Novel ini terinspirasi dari novel lain, namun di kemas dalam versi berbeda. Bocil di larang ikut nimbrung, bijaklah dalam memilih bacaan, dan semua percakapan di pilih untuk kata yang tidak baku
-Entah dorongan dari mana, Dinar berani menempelkan bibirnya pada mertuanya, Dinar mencoba mencium, berharap Mertuanya membalas. Namun, Mertuanya malah menarik diri.
"Kali ini aja, bantu Dinar, Pak."
"Tapi kamu tau kan apa konsekuensinya?"
"Ya, Saya tau." Sahutnya asal, otaknya tidak dapat berfikir jernih.
"Dan itu artinya kamu nggak boleh berenti lepas apa yang udah kamu mulai," kata Pak Arga dengan tegas.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon An, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Ceter!
Gelas yang sedang Dinar genggam terjatuh di lantai begitu saja. Dia mengerjapkan mata dan sadar dengan apa yang sudah dia lakukan. Kelalaiannya, ada apa ini? Tidak biasanya dia merasa lalai.
Tiba-tiba hatinya terasa nyeri, entah perasaan apa itu, namun yang jelas hatinya terasa menyayat relung jiwanya, air matanya tiba-tiba menetes begitu saja.
Dinar memegang dadanya, berusaha mengontrol perasaan yang tidak jelas datang dari mana, dia menarik napas dan merendahkan tubuhnya ke lantai, sejenak menghapus buliran bening yang ke luar tidak jelas, lalu mengambil pecahan gelas yang ada di bawahnya.
Saat dia pungut satu persatu, tanpa sengaja pecahan beling tajam itu menusuk tangannya. Dinar refleks mendesis dan mengibaskan tangan.
"Shhsss!!...auu..shsss!"
Dinar mengibaskan tangan perlahan untuk menghilangkan nyeri tusukan beling. Tapi, saat dia mengibasnya, dia rasakan tangannya di genggam. Wanita itu merasakan sesuatu yang hangat menyelimuti jarinya yang terluka.
Deg!
Dia adalah Pak Arga! Mertuanya kini tengah memasukan jemari wanita itu ke dalam mulutnya.
Mungkin dia ingin menghentikan pendarahan di jari Dinar, tapi, Dinar sempat terkejut di buatnya.
"P-Pak?"
Dia menatap Dinar khawatir masih dengan menghisap jarinya yang terluka. Dinar mengerjap kebingungan.
"Apa yang Bapak lakuin?"
Pak Arga melepaskan jari Dinar, mengeluarkannya dari mulutnya. "Kamu kenapa bisa ceroboh, Din? Gak biasanya kamu ceroboh, liat sampai terluka gini?"
"Tadi, itu-gelasnya Dinar gak sengaja nyenggolnya. Gelasnya pun jatuh, Pak. Waktu Dinar mau beresin pecahannya, yang terjadi malah pecahan gelasnya nusuk di jari Dinar, Pak."
Pak Arga nampak menghela napasnya, "Lain kali kalau buat sesuatu hati-hati. Jangan sampai ngelukai diri kamu, Bapak nggak suka." Katanya dengan tegas.
Deg!
Lagi-lagi pria itu mampu memporak porandakan hatinya. Dengan perkataannya, Dinar menjadi membeku di buatnya.
"Untung Bapak nyimpan hansaplas."
Pria itu membuka perekat di hansaplas kemudian melilitkan di jari Dinar secara lembut. Dia memasangnya dengan teliti, meniupnya pelan, diakhiri dengan mengelusnya pelan.
"Udah." Dinar tertegun melihat jarinya terbalut hansaplas dengan rapi. "Eh?"
"Lain kali hati-hati, Dinar. Kamu bersihin aja pakai sapu, jangan dibersihkan di pungut pakai tangan. Nanti jarimu yang ada luka lagi, ngerti?"
"I-iya, Pak." Sahutnya kikuk.
"Yaudah, kalau gitu Bapak mandi dulu ya. Lanjutkan kerjaan kamu."
Setelah mengatakan itu Pak Arga pergi dari sana. Pria itu membiarkan Dinar yang masih terdiam dengan menatap jarinya yang berbalut hansaplas.
Entah kenapa perlakuan Pak Arga membuat Dinar terdiam. Dia begitu manis memperlakukannya, meski kadang dia kesal dengan beberapa perilaku, dan ujaran mertuanya yang tampan rupawan itu.
Namun, di lain itu, dia menunjukan sisi kebaikannya yang membuat Dinar meleleh.
Tanpa sadar dia genggam dada kirinya, yang berdetak kencang tanpa di perintah. Tidak mungkin dia jatuh hati pada mertuanya sendiri bukan?
Kata othor mah ya namanya juga perempuan! Dikasi perhatian-perhatian gitu apa ya gak meleleh? Wkwkwk😂
Dinar menggelengkan kepalanya Lalu bangkit dari sana, dia tidak melanjutkan pikiran ngawur yang bersarang di otaknya. Segera dia bersihkan pecahan di lantai, lalu membuangnya di tempat sampah.
Saat dia sedang membuang sampah, seseorang datang berkunjung ke rumah. Dinar melihatnya begitu bahagia, melihat siapa tamu yang berkunjung ke rumah suaminya.
"Dinar..." Dinar mendekat, dan memeluknya.
"Ibu..," Ternyata, seseorang itu adalah Ibunya. Semenjak menikah, Dinar belum bertemu Ibunya kembali.
Ibunya melerai pelukan, membelai surai putrinya dengan hangat. Beliau menatap Dinar dengan penuh kerinduan.
"Gimana kabar kamu, Nduk? Baik-baik aja kan?"
Dinar menahan isak tangisnya, dengan menganggukan kepala, " Iya Bu. Dinar baik kok.., Ibu apa kabar? Maaf, Dinar belum sempat buat nengok ibu lagi sejak nikah."
"Udah, jangan pikirin itu. Ibu jelas bahagia, kalau kamu bahagia. Ibu hidup dengan baik, Nduk, gausah khawatirin Ibu, semua karena kamu. Berkat kamu, nikahkan kamu sama anak juragan, hidup ibu jadi lebih baik."
Dinar tau, Ibunya memang menikahkan dia dengan Vano, dengan dasar hutang pada keluarga Pak Arga. Keluarganya banyak berhutang banyak pada keluarga suaminya. Termasuk, saat Ayahnya sakit, beliau menolong mereka dan memberikan akses menyembuhan untuk Ayahnya.
Namun sayang, Ayahnya tidak dapat di tolong saat itu dan yang namanya juga ajal tidak bisa di negosiasikan oleh Tuhan. Tidak sampai saat itu saja, Pak Arga juga membantu memberikan tempat persemayaman terakhir yang sangat layak untuk sang Ayah.
"Kamu udah isi belum?" Dinar tersenyum hambar, "Belum Buk, belum di kasih juga."
"Nggak apa-apa. Kamu masih baru nikah Nduk, masih banyak waktu buat berusaha."
"Iya.. Ayo masuk, Buk."
"Iya, Ibu bawa buah tangan buat keluarga kamu, Nduk. Ibu harap mereka suka apa yang ibu bawa."
Sambil berjalan ke dalam mereka berbincang sedikit, "Jangan bilang gitu, Buk. Ibu kan juga keluarga aku, Ibunya Dinar loh..,"
"Haha iya, tapi kamu habis nikah, artinya keluarga intimu adalah keluarga suamimu, Nduk." Dinar mempersilahkan Ibunya masuk ke dalam rumah suaminya.
Dinar bahagia dengan kedatangan ibunya, di sela kerinduannya sang suami.
...BERSAMBUNG, ...
Hay hay para pembaca yang baik hati dan rajin menabung, jangan lupa kasih Like, vote, komen, terus sama bintang 5 nya ya!😁
Dikasi givenya juga gpp kok, othor malah tambah seneng!😅
Dinar sll membayangkan sentuhan lembut pak arga sll memabukan dan sll ketagihan sentuhan mertuanya...
Pak arga sll memperlakukan dinar sangat so sweet dan romantis bingit dan sll nyaman berada di dekat pak arga....
lanjut thor..