NovelToon NovelToon
Stalker Cinta

Stalker Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:629
Nilai: 5
Nama Author: Queensha Narendra Sakti

"STALKER CINTA"
adalah sebuah drama psikologis yang menceritakan perjalanan Naura Amelia, seorang desainer grafis berbakat yang terjebak dalam gangguan emosional akibat seorang penggemar yang mengganggu, Ryan Rizky, seorang musisi dan penulis dengan integritas tinggi. Ketika Naura mulai merasakan ketidaknyamanan, Ryan datang untuk membantunya, menunjukkan dukungan yang bijaksana. Cerita ini mengeksplorasi tema tentang kekuatan menghadapi gangguan, pentingnya batasan yang sehat, dan pemulihan personal. "STALKER CINTA" adalah tentang mencari kebebasan, menemukan kekuatan dalam diri, dan membangun kembali kehidupan yang utuh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queensha Narendra Sakti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bayangan Mengintai

Senja mulai merangkak turun di gedung-gedung pencakar langit Jakarta ketika Naura melangkah keluar dari kantornya. Entah mengapa, langkahnya terasa lebih berat dari biasanya. Sepanjang minggu ini, ada sesuatu yang mengusik pikirannya—sebuah perasaan tidak nyaman yang terus menghantuinya.

Naura mengeratkan tali tas ranselnya sembari berjalan menuju halte bus. Matanya sesekali melirik ke belakang, merasakan sensasi aneh seolah ada yang mengawasinya. Beberapa hari terakhir, ia sering mendapati bayangan seseorang yang cepat-cepat bersembunyi ketika ia menoleh.

"Mungkin hanya perasaanku saja," gumamnya pada diri sendiri, berusaha menenangkan detak jantungnya yang mulai tidak beraturan.

Namun, ketika membuka ponselnya, notifikasi yang muncul membuat darahnya seketika membeku. Puluhan pesan dari nomor tak dikenal membanjiri layarnya. Pesan-pesan itu berisi detail-detail kehidupan pribadinya—mulai dari rutinitas hariannya hingga preferensi makanannya di kantin kantor.

"Aku tahu kamu suka makan nasi goreng seafood setiap Rabu," bunyi salah satu pesan tersebut. "Sweater biru yang kamu pakai hari ini sangat cocok untukmu."

Tangan Naura gemetar. Ia bahkan tidak menyadari bahwa seseorang telah mengamati detail-detail kecil dalam kesehariannya dengan begitu cermat. Pikiran-pikiran buruk mulai bermunculan di kepalanya. Siapa yang begitu terobsesi mengikuti setiap gerak-geriknya?

Di tengah kepanikannya, sebuah notifikasi Instagram muncul. Ryan Rizky baru saja memposting story tentang proses pembuatan album barunya. Naura biasanya akan langsung menonton dan memberikan respons positif, tapi kali ini ia hanya menatap kosong pada layar ponselnya.

"Bagaimana kalau orang ini mengira aku stalker Ryan?" pikirnya cemas. Selama ini ia selalu menjaga batasan sebagai penggemar yang wajar. Tidak pernah berlebihan, tidak pernah mengganggu privasi idolanya. Tapi bagaimana jika situasi ini malah membuat Ryan salah paham?

Setibanya di apartemen, Naura langsung mengunci pintu dan memeriksa seluruh jendela. Tangannya masih gemetar ketika ia menuang segelas air. Ponselnya kembali berdering—kali ini sebuah email masuk.

"Desainmu untuk poster festival musik minggu lalu sangat menakjubkan. Aku ada di sana, mengamatimu ketika kamu memotret hasil karyamu."

Naura menjatuhkan gelasnya. Air berhamburan di lantai, tapi ia terlalu syok untuk peduli. Email itu dilengkapi dengan foto dirinya yang diambil secara diam-diam saat sedang bekerja di festival tersebut.

Dengan tangan gemetar, ia membuka laptop dan mulai mencari kontak pengacara yang direkomendasikan temannya minggu lalu. Ia juga membuka grup chat dengan sahabat-sahabatnya, mencurahkan ketakutannya.

"Naura, kamu harus lapor polisi," balas salah satu temannya dengan cepat. "Ini sudah masuk kategori pelecehan."

Malam itu, Naura nyaris tidak bisa tidur. Setiap suara yang terdengar dari luar membuatnya terlonjak. Pikirannya terus melayang pada sosok misterius yang mengintainya. Apakah ini ada hubungannya dengan pekerjaannya? Atau mungkin dengan statusnya sebagai penggemar Ryan?

Keesokan paginya, dengan mata sembab karena kurang tidur, Naura memutuskan untuk mengambil cuti dari kantor. Ia tidak bisa fokus bekerja dalam kondisi seperti ini. Sambil menunggu balasan dari pengacara, ia mulai mendokumentasikan semua kejadian aneh yang dialaminya.

Di tengah kesibukannya mencatat, sebuah notifikasi muncul di laptopnya. Pesan pribadi di Instagram—dari Ryan Rizky. Jantung Naura berdegup kencang. Haruskah ia membukanya? Bagaimana jika ini ada hubungannya dengan stalker misterius itu?

Dengan keberanian yang tersisa, Naura membuka pesan tersebut. "Hai Naura, aku notice kamu tidak seperti biasanya hari ini. Semoga kamu baik-baik saja. Btw, poster terbarumu untuk event charity minggu depan keren banget."

Naura tertegun. Di tengah ketakutannya, pesan sederhana ini entah mengapa memberikan secercah kekuatan. Namun, belum sempat ia membalas, ponselnya kembali berdering. Nomor tak dikenal.

"Aku tahu Ryan baru saja menghubungimu. Kamu tidak pantas mendapatkan perhatiannya."

Namun, ketika membuka ponselnya, notifikasi yang muncul membuat darahnya seketika membeku. Puluhan pesan dari nomor tak dikenal membanjiri layarnya. Pesan-pesan itu berisi detail-detail kehidupan pribadinya—mulai dari rutinitas hariannya hingga preferensi makanannya di kantin kantor.

Dengan jemari yang bergetar, Naura mulai membaca satu per satu pesan tersebut:

"Pagi ini kamu terlambat 15 menit dari biasanya. Macet di Sudirman ya?"

"Kemeja putih dengan aksen bunga di kerah itu sangat cantik. Tapi lebih cantik lagi kalau dipadu dengan gelang pemberian ibumu minggu lalu."

"Sudah tiga hari ini kamu tidak makan siang dengan Sarah. Ada masalah dengan sahabatmu itu?"

"Tadi siang kamu terlihat lelah. Harusnya jangan terlalu lama lembur mengerjakan desain untuk festival musik itu."

"Kenapa tadi sore tidak jadi ke coffee shop langgananmu? Padahal aku sudah menunggu."

Naura merasakan perutnya mual. Bagaimana orang ini bisa tahu tentang gelang pemberian ibunya? Tentang pertengkaran kecilnya dengan Sarah? Bahkan tentang rencana ke coffee shop yang dia batalkan mendadak?

Ia cepat-cepat mengecek media sosialnya. Tidak ada postingan apapun tentang hal-hal tersebut. Ini berarti seseorang benar-benar mengikuti dan mengamati kehidupannya secara langsung. Membayangkan ada mata yang terus mengawasinya membuat bulu kuduk Naura meremang.

Ponselnya kembali bergetar. Pesan baru masuk:

"Kamu tampak ketakutan sekarang. Jangan khawatir, aku hanya ingin melindungimu. Terutama dari orang-orang yang tidak pantas dekat denganmu."

Naura merasakan perutnya mual. Bagaimana orang ini bisa tahu tentang gelang pemberian ibunya? Tentang pertengkaran kecilnya dengan Sarah? Bahkan tentang rencana ke coffee shop yang dia batalkan mendadak?

Dengan tangan gemetar, ia mencoba menelepon Sarah. Tiga kali nada sambung, tidak ada jawaban. Ia lalu mengirim pesan singkat: "Sarah, bisa telepon balik? Penting."

Sambil menunggu balasan Sarah, Naura membuka aplikasi ojek online untuk pulang. Namun sebelum ia sempat memesan, sebuah pesan baru masuk:

"Jangan pesan ojek online. Aku sudah siapkan taksi untukmu. Abu-abu, B 4468 KJM. Tunggu di depan."

Jantung Naura seolah berhenti berdetak. Ia menutup aplikasinya dengan panik dan memandang sekeliling lobby kantornya. Bagaimana stalker ini bisa tahu apa yang sedang ia lakukan?

Ponselnya bergetar lagi - kali ini telepon dari Sarah.

"Naura? Ada apa?" suara Sarah terdengar cemas.

"Sarah..." Naura berbisik, suaranya bergetar. "Aku... aku takut. Sepertinya ada yang menguntitku. Dia tahu segalanya tentangku."

"Apa? Sejak kapan? Tunggu di kantor, aku jemput sekarang."

"Jangan!" Naura setengah berteriak, membuat beberapa orang di lobby menoleh. Dengan suara lebih pelan ia melanjutkan, "Aku takut dia akan melakukan sesuatu padamu juga. Dia bahkan tahu tentang pertengkaran kecil kita minggu lalu."

Di ujung telepon, Sarah terdiam sejenak. "Naura, dengarkan aku. Telepon security kantor sekarang. Minta mereka menemanimu. Aku akan menghubungi Pak Randi."

"Pak Randi? Pengacara itu?"

"Ya, dia menangani kasus-kasus seperti ini. Jangan matikan telepon. Aku akan tetap berbicara denganmu sampai kamu sampai di rumah dengan aman."

Tepat saat itu, ponsel Naura bergetar lagi - notifikasi Instagram. Ryan Rizky baru saja like salah satu komen Naura di postingannya seminggu lalu. Dalam keadaan normal, ini akan membuat Naura senang. Tapi sekarang...

"Masih suka berinteraksi dengan Ryan rupanya."

Pesan itu muncul begitu saja, membuat Naura hampir menjatuhkan ponselnya.

"Sarah..." suara Naura bergetar. "Dia bahkan tahu aktivitas Instagram-ku. Apa yang harus aku lakukan?"

"Naura, screenshot semua pesannya. Ini bukti. Setelah itu block nomor itu."

"Tapi bagaimana kalau dia punya nomor lain? Bagaimana kalau-"

Kalimatnya terpotong oleh sebuah pesan baru:

"Blocking tidak akan menghentikanku, Naura sayang. Aku selalu punya cara untuk mengawasimu. Ngomong-ngomong, blouse merah muda itu sangat cocok dengan warna kulitmu. Kamu membelinya minggu lalu di Grand Indonesia kan? Tepat setelah meeting dengan klien?"

Air mata mulai mengalir di pipi Naura. Ia bahkan tidak ingat pernah bercerita pada siapapun tentang pembelian blouse itu.

"Sarah..." ia terisak. "Kurasa dia ada di sekitar sini sekarang."

"Tetap di lobby. Aku sudah telepon security," Sarah menjawab tegas. "Jangan kemana-mana."

Naura mengedarkan pandangan ke sekeliling lobby yang mulai sepi. Hanya ada dua security yang berjaga di depan, seorang cleaning service yang sedang mengepel, dan beberapa karyawan yang bersiap pulang. Matanya mencoba mencari sesuatu yang mencurigakan, tapi semua tampak normal.

Ponselnya bergetar lagi.

"Kenapa terlihat ketakutan begitu? Security tidak akan bisa melindungimu dariku. Aku melakukan ini karena peduli padamu, Naura. Kamu terlalu naif. Terlalu mudah percaya pada orang lain. Bahkan pada Ryan Rizky yang hanya memanfaatkan kebaikanmu."

Naura menggigit bibirnya, berusaha menahan tangis. Bagaimana bisa orang ini menuduh Ryan memanfaatkannya? Mereka bahkan belum pernah berinteraksi secara langsung selain melalui komentar dan like di media sosial.

"Pak Satpam!" Naura memanggil security terdekat. Seorang pria paruh baya dengan seragam rapi menghampirinya.

"Ada yang bisa saya bantu, Mbak?"

Belum sempat Naura menjelaskan, ponselnya bergetar lagi:

"Pak Hendra tidak akan bisa membantumu. Ya, aku tahu namanya. Aku tahu banyak hal, Naura. Lebih banyak dari yang kamu kira."

Tangan Naura gemetar hebat. Stalker ini bahkan tahu nama security yang baru saja ia panggil. Seberapa dekat orang ini mengawasinya?

"Mbak? Mbak baik-baik saja?" Pak Hendra bertanya dengan nada khawatir melihat wajah Naura yang pucat.

"P-pak..." Naura tergagap. "Saya... saya sedang diuntit seseorang. Dia mengirim pesan-pesan aneh. Dia bahkan tahu nama Bapak."

Wajah Pak Hendra berubah serius. Ia segera memanggil rekannya melalui HT. "Pos 1 ke Pos 2. Tolong cek CCTV sekarang. Ada situasi di lobby."

Sarah masih di telepon. "Naura? Aku sudah hampir sampai. Lima menit lagi."

Mendadak, listrik di seluruh gedung padam. Lobby yang tadinya terang benderang menjadi gelap gulita. Beberapa orang menjerit kaget. Naura merasakan jantungnya berdegup kencang.

"Cahaya darurat akan menyala sebentar lagi," Pak Hendra berusaha menenangkan situasi.

Tepat saat itu, pesan baru masuk ke ponsel Naura:

"Lihat? Aku bisa melakukan apa saja. Kamu tidak akan pernah bisa lari dariku, Naura sayang. Never."

Lampu darurat menyala dengan cahaya temaram. Naura merasakan seseorang menyentuh bahunya dari belakang. Ia menjerit.

"Naura! Ini aku!" Sarah berdiri di belakangnya, terengah-engah. "Maaf mengagetkanmu. Ayo kita pergi dari sini sekarang."

"Tapi..."

"Tidak ada tapi. Mobil sudah di depan. Pak Randi menunggu di kantornya. Kita harus melaporkan ini sekarang juga."

Naura mengangguk lemah, membiarkan Sarah menuntunnya keluar gedung. Pak Hendra dan seorang security lain mengawal mereka hingga ke mobil.

Di perjalanan menuju kantor pengacara, ponsel Naura kembali bergetar. Kali ini sebuah pesan yang membuat bulu kuduknya meremang:

"Selamat malam, Naura. Semoga mimpi indah. Besok akan jadi hari yang sangat... menarik. Trust me."

1
Aulia Nur
aku tunggu kedatangan nya yaa...
🤗
Queen: terimakasih kk Aulia Nur sudah dukung aku kk
total 1 replies
grr_bb23
Halaman profil author terlihat sepi, tolong sedikit perhatian untuk pembaca yang setia!
Queen: terimakasih juga bang grr_bb23
total 1 replies
Melanie
Intensitas emosi tinggi.
Queen: iya kk cerita penuh emosi banget kk
total 1 replies
DARU YOGA PRADANA
Penuh emosi deh!
Queen: sangat banget emosi ya😭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!