Netha Putri, wanita karir yang terbangun dalam tubuh seorang istri komandan militer, Anetha Veronica, mendapati hidupnya berantakan: dua anak kembar yang tak terurus, rumah berantakan, dan suami bernama Sean Jack Harison yang ingin menceraikannya.
Pernikahan yang dimulai tanpa cinta—karena malam yang tak terduga—kini berada di ujung tanduk. Netha tak tahu cara merawat anak-anak itu. Awalnya tak peduli, ia hanya ingin bertanggung jawab hingga perceraian terjadi.
Sean, pria dingin dan tegas, tetap menjaga jarak, namun perubahan sikap Netha perlahan menarik perhatiannya. Tanpa disadari, Sean mulai cemburu dan protektif, meski tak menunjukkan perasaannya.
Sementara Netha bersikap cuek dan menganggap Sean hanya sebagai tamu. Namun, kebersamaan yang tak direncanakan ini perlahan membentuk ikatan baru, membawa mereka ke arah hubungan yang tak pernah mereka bayangkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebahagiaan Di Mini Zoo
Pagi itu, Netha dan si kembar, Al dan El, sudah sampai di depan Mini Zoo yang tampak begitu asri. Taman yang luas dengan pohon-pohon hijau rindang, bunga berwarna-warni, dan kolam ikan kecil yang terlihat jernih menyambut kedatangan mereka. Air mancur di tengah kolam menambah kesejukan suasana.
"Wow, mama! Lihat itu, ada kolam ikan!" seru Al, sambil menunjuk ke arah kolam ikan yang tampak tenang di depan pintu masuk.
Netha tersenyum sambil memarkir mobil. “Iya, nanti kita lihat lebih dekat. Kita harus beli tiket dulu, ya?”
El yang duduk di kursi belakang mobil juga ikut melongok dari jendela. “Ada ikan-ikan besar, kan, Ma?”
“Pasti ada. Yuk, kita cepat antri,” jawab Netha dengan semangat, lalu keluar dari mobil sambil menggandeng tangan si kembar.
Mereka berjalan ke loket tiket dan mengantre. Pemandangan sekitar terasa begitu menyenangkan. Terdapat pohon-pohon besar dan pepohonan rimbun yang memberi teduh di sekitar loket. Beberapa pengunjung tampak tertawa dan berbicara santai satu sama lain, sementara si kembar terus berceloteh dan melompat kegirangan di depan Netha.
Al, dengan penuh semangat, berkata, “Mama, lihat! Itu banyak kura-kura di sana!” sambil menunjuk ke arah kandang kura-kura yang terlihat dari luar loket.
Netha tersenyum, “Kita lihat nanti, yuk. Kita beli tiket dulu ya.”
“Siap, Mama!” jawab El dengan penuh semangat.
Setelah membeli tiket all-package yang mereka ambil untuk menikmati semua wahana dan fasilitas Mini Zoo, Netha dan si kembar, Al dan El, melangkah memasuki area tersebut. Mini Zoo itu ternyata lebih besar dan Lebih menarik dari yang mereka bayangkan. Seperti dunia ajaib, dengan berbagai hewan dan wahana yang tersedia untuk dinikmati. Suasana di dalam zoo begitu hidup, dipenuhi tawa, canda, dan keinginan untuk mengeksplor lebih jauh.
Netha mengangguk sambil menggandeng tangan El. “Iya, kita lihat semua, ya. Kita mulai dari sini dulu.”
Mereka berjalan mengikuti petunjuk arah, melewati beberapa kandang hewan.
"Ma, aku lihat itu ada domba!" seru Al dengan semangat sambil menunjuk ke arah kandang domba yang tidak jauh dari mereka.
Netha menoleh dan tersenyum. "Ayo, kita lihat, tapi hati-hati ya," katanya sambil menggandeng tangan El yang sedikit lebih tenang daripada Al.
Al berlari kecil menuju kandang domba, diikuti oleh El dan Netha yang sedikit lebih santai. Keduanya begitu senang bisa melihat domba yang lucu itu. Al berjongkok dan mulai berceloteh, “Ini pasti Shaun the Sheep, Ma!” Netha tertawa mendengar ucapan Al yang lucu.
"Benar, ini Shaun the Sheep," jawab Netha, sesekali melihat El yang tampaknya sedang sibuk mengamati domba dengan serius. El memang memiliki kecenderungan untuk lebih fokus dan penuh perhatian terhadap detail.
“Boleh kasih makan mereka nggak, Ma?” tanya El dengan lembut sambil menggenggam tangan Netha, matanya penuh harap.
“Tentu saja nanti, kita beli dulu makanan hewannya, ya?”
Setiap kali mereka melihat hewan yang menarik, mereka akan berhenti sejenak untuk memperhatikan dan membaca informasi yang tertera di dekat kandang.
Mereka melanjutkan perjalanan untuk menjelajahi lebih banyak hewan. Terdapat banyak hewan yang menarik perhatian mereka, mulai dari kura-kura yang besar, merak dengan bulu yang berwarna cerah, hingga ayam yang berlarian bebas di kandang mereka. Netha dengan senang hati menjelaskan berbagai hal tentang hewan-hewan itu sambil mengajak si kembar membaca informasi di sekitar kandang.
“Ma, lihat! Itu ada ular besar!” teriak Al dengan bersemangat sambil menunjuk ke kandang ular piton yang panjang.
“Wow, ular piton, tuh. Dulu mereka bisa makan binatang sebesar ini,” jawab Netha sambil melirik kandang ular yang besar itu. Al terlihat sedikit terkejut, tetapi tetap penasaran, "Kenapa bisa gitu, Ma?"
"Itulah alam, sayang. Semua hewan punya cara sendiri untuk bertahan hidup," jawab Netha sambil tersenyum dan melanjutkan langkahnya.
Lanjut mengeksplorasi, mereka berhenti sejenak di kandang rusa. Al dan El tampak kagum melihat rusa yang sedang makan dengan tenang di dekat pagar. Al yang ceria langsung berlari mendekat, lalu bertanya, "Ma, kita bisa naik rusa juga?"
Netha tertawa. “Kita nggak bisa naik rusa, sayang. Tapi nanti kita bisa lihat mereka lebih dekat.”
Setelah puas berkeliling di area hewan, mereka menuju ke tempat yang lebih interaktif. Ada kelinci-kelinci yang lucu dan menggemaskan, serta tempat pemberian makan hewan. Netha membeli beberapa makanan untuk memberi makan kelinci-kelinci tersebut. Al dan El sangat senang ketika bisa memberi makan kelinci secara langsung. Mereka mendekatkan tangan mereka dengan hati-hati ke kelinci-kelinci kecil yang mendekat, kemudian tertawa kegirangan saat kelinci-kelinci itu mulai makan dari tangan mereka.
“Lucu banget, Ma! Ini pasti kelinci paling lembut di dunia,” kata El sambil tersenyum lebar.
“Yup, mereka sangat lembut. Ayo kasih makan lagi,” kata Netha, tersenyum melihat kegembiraan di wajah anak-anaknya.
Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan dengan menaiki kereta mini yang mengelilingi taman. Netha dan si kembar duduk di bangku, menikmati pemandangan dari atas. Al dan El begitu antusias, mereka berdua terlihat riang dengan wajah penuh kebahagiaan, sementara Netha tersenyum melihat kebahagiaan anak-anaknya yang tak terkira.
“Keren banget, ya, Ma. Ini seru banget!” seru Al dengan gembira.
“Benar, ini sangat menyenankan,” jawab Netha sambil menggandeng tangan El yang tampaknya lebih santai menikmati pemandangan di sekitar mereka.
Setelah puas menikmati wahana keliling dengan kereta mini, mereka melanjutkan petualangan ke wahana lainnya. Beberapa kali mereka meminta pengunjung lain untuk memotret mereka bertiga. Tentu saja, Netha dengan senang hati memotret Al dan El dengan berbagai ekspresi lucu mereka.
"Mama, foto aku sendirian di sini!" seru Al sambil berlari menuju patung merak yang besar. El hanya tersenyum dan bergabung dalam sesi foto bersama, sementara Netha mengarahkan kamera, mengambil foto anak-anaknya dengan berbagai pose lucu.
Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan ke bagian lain dari Mini Zoo. Seiring perjalanan, beberapa pengunjung yang tampaknya tertarik dengan keakraban mereka bertiga mendekat dan menyapa. Mereka mungkin mengira Netha adalah kakak dari si kembar, karena penampilannya yang tampak lebih muda dan energik, sementara si kembar yang ceria terlihat seperti adik-adik Netha.
“Maaf, boleh minta tolong fotoin kita?” tanya netha kepada pengunjung yang ingin mengabadikan momen mereka bertiga di Mini Zoo.
Mereka tersenyum ramah dan menjawab, “Tentu. Ayo, foto bersama.” mereka dengan senang hati memotret netha dan bahkan mereka juga meminta foto bersama si kembar yang tampan, kadang bersama netha yang cantik.
Setelah beberapa sesi foto yang menyenangkan, mereka melanjutkan perjalanan menuju kolam renang yang ada di Mini Zoo. Al dan El sudah tidak sabar untuk mengganti pakaian mereka.
Setelah puas berjalan-jalan, mereka menuju area kolam renang yang sudah mereka tunggu-tunggu. Al dan El tak sabar untuk mengganti pakaian renang mereka. Netha juga bersiap dengan baju renangnya yang santai namun tetap terlihat stylish, memilih pakaian renang yang sesuai dengan cuaca dan suasana.
Di kolam renang, tawa mereka kembali memenuhi udara. Al langsung melompat ke kolam dengan riang, sementara El tampak sedikit ragu, namun akhirnya ia bergabung setelah melihat Al begitu menikmati air. Netha ikut bermain air dengan mereka, sesekali berenang dan menggoda anak-anak dengan permainan air yang seru.
Tawa riang mereka memenuhi udara, mengundang perhatian beberapa pengunjung lain yang melirik ke arah mereka. Beberapa di antara mereka tampak kagum dengan kebahagiaan keluarga ini.
"Kayaknya mereka keluarga yang bahagia banget," bisik seorang ibu kepada temannya, yang sedang duduk di kursi panjang dekat kolam.
Netha yang sedang asyik bermain air bersama anak-anak mendengar bisikan itu dan tersenyum. “Kebahagiaan itu sederhana,” gumamnya pelan, sambil menepuk kepala El yang bermain di dekatnya.
Seperti biasa, banyak pengunjung yang menatap kagum melihat keakraban mereka bertiga. Tidak jarang ada pria muda yang melirik ke arah Netha dan si kembar, penasaran dengan kehangatan yang mereka tunjukkan. Mereka mungkin berpikir Netha adalah kakak dari si kembar, karena usia Netha yang masih terlihat muda dan energik.
Tak lama, beberapa pria muda yang tampaknya tertarik melihat keakraban mereka bertiga datang mendekat. Mereka berusaha membuka percakapan, mengira bahwa Netha adalah kakak dari si kembar.
Pria pertama, yang mengenakan jaket kulit dan celana jeans, memulai percakapan. “Hai, maaf, saya perhatikan tadi kalian bermain seru banget. Boleh kenalan?”
Netha tersenyum ringan dan menjawab, “Tentu, saya Netha. Ini anak-anak saya, Al dan El.”
Pria kedua, yang tampak lebih santai dengan kaos oblong dan kacamata hitam, menambahkan, “Wah, kalian keluarga yang keren! Sepertinya sering main bareng, ya?”
“Ya, kami memang senang jalan-jalan bersama,” jawab Netha dengan ramah, namun tetap menjaga jarak.
Pria ketiga, yang lebih muda dan tampak lebih energik, melirik ke arah Al dan El yang tengah bermain. “Mereka sangat lucu. Jadi, kalian tinggal di sini di sekitar Mini Zoo?”
Netha mengangguk pelan. “Iya, kami tinggal tak jauh dari sini. Kami memang suka datang ke tempat seperti ini.”
Namun, saat Al tiba-tiba berlari ke arah mereka sambil memanggil, “Mama, aku mau foto lagi!” Netha menjawab sambil tersenyum hangat, “Tunggu sebentar, ya, sayang?”
Tiga pria itu terlihat kaget, menyadari bahwa Netha adalah ibu dari si kembar. Mereka saling berpandangan, merasa sedikit canggung.
Pria pertama akhirnya berkata, “Oh, maaf, kami kira kalian kakak-adik. Jangan marah, ya?”
Netha tersenyum dan mengangguk. “Tidak masalah, terima kasih atas perhatian kalian.”
Dengan sedikit canggung, para pria itu meminta maaf dan berlalu, merasa sedikit kecewa. Mereka mengira Netha lebih muda dari usia aslinya dan lebih terlihat seperti kakak dari si kembar. Namun, Netha hanya tersenyum, menikmati waktu bersama anak-anaknya yang begitu berharga.
🎡 Obrolan dengan Pengunjung Lain
Setelah percakapan itu, Netha kembali ke sisi kolam, bergabung dengan Al dan El yang sudah hampir selesai bermain air. Di sekitar mereka, para pengunjung lain terlihat tersenyum dan berbisik.
“Lihat, mereka sepertinya keluarga yang sangat bahagia,” kata seorang ibu yang duduk di kursi panjang.
Temannya mengangguk. “Iya, mereka kelihatan serasi sekali. Tapi aku kira itu adalah kakak mereka, bukan ibu. Lihat saja si Al dan El, mereka sangat dekat.
“Iya, keluarga yang penuh kebahagiaan, tidak bisa dipungkiri.”
Beberapa pengunjung lain juga melihat ke arah Netha dan anak-anak, terlihat kagum dan tersenyum.
Namun, Netha hanya menikmati suasana itu, berfokus pada anak-anak yang sedang bermain. “Mereka sudah cukup bahagia, biar aku yang menjaga mereka dengan baik,” pikir Netha dalam hati.
Saat itu, di kejauhan, seorang pria muda tampak melirik mereka sekali lagi. Hatinya mulai bergumam, berpikir tentang Netha dan kehangatan yang ia bawa ke dalam hidup anak-anak tersebut.
Saat mereka akhirnya duduk di tepi kolam renang untuk beristirahat, Al dan El tampak puas dengan petualangan yang mereka jalani. Netha melihat wajah mereka yang penuh kebahagiaan, dan ia merasa senang bisa memberikan pengalaman yang menyenangkan untuk anak-anaknya.
“Terima kasih, Mama. Ini hari yang seru banget,” kata Al sambil menggandeng tangan Netha.
“Iya, Ma. Aku senang banget,” tambah El, matanya bersinar penuh kebahagiaan.
Netha tersenyum lebar, merasakan kebahagiaan yang luar biasa. “Aku juga senang, sayang. Terima kasih sudah menemani Mama. Kita akan datang lagi ke sini, ya?”
Al dan El menjawab dengan serempak, “Iya, Mama! Pasti!”
Hari itu, mereka pulang dengan penuh kebahagiaan dan kenangan indah yang tak akan terlupakan.