• Cek umur sebelum membacanya.
Kendrick Davino Tan adalah seorang casanova, hidup dengan banyak wanita yang memuaskan gairahnya.
Dia bahkan menampung seorang wanita malam di mansion miliknya, yaitu Maurin. Maurin tak sendiri, dia bersama anak gadisnya, Zoya.
Yang diam-diam Ken jadikan fantasinya saat bercinta dengan Maurin dan banyak wanita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta Izin
Pagi hari seperti biasa Ken dan Zoya akan sarapan bersama di meja makan. Hari ini hari Minggu, dan Zoya tetap dikurung di dalam mansion seperti hari-hari sebelumnya.
Tiap pulang kuliah dia tidak diperbolehkan kemana-mana. Karena semenjak hari itu, Ken benar-benar menunjukkan keposesifannya pada gadis itu.
Zoya menghabiskan potongan roti bakar itu lebih dulu, lalu meminum susunya hingga tersisa setengah. Dia melirik Ken yang duduk tepat di depannya, Zoya bergeming, ragu antara ingin bertanya atau tidak.
Namun, karena kuasa ada pada pria itu. Akhirnya Zoya menghela nafas dan mencoba untuk berani. "Dad." Panggilnya.
Membuat Ken seketika mengangkat kepala dan menatap ke arah Zoya. Yang ditatap langsung gelagapan, selalu merasa terintimidasi oleh sorot mata Ken.
Ken mengangkat satu alisnya ke atas. "Ada apa?" tanyanya sambil mengunyah, lalu beralih menyesap kopi hitam yang masih mengepul asapnya.
Zoya menelan ludahnya terlebih dahulu. Lidahnya seolah kelu untuk diajak bicara. "Daddy, Zoya mau minta izin." Ucapnya sedikit terbata. Bahkan setelah mengatakan itu, dia reflek menggigit bibir bawahnya.
Dan Ken melihat itu, dia telisik seluruh bahasa tubuh Zoya.
"Izin ke mana?" Ken semakin menautkan kedua alisnya, merasa bahwa Zoya akan pergi tanpa ingin ada dirinya.
"Zoya ada tugas kuliah, dan harus dikerjakan berkelompok. Zoya izin pergi ke rumah temen yah, soalnya kemarin kita sudah janjian," jawab Zoya apa adanya.
Kemarin dia dan Raga sudah sepakat untuk mengerjakan makalah yang dibuat kelompok itu bersama dengan kedua teman wanita lainnya.
Zoya langsung setuju karena dia yakin pasti Ken akan menyetujuinya, Zoya berniat memberikan sebuah alasan dengan dibubuhi sedikit kebohongan.
"Dengan teman pria?" tanya Ken sebelum berkata IYA. Dia langsung berhenti sarapan, dan menyisakan potongan roti itu di atas piring.
Dan Zoya dengan cepat menggeleng. "Tidak ada, Daddy, semuanya wanita." Jawabnya mantap agar Ken percaya.
Ken menarik sudut bibirnya ke atas lalu menjetikkan jarinya. "Oke, kalau begitu undang saja teman-temanmu kemari. Kamu tidak perlu keluar!"
Jawaban Ken yang langsung membuat Zoya mengangkat kepalanya, dan menatap Ken lebih jeli.
"Tapi Daddy aku dan mereka sudah sepakat untuk mengerjakannya di rumah temanku yang lain!" jelas Zoya menggebu.
"Kalian tinggal mengubah lokasi, apa salahnya? Easy right?" balas Ken tak kalah menggebu pula.
"No, Dad. Ayolah, please. Biarkan Zoya pergi hari ini," Zoya mengatupkan kedua tangannya di depan dada, memohon dengan sorot mata mengiba pada Ken. Berharap pria ini sudi melepaskannya barang sebentar.
Hingga akhirnya pria dengan sejuta gairah itu pun menganggukkan kepala. "Oke, Daddy akan membiarkanmu pergi, asalkan Daddy yang mengantar dan menunggumu sampai selesai belajar kelompok."
Dan Zoya langsung melongo, apa-apaan sih ayahnya ini. Dia itu bukan anak kecil, yang harus diwaspadai gerak-geriknya.
"Dad, Zoya itu sudah dewasa. Bahkan Daddy sendiri pernah bilang, I am an adult! Lalu kenapa Daddy malah bersikap seperti ini?" Zoya merasa tidak terima dirinya yang terus terkekang oleh sikap posesif Ken.
Dan Ken menanggapi ucapan Zoya dengan begitu santai, seolah semua yang dia lakukan adalah sesuatu yang benar. "Daddy hanya mencoba untuk menjagamu. Jadi pergi bersama Daddy atau suruh teman-temanmu mengerjakan tugas di sini!"
"Dad!"
"Stop! Pilihanmu hanya itu, Daddy akan bersiap-siap dan selama itu kamu harus menentukan pilihan, pergi atau tidak!" tegas Ken, lantas dia pergi meninggalkan Zoya menuju kamarnya. Untuk berganti pakaian.
Sementara di bawah sana, Zoya merutuki sikap semena-mena Ken. Ada saja alasan yang begitu masuk akal dalam otak pria matang itu. Membuatnya tidak bisa bohong meski kecil.
*
*
*
Like komen jangan kendorrrrr yo