NovelToon NovelToon
Love Delayed Mas Santri

Love Delayed Mas Santri

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Konflik etika / Pemain Terhebat / Romansa / Kontras Takdir / Enemy to Lovers
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lina Handayani

Sekuel Sincere Love My Husband.

"Jika mubtada saja membutuhkan khobar untuk membuat sebuah kalimat, maka Azura juga membutuhkan A Mahen untuk dijadikan imam dunia akhirat," ucap Azura dengan senyuman manis di bibirnya.

"Belajar dulu yang bener! Baru bisa menikah," cetus Mahen dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Patah hati mampu membuat seorang laki-laki berparas tampan rupawan itu kehilangan jati dirinya. Mahendra Dirgantara dihadapkan dengan kenyataan, jika dirinya dikhianati dan dibuat patah hati oleh seorang wanita yang dicintainya.

Perginya Rima di dalam hidupnya, seakan membuat Mahendra hancur, sampai nekad mengakhiri hidupnya. Namun berhasil dicegah, tetapi laki-laki itu malah menjadi berubah drastis. Cuek, dingin, menyeramkan. Itulah dirinya sekarang.

Sampai suatu hari, Mahendra dipertemukan dengan seorang wanita cantik di masa kecilnya yang berusaha keras, meluluhkan hati yang sudah terkunci itu.

Akankah Mahen luluh oleh Azura? Atau memilih Rima kembali? Ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 11 : Belajar Dulu Yang Benar!

..."Untuk mencapai sebuah tujuan, memerlukan sebuah perjuangan. Semua tergantung usaha dalam memperjuangkannya, sebab yang diinginkan hanya akan tercapai dengan ikhtiar dan usaha."...

...~~~...

Sontak saja kedua matanya membuat sempurna, dengan Mahen yang sudah menatap wajah Azura begitu lekat. Namun, dengan sigap laki-laki itu memberikan jawaban atas pertanyaanya.

"Belajar dulu yang benar, baru bisa menikah," cetus Mahen dengan wajah tanpa ekspesi. Bahkan terkesan cuek sekali.

"What?" Azura beraksi begitu tidak percaya, karena Mahen malah menjawabnya seperti itu. Bahkan, gadis itu sampai dibuat menganga oleh jawaban yang menohok dari Mahen.

"Apa ini, A Mahen malah bilang kayak begitu? Azura ajakin nikah, malah disuruh belajar," tutur azura sekali lagi dengan wajah masam.

"Jika kamu mau menikah, belajar dulu yang bener, pahami ilmu agamanya biar tahu artinya sebuah pernikahan. Baru deh bisa menikah. Kemarin aja kamu kabur dari pernikahan, sekarang udah mau menikah lagi. Mau A Mahen antarkan ke rumah Paman Ibrahim, hem?" ujar Mahen kepada gadis yang sudah dewasa itu.

"Yeh, itu kan Azura enggak mau menikah sama Jibril, kalau nikahnya sama A Mahen. Azura sekarang juga siap kok," balas gadis itu dengan tersenyum manis.

"Ada-ada aja kamu ini, Azura. Sudah sana, kembali lagi ke asrama!" kata Mahen sembari menggelengkan kepalanya.

"Azura serius, A Mahen. Azura mau menikah sama A Mahen," ucap Azura sekali lagi dengan meyakinkan Mahen.

"Sudahlah, Azura! Jangan becanda begitu. Kembalilah ke asrama putri!" sahut Mahen dengan jawaban yang masih sama.

Mahen dengan sigap berbalik kembali, menghadap rumput-rumput hijau di dapannya itu, hendak melanjutkan aktivitasnya kembali. Namun, suara dari Azura kembali menghentikan niatnya itu.

"Azura cinta sama A Mahen. Mari kita menikah," ucap Azura dengan penuh ketulusan dan tatapan mata yang memancarkan, sebuah kata cinta yang begitu dalam.

Deg.

Mahen terdiam, dia masih meyakinkan diri atas apa yang diucapkan oleh Azura. Terlebih lagi, perkataan dari gadis itu seakan begitu dalam dan bukan candaan.

Tidak lama dari itu, tubuh Mahen kembali berhadapan dengan Azura. Dan benar saja, gadis itu nampaknya serius berkata seperti itu kepada Mahen.

"Apa yang kamu katakan, Azura? Kita ini saudara. Mana bisa, kamu ingin menikah dengaku?" ujar Mahen yang dirinya pun masih terbalut luka yang amat dalam di dalam hatinya.

"Ya memang benar, kita saudara sepupu A, tapi Azura mencintai A Mahen. Tolong menikahlah dengan Azura ya?" kata gadis itu dengan pebuh harapan.

"Maaf, Azura. A Mahen enggak bisa menikah sekarang. Fokuslah dengan hidupmu sendiri, karena di luar sana masih ada laki-laki yang pantas menjadi suamimu," kata Mahen sembari menundukan kepalanya, karena tidak kuasa melihat air mata perempuan yang jatuh.

Azura tersenyum tipis, ia mengusap air matanya yang hampir jatuh. Dengan sekuat mungkin, menahan rasa sakit di hatinya.

"Haha, aku cuma becanda kok. A Mahen malah menganggap serius semuanya. Santai aja kali," ujar Azura dengan tertawa lepas di hadapan Mahen.

Sontak saja, hal itu mampu menarik perhatian Mahen. Dengan segera, wajah tampan itu kembali menatap kepada Azura, seakan melihat kesedihan yang berubah dengan keceriaan gadis itu.

"Kamu ini memang lagi becanda, atau kata-katamu itu benar?" tanya Mahen sedikit ragu, karena tadi melihat Azura nampak berbeda.

"Iya, Azura cuma bercanda kok. Mau tes respon A Mahen aja kayaknya seru gitu," cetus Azura kembali ke sifat aslinya yang. ceria.

"Ya udah, kalau memang benar begitu. Asalkan enggak diulangi lagi ya?" seru Mahen dengan memberi peringatan kepada Azura.

"Siap, A Mahen. Kalaupun benar terjadi juga enggak papa dong," sahut Azura dengan memberikan kode.

"Udah deh, jangan ngaco begitu lagi Azura! A Mahen sudah anggap kamu adik A Mahen sendiri. Sana balik ke asrama lagi," kata Mahen tidak ingin Azura berkata melantur lagi.

"Iya-iya, enggak gitu lagi, tapi gak janji. Ni Azura balik ya ke asrama. Nanti A Mahen kangen loh sama Azura," ucap gadis itu dengan mengedipkan sebelah matanya sebelum pergi.

"Udah sana pergi, nanti kamu dimarahin Kakek mau?" Mahen sekali lagi menakut-nakuti Azura kembali.

"Eh, enggak mau. Ini Azura pulang kok. Dadah calon suami masa depan," balas Azura yang langsung saja pergi dari hadapan Mahen.

Mahen hanya bisa menggelengkan kepalanya saja, melihat tingkah Azura yang masih saja seperti anak kecil. Tidak jauh berbeda seperti dulu, keduanya masih kecil dan sering bermain.

"Ada-ada aja itu Azura. Sudah gede masih saja kayak anak remaja begitu," ucapnya sembari melanjutkan kembali aktivitasnya yang sempat tertunda, dengan dilanjutkan oleh menyiram tanaman dan mengajar.

Sedangkan Azura, gadis itu berjalan pelan, setelah pergi dari rumah Kyai Harun. Dan kini wajah yang ceria itu berganti, dengan wajah masam dan diselimuti rasa yang sulut untuk diungkapkan.

Dengan tatapan kosong ke depan. Dan di tengah-tengah para santri yang berlalu lalang, gadis itu hanya terfokus oleh hati dan pikirannya sendiri.

"Andai saja A Mahen tahu, jika sebenarnya apa yang Azura katakan tadi itu adalah sebuah kebenaran. Dan andai saja, A Mahen memiliki perasaan yang sama seperti yang Azura rasakan selama bertahun-tahun lamanya ini. Mungkin saja, kita sudah menikah sekarang. Dan aku, tidak akan dijodohkan oleh Abi dengan Jibril," ucap Azura di dalam hatinya sampai, ia masuk kembali ke dalam asrama putri yang di dalam kamarnya, kebetulan tidak ada temannya yang lain.

Azura masuk ke dalam kamar itu dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur yang tidak terlalu besar itu.

"Huh, semuanya sudah berlalu. Perasaan ini tetap masih sama seprti dulu. Dan jantung ini, seakan terus berdetak sewaktu Azura dekat dengan A Mahen. Bertahun-tahun lamanya, Azura menunggu waktu di mana, kita akan bertemu kembali di usia yang sudah matang. Namun ternyata, selama ini janji kecil A Mahen itu hanya kata, dan hanya Azura yang mencintai A Mahan. Cintaku bertepuk sebelah tangan, walupun Azura sudah berusaha menunggu, dan menjaga hati ini untuk A Mahen. Dan sekarang, Azura harus memupuk harapan ini lagi," kata gadis itu dengan meratapi hidupnya dan rasa sakit yang terasa begitu dalam dirasakan oleh hati kecilnya itu.

Dengan waktu yang cukup lama, Azura masih percaya jika janji di waktu kecil Mahen itu adalah nyata. Namun ternyata, hanya dia saja yang mengangap perkataan Mahen dulu itu benar, sedangkan laki-laki itu hanya mengangapnya sebagai adik, tidak lebih dari itu.

Sejauh ini, Azura menyimpan perasaanya dalam-dalam, apalagi sekarang ia harus memupuk perasaan itu, karena nyatanya Mahen tidak sama seperti yang ia bayangkan selama ini. Entah kapan perasaannya itu akan terbalas, jika cintanya saja bertepuk sebelah tangan.

"Ini terlalu sakit, tapi masih ada peluang untuk aku mendapatkan hati A Mahen. Sebelum ada wanita lain yang mengisi hatinya, Azura harus berusaha mendapatkan hati A Mahen," ucap Azura dengan meyakinkan dirinya akan sebuah usaha dan keberhasilan.

.

.

.

Hayo, kepo gak ni sama janji Mahen dulu? Pasti udah ada yang tahu, kan? Kalau udah baca novel sincere love my husband. Di sana Mahen janji loh sama Azura. Sabar dulu ya? Tar Dek Author ceritain lagi. Ditunggu ya! Jangan lupa juga berikan like sama komentar kalian yang banyak dulu ya! Jangan sampai kosong loh!

1
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
mampir kakk...
lanjut....
Seuntai Kata: Terimakasih banyak Kak, udah mampir. Semoga suka ya sama ceritanya. Ini sebentar lagi muncul bab barunya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!