CINTA ATAU LUKA

Adiba melangkah meninggalkan sang ayah yang masih menatapnya meninggalkan ruang besuk,Adiba memaksakan kakinya agar langkahnya lebih ringan,tak henti - hentinya ia melafalkan istighfar untuk menguatkan hati nya, kakinya gontai saat berjalan begitupun dengan perasaan nya yang terasa begitu berat meninggalkan sang ayah, perasaan Adiba seakan ada yang berbisik bahwa ini adalah pertemuan terakhirnya dengan sang ayah.

Adiba sudah berada di luar lapas,ojek pesanan nya sudah menunggu, tanpa membuang waktu lagi, ia langsung menaiki ojek dan meninggalkan tempat itu,kali ini tujuannya adalah kembali ke rumah,ia butuh istirahat sebelum melanjutkan kegiatannya di klinik tempat ia bekerja.

" Terimakasih ya mbak" setelah mengucapkan terimakasih pada driver ojek online yang ia pesan dan memberikan ongkos,Adiba memasuki pagar rumah, sedangkan sang tukang ojek memutar arah motornya meninggalkan Adiba.

Memasuki rumah,Adiba kembali merasakan kesunyian,ia memutuskan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya,baru setelah nya ia istirahat, walaupun tak lama,tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan tidurnya.

" Alhamdulillah..ya Allah..." ucapan hamdallah mengakhiri aktivitas nya dan berakhir dengan memejamkan matanya, setelah menyetel alarm agar tidak bangun kesorean,Adiba harus bangun siang, setelah ibadah Zuhur ia harus ke klinik.

****

Di lain tempat..

" Abi...sini" suara seorang wanita cantik mengalihkan perhatian Abizar yang tengah berjalan beriringan dengan asisten pribadi nya di antara padanya kerumunan orang-orang di bandara.

" Hai...apa kabar? " Abizar membalas sapaan sang wanita setengah jarak keduanya cukup dekat.

"(I'm fine, but I really miss you (aku baik,tapi aku sangat merindukanmu)" tak sungkan,wanita cantik itu langsung menghambur memeluk erat tubuh kekar Abizar,wanita yang telah lima tahun menjadi kekasih nya.

Balasan hangat dari Abizar di rasakan Dea,Abizar mengusap lembut punggung sang kekasih" bagaimana PPDS mu Hem? Berjalan lancar kan?" tanya Abizar.

Dea mengangguk senang" lancar dong,dan sekarang aku akan bekerja di rumah sakit keluarga mu" jawab Dea semangat.

Abizar tersenyum seraya mengangguk kecil" semangat,kamu pasti bisa jadi yang terbaik" Aby menyemangati Dea, membuat wanita cantik itu tersenyum lebar.

" Bagaimana perjalanan mu Hem? Lancar?" Dea bertanya pada Abizar tentang perjalanan bisnis kekasih nya, keduanya memasuki mobil yang Dea bawa, sedangkan asisten Abizar menaiki mobil yang seharusnya menjemput Abizar dan dirinya.

Abizar mengangguk" cukup lancar,bukan masalah yang terlalu pelik,hanya ada beberapa penghianat seperti biasanya, serangga kecil yang tak tau diri" jawab Abizar santai,ia baru kembali dari Mexico untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di salah satu perusahaan pribadi miliknya,sebuah perusahaan yang memproduksi senjata yang menjadi andalan para mafia.

" Sorry aku ga bisa jemput kamu kemarin" tambah Abizar, karena seharusnya ia menjemput kepulangan Dea dari Inggris,gadis cantik itu baru saja menyelesaikan pendidikan spesialis nya,kini gadis yang berstatus sebagai kekasihnya itu adalah seorang dokter spesialis kulit.

" Ga masalah, aku tau kamu sibuk, asalkan hatimu tidak mendua aku akan terima walaupun kau cuek padaku karena kesibukan mu" jawab Dea santai,ia memang wanita yang sangat baik,sabar dan lembut,ia sangat mencintai dan menyayangi Abizar,dan Dea juga tau mereka bisa menjadi sepasang kekasih seperti sekarang berawal dari sebuah taruhan,ya Abizar dan sahabatnya bertaruh untuk bisa menjadi kekasih Dea, karena saat kuliah dulu Dea termasuk salah satu mahasiswi berprestasi dan cukup terkenal di kampus mereka karena kecantikan nya.

" Good girl,kamu terbaik" balas Abizar santai, senyuman lembutnya meluruhkan hati Dea,Abi juga terlihat sangat menyayangi kekasihnya,lima tahun mereka menjalin hubungan,Abi selalu memenuhi segala kebutuhan Dea, walaupun gadis cantik itu menolak nya,Dea terlahir dari keluarga yang cukup berada,tapi Aby justru memberikan nya sebuah kartu kredit untuk ia gunakan,menurut Aby ia sudah mencintai Dea.

Dea bergelayut manja di lengan Abizar, membuat pria tampan itu tersenyum, matanya fokus menatap jalanan" aku harus segera ke kantor,kamu ga pa pa kan?" pungkas Abizar.

" Its okay...aku juga harus ke rumah sakit, ada beberapa hal yang harus aku lakukan sebelum besok aktivitas perdana ku di sana di mulai" jawab Dea santai,Abizar mengangguk,dia bangga karena Dea bisa bekerja di rumah sakit milik orang tuanya tanpa bantuan nya, begitupun dengan Dea yang merasa bangga karena ia memang berprestasi.

Hubungan mereka sudah berjalan lima tahun,tapi belum sekalipun Aby mengenalkan Dea sebagai kekasihnya pada keluarga nya,Aby mengatakan ia tak akan mengenalkan seorang wanita pada keluarganya jika mereka belum berkomitmen untuk menikah,itu adalah komitmen nya sejak awal,karena Aby mengatakan ia masih ingin fokus pada bisnisnya dan belum berniat menikah muda.

Dea bisa maklum dan mengerti,Aby adalah pria yang sangat berambisi dalam pekerjaan,ia tak akan berhenti sebelum tujuannya tercapai, walaupun tidak sampai 💯 persen, setidaknya 80 persen harus dapat ia raih.

Dan Dea juga memiliki ambisi untuk mengejar karir nya sebagai seorang dokter,namun ia tak akan menolak jika Abizar mengajaknya menikah secepatnya, walaupun ia bermimpi untuk menjadi salah satu dokter kulit terbaik di tanah air, mengingat keluarga sang kekasih memiliki rumah sakit yang sudah di pastikan akan di wariskan pada Abizar,Dea ingin ia pantas berdiri menjadi pendamping pria tampan itu.

Di luar negeri Abi sering membawa Dea di acara jamuan dengan rekan-rekan bisnisnya,wanita cantik dan energik itu memiliki IQ yang cerdas, sehingga membuat Aby bangga menjadikan Dea pasangannya saat menghadiri undangan pesta rekan-rekan bisnisnya dan mengenalkan nya.

" Terimakasih..kamu langsung ke rumah sakit? " Abizar menghentikan mobil Dea di parkiran perusahaan nya.

Dea mengangguk seraya tersenyum" Rencananya sih gitu,aku harus merapikan ruangan yang akan menjadi ruangan ku nanti nya,makan siang nanti kalau kamu tidak sibuk bisa bareng kan?"

Abizar mengangguk seraya tersenyum, mengusap lembut puncak kepala Dea" akan aku usahakan ya,jika ada yang kamu butuhkan di rumah sakit langsung hubungi aku atau Jhon " pesan Abizar pada Dea.

Dea mengangguk patuh" ia sayang..kamu tenang aja ya,tentu aku akan menghubungimu apapun yang terjadi,ya sudah keluar gih" balas Dea.

Abizar mengangguk dan lagi-lagi mengusap lembut puncak kepala Dea, membuat gadis cantik itu merasa sangat di sayang.

Cup...

Satu kecupan singkat dari Dea di pipi Aby,sebelum pria tampan itu turun dari mobilnya, membuat Aby tersenyum seraya menggeleng melihat tingkah Dea,gadis cantik itu sangat penurut,ia selalu patuh pada peraturan Aby,usia mereka tak jauh beda,hanya satu tahun Abi lebih tua darinya.

" Bay...love you" Dea melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan,di sertai kata cinta yang hampir setiap mereka bertemu akan ia ucapkan,ia gadis dewasa dan tidak malu untuk mengungkapkan perasaan nya pada pasangan nya,Dea bahkan pernah mencoba menawarkan dirinya pada Abizar tapi dengan tegas Abizar menolak,dan Dea menanggap itu karena Abi sangat mencintai nya.

Abi membalas lambaian tangan Dea,seraya tersenyum tipis menatap kepergian sang kekasih,baru setelah nya ia memutar tubuhnya melangkah menuju lobby perusahaan sang papa,setelah mobil Dea menghilang dari pandangan nya.

Setelah berbalik Abizar kembali merubah ekspresi wajah nya menjadi datar dan dingin, pikirannya tiba-tiba terbayang pada seseorang, seseorang yang sudah hampir satu bulan tak ia temui,siapa lagi kalau bukan Adiba,sang partner ranjang nya,dan entah mengapa ia seakan tak merasa bersalah pada Dea dengan perselingkuhan nya.

Abizar memasuki gedung kantor dan langsung menuju lift khusus dirinya,di ikuti Jhon sang asisten yang memang menunggu nya di lobby.

" Sore nanti hubungi perempuan itu, saya tunggu di restoran xx ada yang ingin saya bicarakan" perintah Abizar pada Jhon.

Selama menjalin hubungan dengan Adiba,ia tak pernah menghubungi wanita itu dengan ponselnya sendiri, selalu Jhon sang asisten yang menghubungi Adiba.

" Baik tuan muda,akan saya hubungi segera" Jhon bergerak cepat, mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi hijau,ia mencari no kontak yang ia beri nama nona muda malang,dan segera mengirimkan pesan sesuai perintah sang atasan.

Abizar memasuki ruangan nya dan mulai berkutat dengan berkas-berkas yang menumpuk,dua Minggu ia tidak berada di Indonesia,hal itu membuat pekerjaan nya menumpuk,ini semua karena papa nya masih berada di rumah sakit, walaupun kedua orang tuanya sudah melewati masa kritis dan sudah sadar,tapi kedua nya masih harus di rawat di rumah sakit.

****

Di lain tempat..

Dea berjalan anggun memasuki lobby rumah sakit,menyapa beberapa pekerja dengan ramah, mereka adalah calon rekan kerjanya nantinya,Dea menuju ruangan direktur rumah sakit itu terlebih dahulu, seseorang yang juga ia kenal,dan seniornya saat kuliah di kedokteran dan orang tersebut adalah Anak adopsi dari kedua orang tua Abizar.

****

Tak terasa siang terlewatkan dan sore pun menjelang,Adiba baru saja selesai merapikan sisa pekerjaan nya, karena ia harus bertugas di rumah sakit,namun sebelumnya ia harus ke sebuah cafe yang tak jauh dari pusat kota,Adiba sudah membaca pesan dari asisten pribadi Abi.

Dengan menaiki ojek online,Adiba tiba di tempat yang di perintahkan oleh asisten Abi,dan secara otomatis ia langsung di arahkan ke sebuah ruangan khusus" lebih tepatnya ruangan VVIP"

Adiba langsung menuju meja yang terlihat ada Abi di sana" maaf saya terlambat" Adiba tulus meminta maaf, karena memang ia terlambat.

" Untuk satu Minggu kedepan kamu tidak perlu datang ke villa, karena aku tak menginginkan mu,dan aku memiliki kekasih, kekasihku sudah kembali ke Indonesia,jadi saat kamu melihat ku di luaran jangan pernah menyapa ku,kita hanya orang asing" pesan Abizar enteng,ia tak menyadari perkataan nya itu terasa sangat menyakitkan hati yang lain.