Cindra gadis yatim piatu yang dipermainkan takdir, terpaksa menikah dengan anak dari sahabat orangtuanya; Hafiz, seorang tentara berpangkat letnan satu.
Namun perjalanan rumah tangganya tidak berjalan dengan mulus, dia harus menderita menahan dinginnya hidup berumah tangga.
Hingga takdir mempertemukannya dengan seorang pria tampan yang mewarnai hari-harinya.
🩷🩷🩷 Happy Reading_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 ~Hari Patah Hati
Ting..tong..ting..tong
Bel rumah pak Broto berbunyi
Kreekk..
Hafiz tertegun melihat sosok cantik berdiri di depan pintu yang baru saja terbuka
"Kamu siapa?" tanyanya
"Mase cari siapa? Ada perlu apa?" Cindra balik bertanya
"Aku anak yang punya rumah ini"
"Owh ini mas Hafiz ya?! silahkan masuk mas" Cindra membuka lebar daun pintu. Mempersilahkan Hafiz masuk
"Siapa namamu?" tanyanya kembali
"Amit mas, namaku Cindra putri dari bapak Liem" Cindra mengulurkan tangan untuk memperkenalkan diri
"Hafiz" membalas dengan menjabat tangan Cindra
"Siapa yang Dateng nduk" seru bude Tari
"Mas Hafiz pulang bude"
Hafiz masih saja memindai sosok gadis di depannya, dari atas hingga ke kaki.
'Cantik dan imut' batinnya
"Akhirnya kamu pulang nak" sambil merentangkan tangan untuk memeluk Putra sulungnya
"Mama apa kabar, maaf baru bisa pulang" Hafiz memeluk mamanya dengan erat
"Ayo sini kita langsung ke ruang makan, papa sudah menunggu"
"Iya mah"
"Pah" sapa Hafiz saat menemukan papanya yang sudah duduk di ruang makan
"Kau pulang nak" Mereka berpelukan melepaskan rindu
"Ayo langsung aja kita sarapan, kamu belum makan kan?!" tanya pak Broto
"Belum pah, dari stasiun tadi ga sempet mampir untuk sarapan" mengulas senyum sambil melirik Cindra yang masih menyiapkan piring dan menata lauk di meja makan
Merekapun makan pagi diselingi obrolan ringan
Sejak menginjakkan kakinya di rumah, pandangan Hafiz selalu tertuju pada Cindra. Gerak gerik Gadis itu menarik perhatiannya, namun belum tertarik untuk membuka obrolan.
Ketika Hafiz naik ke lantai dua menuju kamarnya, dia berpapasan dengan Cindra yang sudah lengkap memakai seragam sekolah berjalan menuju tangga
"Kamu masih sekolah?" tanya Hafiz
"Ehh iya mas, hari ini kelulusan dan cap tiga jari. Permisi mas aku pamit"
"Perlu kuantar?" tanyanya
"Owh Ndak perlu mas, aku biasa naik angkot. Lagian mas kan baru aja sampai dari Jakarta, pasti capek. Monggo mas istirahat aja" Cindra menolak dengan halus
Dibalas Hafiz dengan anggukan
Hati Cindra tidak karuan, entah kenapa dada sebelah kirinya berdegup kencang, tidak berani menatap wajah Hafiz
********
"Ayna..!!tunggu..!" Teriak Cindra setelah turun dari angkot
"Hai Cin..."
"Hai Ay, Cin" Sapa Deon bergabung dengan mereka
"Yon, Gege belum pulang dari Amrik?" tanya Aina
"Katanya sih hari ini" jawab Deon
"Heii...lihatlah!! gilaaaa, foto-fotonya vulgar semua cuyy" Seru beberapa siswa siswi yang sedang berkerumun
Satu demi satu siswa lain ikut bergabung
"Ada berita apa sih ko mereka berkerumun gitu" tanya Cindra
Deon menggedikkan bahu tanda tidak tahu
"Ya ampuun!!" teriak Aina, matanya terbelalak melihat foto-foto yang dikirim ke grup kelas
"Apa sih Ay?!" penasaran dengan reaksi Aina, Cindra menarik hp ditangan Aina
Mata Cindra pun terbelalak melihat foto-foto tersebut dengan tangan bergetar dia terus menggeser layar hp untuk melihat gambar dan video lainnya
Aina langsung merampas hp dari tangan Cindra, dia tau sahabatnya akan shock melihat semua kiriman grup tersebut
"Shit!! Deon gw butuh penjelasan Lo!!" Aina menarik kasar tangan Deon menjauh dari Cindra
Cindra melihat kedua temannya saling adu mulut, dia meneruskan langkah ke arah kelas meninggalkan keduanya. Dia benar-benar shock atas apa yang baru saja dia liat, otaknya seketika tidak mampu berpikir, tubuhnya gemetar, air matanya tak terasa mengalir tanpa aba-aba.
Entah rasa sakit itu dari mana, hingga mengguncang tubuhnya begitu kuat.
'George, itu bukan kamu kan?!' gumamnya
"Gimana Cindra?! Lo masih bisa sombong setelah tau Gege berpaling dari Lo, ternyata dia lebih pilih Felish daripada lo. Jangan mimpi Lo ya bisa jadi cewe satu-satunya buat gege.lo sama dia itu bagai kerak bumi dan langit!!! Sadar Lo!!!"
Melisa memprovokasi Cindra atas suruhan sahabatnya; Felish
"Hei Kunti!! Berani-beraninya Lo ya!!" "Gw robek mulut rombeng Lo, sini Lo!!" Aina menarik kerah baju Melisa dan menariknya menjauh dari Cindra
Cindra tak kuasa atas semua ini, hatinya bergemuruh, tubuhnya gemetar. Dengan sekuat tenaga dia tarik tas selempangnya dan berlari keluar kelas. Berlari terus sampai tidak dia hiraukan lagi teriakan Deon dan Aina yang memanggil namanya
Cindra langsung menyetop angkot, tujuan dia hanya ke suatu tempat untuk menenangkan diri.
Sesampai di tujuan, dia menumpahkan tangisannya yang sempat tertahan. Berteriak dan mengumpat segala hal untuk melegakan dadanya yang sesak
Kakinya meluruh lemas tak berdaya menopang tubuhnya, dia terduduk bersandar di batang pohon akasia di pinggir danau
Kembali ingatannya menampilkan slide demi slide foto Gege bercumbu dengan Felish. Ada juga foto makan malam dengan suasana romantis di balkon kamar hotel entah lokasi foto itu diambil dari mana
Dari semua ingatannya, ada video saat George meremas dan mimik payu**** Felish, itu yang membuat hati Cindra serasa diremas
"Hiikkksss...hiikkksss...jadi kamu suka dada yang besar seperti itu ya Ge? Pantas aja kamu bilang aku tipis..hiks...hiikkss" Cindra menangis disertai menggerutu
'Kenapa sesakit ini rasanya dikhianati, selama ini sikap lembutmu padaku palsu Ge. Tega banget kamu Ge..aku benci kamu George!! ' kembali Cindra terisak
Hari ini harusnya menjadi moment bahagia bagi siswa siswi kelas 3 SMAN 1 karena hari pengumuman kelulusan, tapi berita yang beredar di grup sekolah lebih mencengangkan dan membuat heboh penghuni sekolah. Dan akan menjadi hari yang bersejarah bagi Cindra, hari dimana luka ditorehkan begitu dalam di hatinya.
Cindra tidak berniat kembali lagi ke sekolah, dering handphone bersautan tidak lagi dia hiraukan.
Ingin dia larungkan perasaan sedihnya di danau tempatnya berlabuh. Hingga sore menjelang dan langit berubah mendung, dia baru beranjak pulang
******
Dengan langkah gontai dia memasuki gerbang rumah, tak menghiraukan beberapa orang yang ada di teras rumah sedang menatapnya
'kenapa tuh pulang sekolah lesu begitu, apa dia ga lulus? Batin Hafiz
"Cindra sini duduk nduk, bude mau denger berita kelulusan kamu" bude Tari menyapa
Namun gadis itu tetap berjalan lesu dengan tatapan kosong melewati semua orang yang ada di teras
Bude Tari khawatir, dia hendak mengejar Cindra tapi di larang oleh Hafiz
"Udah mama duduk aja biar Hafiz yang menanyakan"
Hafiz mengikutinya dari belakang hingga Cindra masuk ke kamar.
Dia lempar tas sembarangan dan melemparkan badannya ke atas kasur kembali terisak diatas bantal. Tak disadarinya ada seseorang yang mengikutinya hingga ke kamar
10 menit Hafiz biarkan Cindra menangis sampai ada keberanian menanyakannya
"Kamu kenapa pulang-pulang sedih begitu?"
Mendengar suara bariton di kamarnya Cindra mengedarkan pandangnya, seketika terkejut dan membelalakkan mata
"Ngapain mas disini?!!"
"Kamu masuk rumah ga salam, ditanya mama malah ngeloyor, kenapa muka kamu lesu begitu?? Ga lulus ya?!" tanya Hafiz menyelidik
"ng-ngaa..a-aku ga t-tau kalau bude nanya a-pa" gugup Cindra dihadapan Hafiz
"Sekali lagi mas tanya, kamu kenapa?"
"ga apa-apa mas"
"trus gimana lulus ga?"
Cindra menggelengkan kepala
"Ga lulus?!"
"bu-bukaan gitu..a-aku ga tau"
"loh ko aneh?!"dahi Hafiz mengernyit
"mas bisa ga jangan nanya apa-apa dulu, aku lagi sedih banget ini. Please mas keluar kamarku dulu" Cindra menangkupkan kedua tangan memohon
"m-m.." Hafiz keluar kamar Cindra
*******
Selesai makan malam pak Broto mengadakan rapat keluarga. Cindra gelisah, dia sudah tau apa yang akan dibahas, kecuali Hafiz di rumah ini yang belum tau apa yang akan dibicarakan papa nya.
Diawali pertanyaan pak Broto tentang beberapa berkas kelulusan Cindra juga persiapan kuliah di kampus ternama di Jakarta. Sampai akhirnya pak Broto menyampaikan amanat dari Neneknya Hafiz tentang perjodohan.
"Ga bisa pah, aku ga bisa menikahi dia. Aku sudah punya calon di Jakarta!"
"Ini wasiat dari nenek kamu Fiz, dan papah ga bisa melanggarnya. Tidak bisa ditawar lagi!" tegas pak Broto berkata sambil menatap tajam anaknya
"Pah kalau masalah perwakilan, kan ga harus menikahi. Hafiz tetap jadi wali dan bertanggung jawab akan masa depan Cindra" Hafiz protes atas keputusan papanya
"Kalian di jakarta akan tinggal satu atap, tidak bisa tanpa pernikahan! Papa ga mau tau keputusan papa sudah final. Mengerti!!"
"Ya Tuhaaan...pah..mah" sambil mengurut pelipisnya dia melemparkan tatapan sinis ke Cindra
"Cindra! Kamu jangan diem aja! Ini untuk hidup kita berdua, bilang kamu ga setuju!" protes Hafiz
"a-aku manut aja mas apa yang pakde bude mau, a-aku takut durhaka"
"arrgggkkk..!!" Hafiz mengusap kasar wajahnya, putus asa
Hening beberapa saat
"Pah, Hafiz ga bisa menikah secepat ini banyak proses yang harus dipenuhi, pemberkasan dan pengajuan dll. Ini ga bisa main-main pah! Kalau diantara kami tidak ada kecocokan di tengah jalan. Kami juga sulit pengajukan perceraian"
"Siapa yang nyuruh kalian bercerai, tidak boleh ada perceraian di keluarga kita Fiz! menjalankan wasiat nenek kamu adalah jalan terbaik"
"Tapi Hafiz tidak mencintai dia pah, dan ada gadis yang sedang Hafiz perjuangkan"
"Lupakan gadis itu!!"
Dua pria berbeda usia itu saling menatap tajam menahan amarah
'Inilah yang aku benci! Sejak dulu papa selalu semena-mena dalam menentukan jalan hidupku'
"Beri Hafiz waktu untuk berpikir pah!"
Dengan wajah penuh amarah dia meninggalkan ruang keluarga
Malam ini rumah terasa neraka baginya, dilajukan motor balapnya menyusuri jalan raya menuju pantai, dia butuh udara yang banyak untuk berpikir dan mengambil keputusan. Hari ini dia begitu patah hati akan keputusan orangtuanya.
Begitu juga dengan Cindra, hari ini adalah hari terberat baginya. Setelah pengkhianatan George
malamnya harus menghadapi kenyataan bahwa calon suami yang akan dinikahinya sudah memiliki pujaan hati. Dia merasa dirinya tidak diinginkan. Kecewa dan frustasi menghimpit dadanya.
Semalaman dia hanya bisa menangis, menunggu takdir mempermainkan hidupnya.
Bersambung..