NovelToon NovelToon
Stalker Cinta

Stalker Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Queensha Narendra Sakti

"STALKER CINTA"
adalah sebuah drama psikologis yang menceritakan perjalanan Naura Amelia, seorang desainer grafis berbakat yang terjebak dalam gangguan emosional akibat seorang penggemar yang mengganggu, Ryan Rizky, seorang musisi dan penulis dengan integritas tinggi. Ketika Naura mulai merasakan ketidaknyamanan, Ryan datang untuk membantunya, menunjukkan dukungan yang bijaksana. Cerita ini mengeksplorasi tema tentang kekuatan menghadapi gangguan, pentingnya batasan yang sehat, dan pemulihan personal. "STALKER CINTA" adalah tentang mencari kebebasan, menemukan kekuatan dalam diri, dan membangun kembali kehidupan yang utuh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queensha Narendra Sakti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bayangan Mengintai

Hari demi hari berlalu, dan meskipun Naura mencoba untuk melanjutkan hidupnya, ketegangan yang terus-menerus menghantuinya tak bisa dihindari. Setiap malam, ketika ia menutup matanya, bayangan ancaman itu kembali datang, mengisi setiap sudut pikirannya. Meski ada banyak orang yang mendukungnya, dan ia tahu bahwa segala sesuatu sedang dipantau dengan ketat oleh Ardi dan Ryan, namun rasa tidak aman itu tetap menggerogoti.

Pernah suatu ketika, Naura merasa aneh ketika membuka jendela kamarnya untuk menghirup udara malam. Angin sejuk masuk dengan lembut, namun ada sesuatu yang mencurigakan di kejauhan. Ia melihat sesosok bayangan di balik pohon yang terlihat bergerak perlahan, seperti seseorang yang sedang mengawasi rumahnya. Seketika, tubuhnya terasa kaku. Nafasnya terhenti, dan dalam detik itu, segala ketakutan yang sudah lama ia pendam seakan muncul kembali.

Dengan gemetar, Naura menutup jendela dan segera mengunci pintu. Ia tahu itu bisa saja hanya halusinasi, tetapi perasaan tidak tenang yang membayangi seluruh tubuhnya membuatnya sulit untuk berpikir rasional. Hanya beberapa menit setelah itu, ponselnya berbunyi. Sebuah pesan singkat dari Ryan yang muncul di layar.

*"Naura, ada yang tidak beres. Aku mendapat kabar ada seseorang yang mencoba mendekati apartemenmu. Tetap di dalam dan waspada. Kami sedang dalam perjalanan."*

Naura merasa cemas, tetapi ia mencoba untuk tetap tenang. Segera setelah menerima pesan itu, ia memeriksa semua pintu dan jendela rumahnya untuk memastikan semuanya terkunci rapat. Dalam hatinya, ia berharap itu hanya salah paham, tetapi perasaan tidak nyaman yang mengusik batinnya tak bisa diabaikan.

Setelah beberapa menit yang terasa seperti berjam-jam, Naura mendengar suara mobil berhenti di depan rumahnya. Pintu depan diketuk dengan keras, dan suara itu membawa rasa lega sekaligus ketegangan. Ia membuka pintu dengan cepat dan melihat Ryan berdiri di sana, wajahnya serius dan tegas.

"Semuanya baik-baik saja?" Ryan bertanya, menatap Naura dengan perhatian yang mendalam.

Naura mengangguk, meski matanya masih tampak ragu. "Aku... aku melihat seseorang di luar, Ryan. Seperti dia mengamati rumah ini."

Ryan mengangkat alis, kemudian melangkah masuk, membawa ketenangan bersama keberadaannya. "Jangan khawatir. Kita sudah mengatur pengamanan dengan baik. Ardi sudah menghubungi tim lain untuk memantau lebih jauh. Kamu tetap aman."

Namun, meski ada kata-kata penyemangat dari Ryan, hati Naura tidak bisa begitu saja merasa tenang. Bayangan itu, sosok yang mengintai, terus terbayang di pikirannya. Ia merasa seolah-olah ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar perasaan paranoid yang menguasainya.

Setelah kejadian itu, Ardi datang beberapa kali untuk memeriksa dan mengonfirmasi situasi sekitar apartemen Naura. Meskipun pengamanan yang ada semakin diperketat, Naura masih merasa bahwa ancaman yang sebenarnya belum sepenuhnya terungkap. Ada perasaan aneh yang tidak bisa ia jelaskan, seperti ada seseorang yang terus mengawasinya, seolah mengetahui setiap gerakan yang ia lakukan.

Kepercayaan diri Naura sedikit demi sedikit mulai tergerus. Ia merasa, meskipun ia mencoba untuk melindungi diri, ancaman ini tidak hanya datang dari orang asing yang terlihat, tetapi ada sesuatu yang lebih misterius. Seseorang yang sangat dekat, seseorang yang bahkan bisa mengenalinya dengan baik, seolah memainkan permainan ini dengan cerdas.

Hari-hari berlalu dengan pelan, dan Naura mulai merasa lebih cemas dari sebelumnya. Dalam setiap pertemuannya dengan Ryan, ia terus berbicara tentang perasaannya, namun Ryan selalu mencoba menenangkan dengan kata-kata yang penuh keyakinan. Meski begitu, dalam hati Naura, ada pertanyaan yang semakin mengganggu—apakah mereka benar-benar tahu siapa yang mengancamnya?

Suatu malam, Naura kembali menerima pesan yang mencurigakan. Pesan itu singkat namun tajam: *"Kamu tak akan pernah merasa aman."*

Ia menggigil membaca pesan itu. Dari siapa pesan ini? Kenapa rasanya seperti ada yang memantau setiap langkahnya? Bahkan dengan segala upaya perlindungan yang telah dilakukan, ancaman ini terasa semakin nyata. Naura tahu, kali ini dia harus mengambil langkah lebih tegas, tidak hanya mengandalkan orang lain.

Dengan langkah yang mantap, Naura mengambil keputusan untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan Ardi mengenai sistem keamanan rumahnya. Ia ingin memastikan bahwa tidak ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh orang yang mungkin mengintainya.

Namun, meski segala upaya pengamanan dilakukan, nafas Naura tidak pernah benar-benar terasa lega. Selalu ada rasa was-was yang mengikuti setiap gerak-geriknya. Bahkan, saat ia sedang berada di ruang kerjanya yang nyaman, matanya tidak bisa berhenti melirik ke luar jendela, mencari-cari kemungkinan adanya seseorang yang mengintip dari balik bayang-bayang malam.

Ryan, yang merasa cemas dengan kondisi Naura, semakin sering mengunjungi untuk memastikan Naura dalam keadaan baik. Namun, ia merasa ada sesuatu yang belum sepenuhnya diselesaikan. "Naura, kita perlu segera mencari tahu siapa yang sebenarnya melakukan ini," kata Ryan pada suatu kesempatan, tatapannya penuh tekad. "Kita tidak bisa terus hidup dalam ketidakpastian."

Naura mengangguk, merasakan getaran keteguhan dalam kata-kata Ryan. Namun, meski ia ingin mencari tahu siapa pelaku di balik semua ini, ia juga merasa takut. Takut akan apa yang mungkin ia temukan. Takut bahwa, mungkin, orang yang mengancamnya adalah seseorang yang tidak pernah ia duga.

Namun, satu hal yang ia yakini—ia tidak akan menyerah begitu saja. Dengan tekad yang semakin kuat, ia memutuskan untuk berkolaborasi lebih intens dengan Ardi dan Ryan, untuk mengungkap siapa yang sebenarnya ada di balik ancaman ini. Hanya satu yang ia tahu, ia tidak akan membiarkan siapa pun atau apa pun mengendalikan hidupnya.

Seiring berjalannya waktu, perasaan cemas yang Naura rasakan semakin mendalam. Meskipun ia berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaan dan kehidupannya, bayangan ancaman itu terus membayangi setiap langkahnya. Rasa aman yang dulu ia rasakan, kini terasa seperti sesuatu yang jauh dan tidak terjangkau. Ada saat-saat di mana ia merasa sangat lelah menghadapi situasi ini, namun ia tahu bahwa menyerah bukanlah pilihan.

Pada suatu malam yang terasa lebih gelap dari biasanya, Naura kembali merasakan kegelisahan yang mengganggu. Kali ini, ia tidak hanya merasakan ketakutan, tetapi juga kebingungan. Ia merasa seolah ada sesuatu yang mulai melampaui batasan-batasan yang selama ini ia buat. Ketakutan yang datang tidak hanya dari ancaman fisik, tetapi juga dari ketidakpastian tentang siapa yang sebenarnya mengincarnya.

Di tengah malam, ponselnya berbunyi, membawa kabar yang membuat jantungnya berdegup kencang. Pesan itu datang dari Ryan.

*"Naura, aku baru saja mendapat informasi. Ada sesuatu yang sangat mencurigakan. Seseorang yang tampaknya sudah lama mengamati hidupmu. Aku akan datang malam ini."*

Pesan singkat itu membuat Naura terperangah. Seseorang yang sudah lama mengamati hidupnya? Pikiran itu langsung mengirimkan gelombang dingin di tubuhnya. Ia merasa seperti terperangkap dalam jaring yang tidak bisa ia hindari.

Tanpa berpikir panjang, Naura segera mengambil langkah cepat menuju pintu depan. Begitu ia membuka pintu, Ryan muncul dengan ekspresi serius di wajahnya. Wajahnya yang biasanya ceria kini terlihat lebih gelap, seolah memendam kekhawatiran yang sama dalam dirinya.

"Ryan, apa yang terjadi?" tanya Naura dengan suara bergetar.

Ryan menatapnya dengan pandangan yang penuh tekad. "Aku baru saja mengonfirmasi dari tim yang kami percayai. Seseorang yang mengintaimu sudah mulai melakukan pengamatan dengan cara yang sangat terorganisir. Mereka tahu banyak tentang kehidupanmu, lebih dari yang kita duga."

Naura terdiam sejenak, mencerna kata-kata Ryan. "Tapi siapa mereka? Mengapa mereka melakukan ini padaku?" tanyanya, berusaha mencari pemahaman dalam kekeliruannya.

Ryan menggelengkan kepala, seolah mencoba mencari jawaban yang sama. "Itulah yang harus kita cari tahu. Yang jelas, ini bukan kebetulan. Mereka tahu banyak tentang kebiasaanmu, bahkan hal-hal kecil yang seharusnya hanya diketahui oleh orang terdekatmu."

Pikiran Naura mulai terurai, dan rasa takut semakin mendalam. "Apakah ini berarti ada seseorang yang dekat dengan aku? Seseorang yang aku kenal?" tanyanya, matanya mulai berbinar dengan ketegangan.

Ryan menghela napas panjang. "Itu yang kita harus cari tahu, Naura. Semua kemungkinan terbuka. Ini bukan hanya soal pengawasan biasa. Ini soal pengendalian. Seseorang ingin membuatmu merasa terancam."

Naura menundukkan kepala, perasaan bingung dan cemas bercampur aduk. Ia merasa tubuhnya lemas, namun di sisi lain, ada keinginan kuat untuk mengungkap kebenaran. Seharusnya ia tidak lagi merasa terperangkap. Ia harus tahu siapa yang ada di balik semua ini, bahkan jika kebenaran itu menyakitkan.

Beberapa hari setelah percakapan itu, Ardi dan timnya mulai melakukan investigasi lebih mendalam. Setiap detail tentang hidup Naura dianalisis, dan mereka mencoba mencari tahu pola-pola yang mencurigakan. Mereka memeriksa rekaman keamanan, mencari tahu siapa saja yang mungkin mendekat dengan tujuan tertentu, dan menyelidiki berbagai aspek yang sebelumnya mungkin tidak terlihat.

Namun, meskipun ada kemajuan, Naura merasa semakin tertekan. Ia tidak bisa lagi menikmati hidup dengan cara yang sama. Setiap kali ia keluar rumah, ia merasa diperhatikan. Setiap kali ia memeriksa pesan di ponselnya, ia khawatir ada pesan yang akan mengubah segalanya. Ketidakpastian itu merasuk ke dalam setiap sisi kehidupannya, dan tidak ada tempat yang ia rasakan sepenuhnya aman.

Di sisi lain, Ryan semakin terlibat dalam pencarian identitas pelaku. Ia merasa tidak bisa membiarkan Naura menghadapi semua ini sendirian. Ia bertekad untuk melindungi Naura, tidak hanya sebagai teman, tetapi juga sebagai seseorang yang sangat ia pedulikan. Meskipun ia tidak dapat memberikan jaminan bahwa semuanya akan segera berakhir, ia berusaha memberi Naura kekuatan untuk tetap bertahan.

Malam berikutnya, saat Naura sedang duduk di ruang kerjanya, sebuah pesan kembali muncul di ponselnya. Kali ini, pesan itu lebih panjang dan jelas.

*"Aku tahu kamu mulai mencurigai siapa aku, Naura. Tapi jangan khawatir, aku akan selalu ada di sekitar kamu. Aku tahu setiap langkahmu. Kamu tidak akan bisa lari dariku."*

Pesan itu mengirimkan gelombang ketakutan yang mendalam ke dalam diri Naura. Ia merasa tubuhnya kaku, nafasnya terhenti. Seolah-olah kata-kata itu bukan hanya ancaman, tetapi kenyataan yang harus ia hadapi. Siapa pun yang mengirim pesan ini, jelas tahu banyak tentangnya, bahkan lebih dari yang ia sadari.

Naura segera menghubungi Ryan. "Ryan, ini semakin serius. Pesan ini... mereka tahu lebih banyak dari yang aku kira," katanya dengan suara gemetar.

Ryan, yang mendengar ketegangan dalam suara Naura, tidak membuang waktu. "Aku akan segera ke sana. Jangan takut, kita akan menghadapinya bersama-sama."

Naura tahu bahwa ia tidak bisa lagi menunggu tanpa melakukan apa pun. Ketakutan yang mengintainya semakin nyata, dan ia harus memutuskan untuk melawan bayangan yang terus mengintainya. Hanya dengan keberanian dan ketekunan, ia bisa mengalahkan ketakutan itu dan menghadapi pelaku yang bersembunyi di balik bayangannya.

Dengan tekad yang baru, Naura mulai mempersiapkan dirinya. Ia tahu bahwa jalan yang harus ia lalui tidak mudah, tetapi ia tidak akan menyerah. Ia akan mengungkap siapa yang ada di balik semua ini, dan tidak ada lagi yang bisa mengintainya tanpa diketahui.

1
Aulia Nur
aku tunggu kedatangan nya yaa...
🤗
Queen: terimakasih kk Aulia Nur sudah dukung aku kk
total 1 replies
grr_bb23
Halaman profil author terlihat sepi, tolong sedikit perhatian untuk pembaca yang setia!
Queen: terimakasih juga bang grr_bb23
total 1 replies
Melanie
Intensitas emosi tinggi.
Queen: iya kk cerita penuh emosi banget kk
total 1 replies
DARU YOGA PRADANA
Penuh emosi deh!
Queen: sangat banget emosi ya😭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!