Aruni sudah sangat pasrah dengan hidupnya, berpikir dia tak akan memiliki masa depan lagi jadi terus bertahan di kehidupan yang menyakitkan.
"Dasar wanita bodoh, tidak berguna! mati saja kamu!" makian kejam itu bahkan keluar langsung dari mulut suami Aruni, diiringi oleh pukulan yang tak mampu Aruni hindari.
Padahal selama 20 tahun pernikahan mereka Arunilah sang tulang punggung keluarga. Tapi untuk apa bercerai? Aruni merasa dia sudah terlalu tua, usianya 45 tahun. Jadi daripada pergi lebih baik dia jalani saja hidup ini.
Sampai suatu ketika pertemuannya dengan seseorang dari masa lalu seperti menawarkan angin surga.
"Aku akan membantu mu untuk terlepas dari suamimu. Tapi setelah itu menikahlah denganku." Gionino.
"Maaf Gio, aku tidak bisa. Daripada menikah lagi, bukankah kematian lebih baik?" jawab Runi yang sudah begitu trauma.
"Kamu juga butuh seseorang untuk menguburkan mu Runi, ku pastikan kamu akan meninggal dalam keadaan yang baik."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LFTL Bab 6
Kemarin Gio sudah berusaha untuk bicara dengan Aruni, Namun ternyata tidak membuahkan hasil apapun. Bukannya semakin mendekat, Gio justru merasa Aruni menghindarinya.
Bagi Aruni kenangan yang mereka miliki seperti tidak berharga, padahal tiap kisahnya masih Gio kenang dengan sangat baik.
Beberapa puluh tahun lalu mereka adalah teman SMA, Aruni masuk ke sekolah elit berkat beasiswa yang dia peroleh.
Menjadi murid yang selalu masuk dalam ranking umum di sekolah nama Aruni selalu menarik perhatian semua orang, termasuk Gionino. Bocah playboy yang akhirnya berhasil menaklukkan gadis kutu buku tersebut.
Setelah lulus SMA mereka sudah berjanji untuk tetap bersama meskipun akhirnya harus kuliah di tempat yang berbeda.
Gionino sangat mencintai Aruni, mungkin saat itu seperti cinta mati, bahkan diusianya yang masih muda Gio sudah serius ingin menikahi Aruni.
Sudah, Gio hanya ingin mengenang sampai sana saja. Karena selebihnya hanya luka yang dia dapatkan.
Kini ditatapnya seorang anak laki-laki yang begitu mirip dengan Aruni, parasnya, hidungnya dan bahkan bibirnya. Anak laki-laki itu serupa jelmaan Aruni, Adrian namanya.
"Maaf, Bapak siapa?" tanya Adrian.
Gio langsung tersenyum saat mendengar suara anak tersebut, seolah dia sedang bicara dengan Aruni.
"Namaku adalah Gionino, bisakah kita bicara sebentar?"
"Silahkan."
"Bukan di sini, ada sebuah cafe di ujung jalan bisakah kita bicara di sana?"
Adrian mengerutkan dahinya sebab bingung, bahkan sebagian teman-temannya yang belum pulang pun menetap ke arah mereka berdua dengan tatapan bertanya-tanya. Semua pasti merasa bingung dengan kedatangan pria asing tersebut. Sebab di lingkungan mereka wajah pria ini benar-benar asing.
Apalagi nampak jelas jika pria ini datang dengan sebuah mobil mewah berwarna hitam di seberang jalan sana. Sejak tadi ada seorang pria menggunakan baju hitam terus menatap ke arah pria asing ini. Dia adalah Deni.
Melihat Adrian yang nampak bingung, Gio kembali bicara. "Aku adalah teman ibumu," ucap Gionino.
Seperti sudah menyebutkan sebuah password, Adrian tujuan untuk bicara di cafe ujung jalan sana. Tapi dia enggan untuk ikut naik ke dalam mobil tersebut dia lebih memilih untuk berjalan kaki dan kelak bertemu di sana.
Gionino menurut, dia duduk lebih dulu di dalam cafe dan melihat Adrian yang datang menghampiri. Gio tidak tahu apa minuman dan makanan kesukaan Adrian, jadi dia belum memesan apapun.
Bertemu dengan Adrian sedikit membuatnya gugup, hati-hati sekali jangan sampai salah bicara.
"Maaf, Bapak ingin bicara apa?" tanya Adrian, mengucapkan kata maaf sebagai pembuka.
"Kamu ingin makan apa? Kita pesan makanan lebih dulu."
"Maaf Pak, tapi saya juga harus segera pulang." Adrian sebenarnya merasa tidak nyaman, dari pembawaan dan penampilan pria asing ini nampak jelas jika dia bukanlah orang biasa.
Mungkin seseorang dari kalangan atas sana, tapi katanya pria ini adalah teman sang ibu. Karena itulah Adrian memberanikan diri untuk duduk di sini.
Gio lantas menganggukkan kepalanya kecil, paham jika Adrian pun harus segera pulang. Gio kemudian mengeluarkan kartu namanya, dari atas meja dia dorong mendekat ke arah Adrian.
Dengan canggung Adrian menerima kartu nama tersebut. Gionino Abraham CEO Abraham Kingdom.
Adrian tahu perusahaan Abraham Kingdom adalah satu satu perusahaan paling besar di kota ini. Bagaimana bisa sang ibu terhubung dengan orang paling berpengaruh tersebut.
Karena terkejut sampai ada keringat dingin yang keluar dari dahi Adrian, namun segera dihapus olehnya.
"Aruni adalah teman masa SMA ku dulu, kami sempat menjalin hubungan."
Deg! jantung Adrian makin berpacu dengan cepat, kedua tangannya sontak turun ke bawah meja. Diam-diam dia cubit tangannya sendiri untuk meyakini ini mimpi atau bukan.
Tapi rupanya cubitan itu terasa sangat sakit, membuatnya sadar bahwa ini bukanlah mimpi.
"Aku sangat terkejut saat mengetahui kehidupan Aruni sekarang, aku ingin membuatnya berpisah dengan Hendra," ucap Gio langsung.
Adrian ternganga.
"Tapi Aruni menolak ... Karena itulah aku menemui kamu. Bisakah kamu membantuku untuk membujuk ibumu?" tanya Gionino.
Wkwkwkwwk lagi dan lagi ngarep banget kalau Adrian bukan anaknya Hendra tapi anaknya Gio 🙈😂... Dasar reader banyak mau 😂...
gak mau banget hendra sampe tau tempat tinggal aruni. apalagi sampe balik sama hendra.