NovelToon NovelToon
Benih Sang Cassanova

Benih Sang Cassanova

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:46.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: D'wie

Rainero yang tampan dan kaya memiliki pesona bagi para wanita, semua yang ada disekelilingnya dapat diatur olehnya dan mengikuti jejaknya.

Namun kehidupan sempurnanya ternodai oleh diagnosasi kemandulan. Dia ditinggalkan oleh calon istrinya, dia menjadi lelaki yang mempermainkan berbagai wanita.

Suatu hari, sebuah malam penuh gairah yang dia lewatkan dengan sekretarisnya Shenina, memunculkan perubahan kedua dalam kehidupannya-- Shenina hamil.

Shenina cantik, cerdas dan baik hati, Rainero tidak bisa mengendalikan hatinya yang terus memperhatikan dia.

Namun Rainero yang mandul bagaimana bisa membuat orang hamil ? Dia mengusirnya dengan marah.

Kebenaran terungkap ...
Shenina sedang mengandung anaknya...
Rainero menjadi gila, namun wanita yang dicintainya menghilang tanpa jejak.

Akankah mereka bertemu kembali ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BSC 6

Seperti biasa, pagi ini Shenina masuk ke kantor lebih pagi daripada Rainero dan Axton. Sebagai sekertaris, memang ia dituntut datang lebih awal sebab ia harus menjadwal kegiatan atasannya dan mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan atasannya.

Shenina sedang merapikan laporan saat Rainero dan Axton tiba di kantor. Shenina pun segera berdiri sambil menundukkan wajahnya. Ia merasa canggung untuk bersitatap dengan atasannya itu. Bahkan dengan Axton pun ia makin menjaga jarak dan Axton menyadari itu.

"Morning, Shen," sapa Axton seraya tersenyum manis. Namun Shenina hanya menanggapi dengan senyum tipis. Senyum yang terlihat sekali sedikit dipaksakan membuat dahi Axton mengernyit heran.

"Morning too, Mr. Axton."

"Are you okay?" tanya Axton yang merasa keadaan Shenina yang sedang tidak baik-baik saja. Padahal kemarin akhir pekan, seharusnya Shenina masuk ke kantor dengan lebih bersemangat karena dapat menghabiskan waktu dengan beristirahat ataupun berlibur dengan sang kekasih. Tapi wajah Shenina tampak muram dan Axton sangat menyadari itu.

"Yes, i'm okay."

Interaksi antara Axton dan Shenina tentu saja menarik atensi Rainero yang berjalan di depan Axton. Rainero melirik tajam ke arah Shenina, tapi perempuan itu acuh tak acuh. Ia tak menggubris sama sekali. Bahkan ia tidak menyadari Rainero tengah melirik tajam dirinya.

Tak ingin banyak bicara dengan Axton, Shenina pun segera menyelesaikan pekerjaannya sebab setelah ini laporan itu harus segera diserahkan pada Rainero di ruangannya.

"Pak," panggil Shenina saat Axton hendak beranjak dari sana.

"Ya," Axton segera menghentikan langkahnya sambil tersenyum lebar. Jarang-jarang Shenina mau memanggilnya seperti itu.

"Bisa saya minta tolong titip laporan ini!" Shenina mengangkat map berisi laporan yang harus diserahkan pagi ini ke Rainero. Axton sampai mengerutkan keningnya, merasa aneh dengan sikap Shenina yang tidak biasanya menitipkan sesuatu pada orang lain termasuk dirinya.

Axton pun mengangguk, tak ada alasan untuk menolak. Ingin bertanya kenapa Shenina menitipkan map tersebut padanya pun ia enggan. Tak ingin banyak bertanya, Axton pun meraih map tersebut sambil tersenyum.

"Baiklah." Axton tersenyum lebar.

"Terima kasih, pak."

"Tak perlu sungkan."

Setelah menerima laporan itu, Axton pun segera membawanya ke ruangan Rainero.

"Ini," ujar Axton sambil meletakkan map tadi ke atas meja.

Rainero mengerutkan keningnya, " mengapa kau yang mengantarkannya? Kemana perempuan itu?"

"Perempuan itu? Dia punya nama. Shenina. Dan dia sekretarismu," omel Axton tak suka cara Rainero menyebut Shenina. "Dia ada di mejanya. Mungkin sibuk jadi dia menitipkan ini padaku."

Rainero mengangguk, meskipun ia merasa kesal karena sikap Shenina yang sok tak acuh.

"Malam itu ... tidak ada yang terjadi pada kalian berdua kan?" tanya Axton memastikan. Entah mengapa ia merasa sikap Shenina sedikit aneh, membuatnya penasaran.

Rainero menelan ludahnya kasar. Apalagi saat melihat tatapan penuh tanya dari Axton.

"Tidak. Tidak ada. Saat aku terbangun, sia sudah pulang," kilah Rainero sedikit gugup, tapi ia tetap berusaha bersikap tenang di hadapan Axton.

Axton menganggukkan kepalanya, "mungkin dia merasa canggung karena malam itu melihatmu mabuk." Setidaknya, ini yang terlintas di pikiran Axton. Rainero lantas bernafas lega karena Axton tidak mencurigai mereka.

Sementara itu, di meja kerjanya, Shenina tak henti-hentinya menghela nafas panjang. Sambil mengetik, ia tak henti-hentinya pula melirik layar ponselnya yang terus berkedip. Entah sudah berapa banyak panggilan tak terjawab dan pesan yang dikirimkan Theo padanya, tapi satupun tak ia gubris sejak kemarin.

Perasaan bersalah memenuhi benaknya. Padahal di negara itu, perempuan yang sudah tidak virgin lagi sudah biasa. Tapi tetap saja, perasaan bersalah itu bercokol dalam benaknya. (Kalau sadar, othor menggunakan latar luar negeri. Tapi tidak begitu disebut negara mana.)

Oleh sebab itu, ia terus mengabaikan Theo. Ia tahu, menghindar tidak akan menyelesaikan masalahnya, tapi ia sendiri belum siap untuk berkata jujur. Ia pun belum siap bertemu Theo. Entah apa yang harus ia katakan. Belum-belum, lidahnya sudah terasa kelu.

Shenina kembali menghela nafasnya. Pekerjaannya sudah menumpuk, tapi pikirannya benar-benar sedang kacau. Ia tidak bisa berkonsentrasi sama sekali. Namun pekerjaan tetaplah pekerjaan. Ia harus menyelesaikannya tak peduli dengan permasalahan yang tengah menggempurnya. Entah bagaimana ia harus berhadapan dengan atasannya setelah ini. Ia harap hanya bisa berusaha bersikap profesional. Apalagi ia membutuhkan pekerjaan ini. Tidak mudah mendapatkan pekerjaan yang bagus dengan gaji yang memuaskan di negara itu. Karena itu, selagi ia masih bisa bertahan, ia akan terus bertahan meskipun entah sampai kapan ia dapat melakukannya.

...***...

Shenina mengerang pelan. Ada berkas yang harus ia serahkan pada Rainero pun ada yang membutuhkan tanda tangannya. Shenina benar-benar bingung. Perasaannya jadi kian tak menentu apalagi setelah berdiri di depan pintu ruangan Rainero. Sekelebat ingatan malam panas yang ia lalui dengan Rainero melintas di benaknya. Malam dimana untuk pertama kalinya ia merasakan tubuhnya dijamah. Malam dimana untuk pertama kalinya pula ia merasakan sensasi tak biasa sekaligus kenikmatan yang luar biasa.

Yah, Shenina akui malam itu benar-benar luar biasa. Tapi malam itu juga sekaligus merupakan malam kehancurannya. Entah bagaimana cara ia menyikapi permasalahan ini. Ia sendiri bingung, tapi tetap saja, tak mungkin ia menghindari atasannya itu. Ia hanya berharap, Rainero tidak melakukan sesuatu yang dapat menambah kehancurannya. Ya, hanya itu harapnya.

Tok tok tok ...

"Masuk," seru Rainero dari dalam ruangannya.

Shenina pun segera masuk setelah mendapatkan izin untuk masuk ke dalam ruangan Rainero.

"Ini berkas-berkas yang Anda minta, pak. Dan ini berkas dari bagian divisi pengembangan yang meminta tanda tangan Anda," ujar Shenina datar. Sebisa mungkin ia tetap bersikap profesional meskipun dalam dadanya sedang bergemuruh.

Rainero mengangguk sambil meraih berkas itu dan memeriksanya sekilas. Shenina pikir semua akan baik-baik saj, hingga tiba-tiba Rainero membuka suara mengenai malam panas yang telah mereka lalui.

"Untuk malam itu ... "

Nafas Shenina seketika tercekat saat Rainero membuka suaranya.

"Aku tidak akan basa-basi. Aku melakukannya secara tidak sadar jadi aku harap kau mengerti."

Jeda sejenak. Shenina sudah gemetar saya Rainero tiba-tiba membuka laci meja kerjanya dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sana.

Nafas Shenina kian tercekat saat Rainero tiba-tiba melemparkan sebuah amplop coklat yang sedikit tebal ke arahnya.

"Itu ... terserah kau menganggapnya apa. Aku pikir itu cukup untuk membayar malam itu sekaligus menutup mulutmu. Aku harap kau tidak membuka mulut pada siapapun termasuk Axton mengenai malam itu. Apa kau mengerti?"

Nada datar penuh kesombongan keluar dari bibir Rainero membuat darah Shenina seketika mendidih. Apa laki-laki itu sedang menyamakan dirinya dengan wanita-wanita yang kerap ia bayar untuk memuaskannya? Tentu Shenina tidak terima. Jelas saja Shenina tidak terima karena ia bukanlah wanita seperti itu.

Shenina lantas meraih amplop coklat itu dan membukanya membuat Rainero menyeringai senang. Namun seringai kesenangan itu seketika berubah menjadi ekspresi murka saat Shenina tiba-tiba saja mengeluarkan lembaran dollar itu dan melemparkannya ke arah Rainero dengan sorot mata tajam penuh amarah.

"Jangan samakan saya dengan

wanita yang kerap Anda bayar untuk memuaskan Anda! Aku bukan mereka dan sampai kapanpun takkan pernah jadi seperti mereka," gertak Shenina murka. "Anda bilang apa? Saya jangan membuka mulut pada orang-orang termasuk tuan Axton mengenai malam itu? Anda tenang saja, saya akan tutup mulut tanpa perlu Anda mengeluarkan satu dollar pun," imbuhnya lagi seraya mendesis. Harga diri Shenina serasa diinjak-injak oleh Rainero. Ia merasa terhina karena sikap arogan Rainero yang menyamakannya dengan para wanita bayaran itu.

Setelah mengucapkan itu, Shenina pun melangkah dengan anggun keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Rainero yang menggeram marah karena merasa terhina oleh sikap Shenina yang menurutnya begitu arogan.

"Shitttt!" umpatnya. "Awas saja kalau ia berani membocorkan mengenai malam itu pada orang-orang. Aku pastikan akan menghancurkannya!" desis Rainero dengan tangan mengepal.

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

1
FATIMAH SIDIK
Luar biasa
Wirda Wati
😂😂😂😂😂😂😇
Wirda Wati
dasar CEO sableng 😂😂😂😂
Wirda Wati
😂😂😂😂😂😂😂
Wirda Wati
ketemu deh
Wirda Wati
suka dgn axton
Wirda Wati
kereeen thort
Wati Untung
Kecewa
Wati Untung
Buruk
Wirda Wati
yang tau dimana shenini hanya kamu thort😂😂😂
Wirda Wati
shenina perempuan yg kuat.
Wirda Wati
ternyata berdusta pada diri sendiri itu susah.
Wirda Wati
rain ngidam...
Wirda Wati
Jesica palingnya ..
Wirda Wati
lanjuut...
Wirda Wati
mampus...makanya dengar dulu penjelasan shenina.
Wirda Wati
apa yg kau tanam itu yg kau tuai
Ambar ..
Jesica adalah cerminmu.
Wirda Wati
ternyata masih ada secercah harapan untukmu shenina.
Wirda Wati
dasar lebay....
tunggu karmamu..
Wirda Wati
😭😭😭😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!