa Bhaskara nanti akan menyadarinya juga?
Alicia meraih ponsel, mengecek apakah ada pesan baru dari Bhaskara. Benar saja, sudah ada pesan masuk beruntun dari pria itu. Dengan senyum merekah, Alicia pun membukanya.
'Sayang. Maaf ya, hari ini kita nggak bisa berangkat bareng dulu. Nggak apa-apa kan?'
Alicia tersenyum. Tangannya mengetik balasan dengan cepat.
'It's okay. Hati-hati di jalan Jagi,'
'I love you,' isi pesan Bhaskara lima detik kemudian. Alicia tersipu, lalu membalas pesan menggunakan emotikon hati.
Alicia lalu menyimpan ponselnya ke dalam tas, sekali lagi ia melihat ke cermin untuk mengecek penampilannya. Saat dirasa sudah oke, dia pun berjalan ke luar rumah.
"Gue berangkat dulu ya Rin! Jangan lupa sarapan dan minum obat," Pamit Alicia pada Karin.
"Ya, ya, ya," Karin menjawab sambil bermain ponsel. Karena masih sakit, dia izin tidak berangkat kerja hari ini. "Nanti gue kasih updatenya ya Al, reaksi Pak Bos gimana,"
Alicia mendengus. Karin memang paling gemar menggodanya. Meski begitu, ia tak menyangkal saat ini jantungnya berdegup lebih kencang karena merasa gugup.
Alicia sampai di kantor lima belas menit kemudian. Ia melihat jarwo baru selesai mengepel ruangan sekretaris. Dengan senyum lebar, ia pun menyapa OB itu.
"Selamat pagi, Mas Jarwo,"
"Pagi Mbak Alis... Buset! Pagi-pagi udah cantik banget mbak!"
Alicia tersipu. Sedikit salah tingkah. "Ah, Mas Jarwo bisa aja."
"Serius mbak. Seratus kali lebih cantik dari yang biasanya!"
Senyum Alicia semakin lebar. Halah, baru dipuji Jarwo aja dirinya sudah se-salting ini, apalagi kalau Bhaskara?
"Makasih ya Mas Jarwo. Oh ya, Mas Rendy sama Mas Niko udah dateng?" Alicia berusaha mengalihkan topik. Jarwo menggeleng.
"Belum Mbak, paling lima atau sepuluh menit lagi mereka datangnya,"
"Kalau Pak Bos?"
Wah, transisi yang sungguh natural ya Alicia, Alicia memuji dirinya sendiri.
"Belum Mbak, tadi ruangannya masih kosong. Eh, itu Pak Bos!" Jarwo menunjuk ke belakang Alicia. Alicia langsung menelan ludah gugup, jantungnya berdebar semakin kencang. Ia pun menoleh dengan hati-hati sambil tersenyum manis. Tapi...
Siapa wanita cantik yang datang bersamanya?
...----------------...
"Perkenalkan semuanya, ini Bu Sabrina Wibisono. Mulai hari ini, Bu Sabrina akan menjadi Vice CEO di perusahaan kita," Bhaskara memperkenalkan wanita di sebelahnya saat rapat karyawan pagi ini.
"Halo semuanya, mohon kerja samanya," Sapa Sabrina dengan suara lembut. Para karyawan pun bertepuk tangan menyambutnya.
"Cantik banget ya Mas," Bisik Niko pada Rendy, tapi Alicia bisa mendengarnya. "Kalau Wibisono, Jangan-jangan masih ada hubungannya sama keluarga Wibisono?"
"Kayanya sih begitu," Rendy mengangguk. "Soalnya dari yang aku dengar, keluarga Wijatmoko dan Wibisono itu sudah lama bersahabat,"
"Jangan-jangan, perjodohan bisnis?"
Mata Alicia langsung melebar saat mendengar pertanyaan itu. Apa katanya tadi? Perjodohan?
Diam-diam, Alicia memperhatikan penampilan Sabrina. Sabrina adalah sosok wanita yang sangat anggun. Rambutnya berwarna hitam berkilau, kulitnya halus, wajahnya mulus tanpa satupun jerawat. Bahkan Alicia sangsi ada pori-pori di sana. Kelihatan sekali kalau wanita itu sering treatment di salon mahal. Riasannya memang minimalis, tapi sudah cukup mempertegas kecantikannya.
Wanita itu mengenakan setelan formal berwarna gading dengan potongan sederhana namun terlihat sangat mahal, dihiasi perhiasan berlian yang memancarkan kilauan mewah. Sepasang anting-anting kecil menggantung di daun telinganya, serasi dengan kalung yang melingkari leher jenjangnya. Jam tangan berlapis emas putih melingkar di pergelangan tangan kiri, menunjukkan bahwa ia berkelas tanpa terlihat berlebihan.
Posturnya tegap, penuh percaya diri, dengan cara bicara dan gerakan yang menunjukkan bahwa ia terbiasa berada di lingkungan atas. Bahkan aroma parfum yang ia pakai pun menambah kesan tak tersentuh dan eksklusif. Sabrina adalah gambaran wanita yang memancarkan aura kecerdasan, kekayaan dan kekuasaan. Singkatnya, dia sempurna.
Puas memandangi Sabrina, Alicia ganti menatap dirinya sendiri. Waw, sangat berbeda jauh. Meskipun hari ini Alicia sudah memakai baju mahal yang dibelikan Bhaskara kemarin, tetap tidak akan bisa menyaingi satu jengkal pun kecantikan Sabrina.
"Kalau dilihat-lihat mereka cocok ya," lanjut Niko, ternyata dia masih saja bergosip dengan Rendy. "Kayanya bentar lagi perusahaan kita bakalan ada hajat besar nih,"
"Ehem!" Alicia berdehem keras, tiba-tiba saja merasa sangat kesal dengan ucapan Niko. Saat tatapan sebagian besar karyawan terarah kepadanya, barulah Alicia salah tingkah sendiri. Ia melirik ke arah Bhaskara, terlihat pria itu juga sedang menatapnya sambil tersenyum. Tapi tak lama, karena beberapa saat kemudian Bhaskara sudah kembali berbincang dengan Sabrina.
Tiba-tiba saja, Alicia bisa merasakan dadanya terasa panas. Alicia langsung menggelengkan kepalanya, berusaha menghempaskan perasaan aneh itu. Sadarlah, Alicia! Ini masih di kantor! Ingatlah untuk bersikap profesional!
trins kak author u karyanya sukses selalu🙏💐