Buat yang penakut jangan baca sendirian!!!
Tentang sebuah desa, yang mana desa ini atau kampung sangat misterius.
Di cerita ini kita bakal ngikutin perjalanan seseorang yang bernama candra, dimana keluarganya terlilit hutang gitu yang lumayan banyak.
Candra disuruh orang tuanya buat pergi kerumah pamannya, yang bernama kang agung disebuah desa yang bernama rangkas punah. desa itu sendiri menyimpan cerita misteri yang sangat mengerikan.
Nah bagaimana cerita selanjutnya penasaran kan?
yukk kita baca bareng_bareng, biar takutnya bareng_bareng.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Sebenarnya Mak ela
Pak Agung kepala desa disini juga Kakek Ambar, juga sama harusnya kejadian itu udah diketahui sama keluargaku. Oleh bapak, itu kan mereka kakak dan bapaknya sendiri toh. Kalau gitu jelas nih dulu ibu keluar dari desa, sama kaya sekarang kang banu yang keluar sama istrinya yang lagi hamil.
Apa ada hubungannya dengan neptu dan ritual neloni, pas lagi kayak gini tiba_tiba ada angin menembus lumayan kenceng. Sampe_sampe kedengeran ada suara yang dilempar ke jendela, kayak ada orang sengaja melempar sesuatu.
Sontak Candra kaget dan langsung bangun, dari kasurnya dia pergi cek itu jendela kamar dan gak ada apa_apa. Cuma anginnya emang kenceng banget, ngga lama tiba_tiba pintu kamar itu ada yang ngebuka. Dan abis itu ada suara, siapa sosok yang tiba_tiba masuk ke kamar candra apakah ni itoh?
_______
"Ini Ibu mau ngasih rokok tadi, lupa bapak yang beliin kemarin sama koreknya.. Ucap Bu Yani.
"Makasih Bu banyak banget rokoknya.. Jawab Chandra.
"Buka aja jendelanya ibu mau bicara, Ya udah Candra buka itu jendela terus dia bakar rokoknya.
Dan di situ Bu Yani ternyata ngomongin soal cucian baju Pak Agung yang kotor, soalnya pas beliau tanya langsung ke orangnya sih Pak Agung itu cuman bilang bekas jatuh akhirnya tanya langsung ke Mak Ela.
Chandra keingat tuh sama yang pagi-pagi di kamar mandi, yang dia ngebongkar wadah cucian baju sampai akhirnya ditegur oleh mak ela chandranya.
"Emang biasanya nggak pernah kayak gitu ya Bu? Tanya Chandra
"Iya pernah.. Tapi apa Ibu Gina sebelum kamu berangkat ke sini nggak cerita apa-apa? Candra cuma geleng-geleng kepala dan akhirnya suasana mendadak jadi tegang.
Apalagi suara angin kencang itu makin kedengeran, dan Candra pun jadi penasaran dong cerita soal apa. Tapi Bu Yani bilang "Nggak penting, mungkin kecemasan seorang ibu aja pada anak kadang suka berlebihan.
Habis ngomong itu beliau keluar dari kamar, Chandra lanjut ngerokok tuh sambil melihat keluar jendela di situ dia mikirin obrolan yang tadi. Nggak pentingnya cerita bagi bu yani itu penting bagi dirinya.
Candra terus berpikir begitu sambil ngerokok, akhirnya dia sampai di situ. Kesimpulan kalau ibunya dia sendiri lah, Waktu itu si ibu Gina udah berperilaku aneh.
Nah pas lagi kayak gitu tiba-tiba persis di luar jendela nih, Lewat Ujung kepala berambut warna hitam.
Itu jelas banget Chandra lihat sontak dia kaget dong apaan tuh, terus dia berdiri langsung aja ke jendela tapi gak ada siapa-siapa. Langsung merinding kan Candra di situ, nggak pake lama dia langsung matiin tuh rokok dan dia buang lewat jendela terus dia tutup jendela itu.
Dalam hati Chandra bilang "Nggak mungkin aku salah lihat Apa itu perempuan yang tadi ada di dapur? walaupun kelebatan doang gitu ya, apalagi dirumah itu cuma ada dia dengan bu yani doang. Semenjak mak ela pulang kampung, mendadak. Dan kepulangan mak ela yang tiba_tiba itu, bisa dibilang benar_benar janggal.
Juga Pak Agung dan Kang Basir tiba_tiba pergi, bilangnya sih karena ada urusan mendadak. Tapi Chandra yakin kalau ada yang nggak beres, yang penting banget.
Di atas kasur pas lihat jam hp ternyata sudah malam banget, pelan_pelan dia coba buat tidur tuh dan baru sebentar buat merem nih. Tiba_tiba Chandra denger kayak ada suara langkah kaki, yang diseret ke tanah gitu keras banget. Sontak dia langsung melek lagi dong dan bangkit dari tempat kasur, dan nengok kearah jendela dia coba dengerin langkah kaki itu dengan seksama.
Dua orang itu dan langkah kaki itu berhenti tepat di luar jendela, terus kedengaran lagi kayak suara tanah yang ditaburin ke tembok Chandra yakin kalau itu manusia. Pelan-pelan ia berdiri awalnya dia pengen buka itu jendela, tapi dipikir-pikir lagi ntar ketua ketahuan nih sama yang di luar.
Akhirnya dia mutusin buat keluar kamar, dan pergi ke dapur.
Pada saat dia keluar kamar keadaan rumah udah sepi tuh, karena Bu Yani udah ke kamarnya entah mungkin udah tidur. Chandra terus jalan ke dapur, pintu dapur dibuka dengan pelan-pelan terus dia keluar. Dia ngintip dari balik tembok ini kan dari suara tadi dan ternyata itu benar, adalah Barja lagi nempelin Tanah Merah banyak banget di tembok luar kamarnya Chandra.
Setelah selesai dia pergi nih ke kebon jati, tapi kelihatannya dia nggak sendirian. Kelihatan lagi satu orang bukannya itu kayak si mak ela tapi anehnya jalannya itu agak pincang. Karena gelap Candra agak kesulitan untuk mengidentifikasi, siapa sebenarnya perempuan tua itu?
Tapi samar-samar dia ingat nih sama baju dan sarung yang dipakai sosok itu, dalam hati Candra bilang: "Masa iya itu Mak ela, Bukannya dia pulang kampung? karena Barja sama perempuan tua itu udah masuk ke dalam kebon, akhirnya Chandra pun masuk lagi ke dalam rumah.
Yang dia nggak habis pikir buat apaan itu Tanah Merah ditempelin ke tembok, baru aja dia tutup itu pintu dapur, dan lagi_lagi dia dikagetkan sama Bu Yani yang udah duduk di ruang tengah. Beliau pakai kerudung tapi cuma dililit doang, dan posisinya itu membelakangi Chandra. Anehnya Bu Yani ini sama sekali nggak menyadari keberadaannya, Chandra.
Padahal jarak antara dapur ke ruang tengah itu nggak terlalu jauh, dan suara Candra pas muter kunci dapur itu kan kedengaran suara ceklek itu kedengaran jelas banget.
Dalam hati Candra bilang: "Ah mungkin lagi nungguin Pak Agung pulang, langsung aja tuh Chandra jalan ke arah kamarnya. Berharap supaya Bu Yani ini tetap Nggak sadar sama keberadaannya dia, tapi pelan-pelan kepala Bu Yani nengok ke arah Chandra.
Pas dia mau masuk ke kamar tuh, di situ Candra melihat mukanya Bu Yani dan dia sama sekali nggak negor Chandra. Dan dia malah senyum sedikit, Dia Langsung ketakutan dong.
"Kenapa dengan Bu Yani? apalagi langka kakinya Bu Yani semakin mendekat. Yang lebih aneh lagi suaranya Bu Yani ini, jadi kayak suara nenek-nenek. Gak pake lama Chandra langsung masuk ke dalam kamar dan dia kunci pintu, tapi bu yani berhenti ngejar dia dari luar pintu kedengaran suara Bu Yani.
Chandra nggak berani jawab apa-apaan, apalagi dia yakin ini bukan mimpi ini adalah nyata. Ketukan pintu yang awalnya pelan, tok tok tok kayak mukul. Chandra nggak bisa ngapa-ngapain dia cuma bisa diem aja di belakang pintu, beberapa menit kemudian suara nenek itu dan suara ketukan Pintu nggak kedengeran lagi.
Tapi Candra masih penasaran nih, itu sosok masih ada di depan pintu atau enggak Chandra udah mandi keringat di situ dan selesai sama suara si nenek-nenek itu. Tiba-tiba dia dengar lagi nih ada suara langkah kaki di dekat jendela, dan suara usapan tangan ke tembok yang berulang_ulang.
srreeeekkk
makin gakbisa gerak dong chandra dia cuma senderan aja dipintu, apa jangan_jangan itu si barja balik lagi.
_____Tbc_____