NovelToon NovelToon
Dibalik Cadar Istriku

Dibalik Cadar Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:15.7k
Nilai: 5
Nama Author: omen_getih72

Raka Sebastian, seorang pengusaha muda, terpaksa harus menikah dengan seorang perempuan bercadar pilihan Opanya meski dirinya sebenarnya sudah memiliki seorang kekasih.

Raka tidak pernah memperlakukan Istrinya dengan baik karena ia di anggap sebagai penghalang hubungannya dengan sang kekasih.

Akankah Raka menerima kehadiran Istrinya suatu saat nanti atau justru sebaliknya?

Yuk simak ceritanya 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

"Bagaimana kabar si pengantin baru?" tanya Pak Vino.

Siang itu ia bersama Pak Darren dan Pak Galuh sedang menghabiskan waktu makan siang di sebuah restoran sekalian membahas kerjasama perusahaan mereka.

"Alhamdulillah, baik." jawab Pak Darren. "Butuh waktu, tapi setidaknya Raka tidak kasar pada Nirma. Insyaallah dia akan cepat membuka hatinya."

"Syukurlah. Aku menyukai Nirma, meskipun baru dua kali bertemu, tapi aku yakin dia wanita yang baik." Ucap Pak Vino teringat gadis bercadar itu.

"Iya, tentu saja. Hanya saja masih ada sedikit gangguan kecil. Semoga cepat teratasi." jawab Pak Darren, tanpa menyebutkan bahwa gangguan kecil yang ia maksud adalah Hellen dan Ayahnya, Martin.

"Semoga saja semuanya berjalan dengan baik." Pak Vino menyesap secangkir teh hangat. "Aku ke toilet sebentar, ya."

"Mau apa?" tanya Pak Galuh penuh kelakar.

"Mau arisan." jawab Pak Vino tak kalah jenaka, yang disambut Pak Darren dan Pak Galuh dengan tawa kecil.

Pak Vino kemudian melangkah menuju toilet yang berada di sudut ruangan.

"Jadi si Martin itu masih memegang kuasa atas perusahaan yang ditinggalkan Ayahnya Raka?" tanya Pak Galuh seraya menikmati hidangan pencuci mulut.

"Seperti itulah. Sebenarnya aku tidak peduli dengan Martin. Aku hanya peduli pada anakku saja. Walaupun Raka tidak terlahir dari kami, tapi bagiku dia tetap putra sulungku. Aku tidak mungkin membiarkannya jatuh ke tempat yang salah."

"Ya, kita sebagai Ayah pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anak. Walaupun tidak semua anak akan paham dengan niat baik kita." jawab Pak Galuh.

"Itulah yang sedang kurasakan dengan Raka sekarang. Sejak bergabung dengan perusahaan peninggalan Ayahnya, dia jadi sedikit berbeda. Agak ambisius dan aku tidak suka itu."

"Aku paham. Semoga masalahmu cepat selesai."

"InsyaAllah."

Sementara itu, Pak Vino baru saja keluar dari toilet. Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti ketika matanya tertuju pada sesuatu yang membuatnya terkejut.

Tak jauh dari tempatnya berdiri ada Raka yang sedang makan siang berdua dengan seorang wanita, dalam posisi yang bagi Pak Vino terlalu dekat untuk ukuran teman, atau jika sekedar membicarakan urusan pekerjaan.

Pak Vino bahkan dapat mendengar pembicaraan keduanya dengan jelas.

"Ayah kamu bilang ... kamu selalu menangis setiap malam. Apa itu benar?" tanya Raka.

"Aku tidak apa-apa. Memang sekarang aku masih sedih, tapi lama-lama aku akan terbiasa. Jangan pikirkan aku."

"Aku janji ini hanya sementara. Aku dan Nirma akan berpisah kalau keadaan sudah aman."

Hellen hanya mengulas senyum, lalu menempelkan bibirnya pada ujung sedotan.

"Sudah lihat wajah Nirma?"

"Tidak tertarik." Jawaban Raka, menciptakan kerutan di kening wanita itu.

"Jadi kamu belum melihat wajahnya sama sekali? Tidak mungkin, kalian kan sekamar."

"Aku melarangnya membuka cadar di hadapanku. Ayolah, Hellen, sekamar dengannya saja aku muak, apalagi kalau harus melihat wajahnya."

"Kamu tidak tidur seranjang dengannya?"

"Aku menyuruhnya tidur di sofa."

"Tapi, dia kan Istri kamu." Hellen memasang wajah prihatin.

"Istri di atas kertas maksudnya?" ucap Raka menegaskan. "Aku tidak menganggapnya sebagai Istri dan tidak akan pernah."

Sepasang mata Pak Vino terpejam mendengar pembicaraan itu. Sesak tiba-tiba mengepung dada. Ada amarah yang entah dari mana asalnya.

Tidak tahan mendengar pembicaraan keduanya, Pak Vino segera beranjak menuju tempatnya duduk bersama Pak Darren dan Pak Galuh.

"Kok lama?" tanya Pak Galuh.

Pak Vino terdiam sejenak seraya menarik napas dalam. Ia lantas melirik Pak Darren.

"Bro, bukannya itu anak kamu? Coba lihat dengan siapa dia di sana?" Pak Vino menunjuk Raka dengan matanya.

Sontak Pak Darren dan Pak Galuh menoleh ke arah yang dimaksud Pak Vino.

Mata Pak Darren memicing dengan rahang mengetat. Sorot matanya mengalirkan kemarahan yang tersembunyi.

Terlebih, setelah melihat Hellen mengusap sisa saus yang melekat di ujung bibir Raka.

"Itulah yang aku maksud gangguan tadi."

"Maksud kamu Raka dengan gadis itu ada hubungan begitu?" tanya Pak Galuh.

Pak Darren tak menjawab. Namun, raut wajahnya sudah mengalirkan jawaban yang sebenarnya.

Bukan hanya Pak Darren yang kesal. Pak Vino juga merasakan hal demikian.

Memikirkan Nirma, yang seharusnya meneguk manisnya masa pengantin baru. Ironisnya, Suaminya malah makan siang romantis dengan wanita lain.

"Seandainya Nirma adalah anakku, aku pasti sudah menghajar Raka!" gumam Pak Vino geram.

"Sebentar! Ini tidak bisa dibiarkan!" Pak Darren segera bangkit meninggalkan tempat duduknya.

Sementara Pak Vino dan Pak Galuh hanya duduk di tempat. Menunggu apa yang akan dilakukan Pak Darren.

"Selamat siang!" sapa Pak Darren, mengalihkan perhatian dua orang yang sedang menikmati makan siangnya.

Sontak Raka dan Hellen terkejut. Wajah wanita itu seketika pucat. Terlebih, Darren menghujam tatapan tajam ke arahnya.

"Loh ... Abi?" Raka terperangah.

"Selamat siang, Om." sapa Hellen ragu. Ia menunduk dan tak berani menatap lelaki itu lagi.

"Hellen, apa kamu lupa kalau Raka sudah punya Istri? Saya rasa tidak pantas kalau kamu makan siang berdua dengan Suami orang. Dan kamu, Raka .... ingat kamu adalah seorang Suami. Kamu bukan bujangan lagi yang bebas berkeliaran dengan lawan jenis yang bukan mahram."

Selama beberapa saat ketiganya larut dalam kebisuan yang menegangkan. Baik Hellen maupun Raka membeku di tempat.

Tatapan Pak Darren seolah mampu melebur tubuh mereka menjadi butiran debu.

Hellen masih berusaha bersikap tenang di tengah suasana canggung. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu memberanikan diri membuka suara.

"Maaf, Om. Saya dan Raka makan siang di sini kebetulan sedang menunggu klien kami. Mungkin orangnya agak telat, makanya kita menunggu sambil makan."

"Hellen benar, Abi." imbuh Raka, membenarkan alibi yang diberikan Hellen.

Mendengar kalimat penuh pembelaan dari keduanya, Darren tak bereaksi apapun selain dengan sikap dinginnya. Tatapan penuh intimidasi terus ia layangkan.

"Kalau pun kalian ada di sini untuk urusan pekerjaan, seharusnya kalian tahu batasan. Terutama kamu, Raka!"

Seketika Raka tersadar akan posisinya dengan Hellen yang sedemikian dekat dan nyaris tanpa jarak.

Lelaki itu langsung bangkit dan berdiri sambil memberi ruang antara dirinya dengan Hellen.

"Maaf, Abi."

"Minta maafnya bukan ke Abi, tapi ke Istri kamu." sembur Pak Darren, menekan kata 'istri' agar terdengar baik oleh pendengaran Hellen.

"Abi tidak mau lagi melihat kamu terlalu intim dengan lawan jenis, selain yang halal untuk kamu."

Setelah mengucapkan kalimat penuh penekanan itu, Darren melangkah meninggalkan Raka dan Hellen.

Berharap teguran keras tadi cukup untuk menyadarkan keduanya.

Raka masih membisu di tempat. Ingin menyusul Pak Darren, tetapi masih memikirkan perasaan Hellen.

Padangan Raka terus mengikuti ke mana Pak Darren melangkah. Sepasang mata lelaki itu membulat saat menyadari bahwa di restoran yang sama ada Pak Galuh dan Pak Vino yang sedang menatap ke arahnya.

****

"Hellen, aku minta maaf." Raka berusaha mengejar Hellen yang berjalan tergesa-gesa memasuki lift kantor.

Raka bahkan tidak perduli dengan beberapa staf yang memusatkan perhatian kepada mereka.

Saat hampir tertutup, Raka segera menekan tombol pada panel pintu lift, sehingga kembali terbuka. Lift pun bergerak menuju lantai atas dan hanya diisi oleh mereka.

"Sudah, Raka. Jangan pedulikan aku. Seharusnya aku sadar bahwa sejak awal keluarga kamu memang tidak suka dengan hubungan kita, dan itu hak mereka karena mereka menginginkan yang terbaik untuk kamu." Hellen menyeka lelehan air mata dengan sapu tangan.

"Mereka hanya salah menilai kamu, Hellen." Raka masih berusaha membujuk.

"Kamu tidak akan bisa melakukan apapun untuk mengubah penilaian mereka terhadap aku." pekik Hellen, kembali terisak. "Aku tidak apa-apa, aku hanya sedikit sedih."

"Aku akan bicara dengan Abi dan Opa nanti." Raka menggenggam tangan Hellen, namun langsung ditepis oleh wanita itu.

"Jangan! Itu hanya akan memperburuk keadaan. Tolong mengerti aku, Raka. Aku senang kamu bisa menikah dengan Nirma. Dia gadis yang baik dan sempurna. Dia tumbuh dalam lingkungan orang-orang baik. Sangat wajar kalau keluarga kamu memilih dia. Aku mohon terima Nirma sebagai Istri kamu."

"Aku tidak bisa!" Tangan Raka terulur mengusap lelehan air mata di pipi sang kekasih.

Hellen mendongak sehingga tatapan keduanya saling mengunci.

Namun, pintu lift yang terbuka menyadarkan keduanya. Sontak Hellen melepas tangan Raka dan berlari keluar.

"Hellen!" Raka mendengus marah.

**********

**********

1
Konny Rianty
Thorrrr" bikin raka jatuh cinta sm Nirmaa" dn melihat wajah nya"Baru nyahok.dia" Wajah istri nya speek Bidadariii....
Konny Rianty
Thorrr" bikin Raka lihat Wajah Nirmaaa"" biar nyahokk tuh Rakaaa...
Konny Rianty
Thorrrr"" bikin Raka jatuh cinta sm Nirmaaa....
Konny Rianty
lamuttt Thorrrr" yg Buanyakkkk heeee heeee....
Umu Kahar
/Angry//Angry//Angry/
Elfira Yozarina
ko nga ada lanjutanya....
Al Thaf
bagus si
Konny Rianty
Akh...sedih thorrr" bc nya pengen nangiss...kapan raka mau membuka hati nya untuk Nirmaa"" kamu pergi aja dr rumah, biar nyahok si Raka sableng ituu....
Uthie
keep 👍
Wiwik murniati
Luar biasa
Rieya Yanie
jangan jangan adiknya bryan
Eka raffasya
sangat² bagus/Rose//Rose/
Konny Rianty
Lanjut Thorr" bgs cerita nyaaa....
Asmarni Sias
lanjut
Reni Fitria Mai
sabungan nyo dong 🙏😭
Reni Fitria Mai
Hati saya yg menjerik melihat perlakuan suaminya 😭😭😭😭
Konny Rianty
lanjut Thorrrr" bgs cerita nyaaa....
Konny Rianty
Muak kaliii nengok raka" bikn si raka pisah dgn Nirma thoorr" biar nyesel ntiii
Konny Rianty
Zahraaa nya" pasti Nirma itu..
lanjut Thorrr" bgs cerita nyaaaa....
Rian Moontero
lanjooot yuuukk smangaaaaat💪💪🤸🤸🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!