Dipersatukan karena sebuah perjodohan, membuat Zidan tidak benar-benar bisa menjalani pernikahan seperti semestinya. Terlebih lagi, wanita yang menjadi istrinya pun sangat menutup diri dan tidak menganggapnya sebagai suami.
Hingga suatu hari, di saat sudah sangat merasa kesepian dan menyerah dengan pernikahannya, Zidan pergi ke sebuah tempat hiburan malam. Di sanalah dirinya bertemu dengan wanita cantik bernama Chika Fadwa Atmaja dan menghabiskan malam bersama.
Tanpa disangka, ternyata mereka adalah dua orang yang sama-sama kesepian. Karena kesamaan itu, terjadilah kesepakatan untuk menjalin sebuah hubungan yang saling menguntungkan.
***
" Mulai detik ini, kamu adalah milikku dan hanya aku yang boleh menyentuh tubuh indahmu " ~ Zidan Biantara Mahardika.
***
IG : gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Tidak Penting
Zidan dan Chika terbangun dari tidur nyenyak mereka karena sebuah suara dering ponsel yang cukup memekakan telinga. Entah siapa yang melakukan panggilan telepon itu, tetapi sangat-sangat mengganggu tidur keduanya. Terlebih lagi dengan tubuh juga sangat lelah karena olahraga panas yang mereka lakukan hingga dini hari.
Dari suaranya, itu bukanlah dari ponsel milik Chika, melainkan milik Zidan yang tadi malam juga diletakkan di atas nakas. Mungkin saja ada sesuatu yang penting sehingga membuat panggilan telepon itu tidak segera berakhir.
" Om.. Itu ada panggilan telepon dan sepertinya penting deh.. " panggil Chika dengan suara serak khas bangun tidur.
" Hmm.. Biarkan saja " sahut Zidan malah semakin mengeratkan pelukannya.
Dengan kedua mata yang masih mengantuk dan udara yang dingin, tentu saja Zidan malas untuk melakukan apapun dan ingin kembali tidur. Jadi, lebih baik dia abaikan saja panggilan telepon itu, karena biasanya sang sahabat yang menghubunginya pagi-pagi seperti ini.
" Jawab saja dulu, Om.. Soalnya panggilan teleponnya tidak berhenti, takut ibu atau istri Om " ucap Chika karena kekasihnya itu tidak mempedulikan panggilan telepon itu.
" Lagipula, panggilan telepon itu juga sangat berisik " lanjut wanita itu yang sangat terganggu.
Meskipun tidak akan melanjutkan tidurnya lagi, tetapi suara dering ponsel milik Zidan yang cukup keras sangat mengganggunya. Pagi-pagi seperti ini, dia butuh ketenangan sembari memulihkan tenaganya yang cukup terkuras.
" Baiklah, Baby.. " jawab Zidan akhirnya.
Tentu saja Zidan tidak bisa abai lagi karena itu sudah mengganggu kekasihnya itu. Dia benar-benar merutuki orang yang tidak tahu waktu dan melakukan panggilan telepon padanya di hari yang masih sangat pagi.
Dan benar saja dugaannya, Baim-lah yang melakukan panggilan telepon itu. Memang dasar sahabatnya itu suka sekali mengganggu kesenangannya.
" Sebentar ya, Baby.. Aku angkat telepon dulu " ucap Zidan mengecup singkat kening sang kekasih.
" Iya Om.. " jawab Chika menganggukkan kepalanya.
Kemudian, Zidan pun segera turun dari tempat tidur dan memakai boxer miliknya yang sempat dilemparkan ke sembarang arah. Dengan cepat dia melangkahkan kedua kakinya keluar dari kamar untuk menjawab panggilan telepon itu.
.
.
.
Sebelum menjawab panggilan telepon itu, Zidan merenggangkan tubuhnya yang masih terasa sangat kaku. Lalu, mendudukkan tubuhnya di salah satu sofa yang ada di ruang tamu dan mencari posisi yang nyaman.
" Halo.. " ucap Zidan saat panggilan telepon itu tersambung.
" Kamu kemana saja sih, Zi? Kenapa baru jawab teleponku sekarang? Atau jangan-jangan kamu masih tidur ya? Ya ampun, Zi.. Ini sudah hampir jam delapan dan seharusnya kamu sudah bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Jangan mentang-mentang kamu bosnya, malah bisa seenaknya seperti ini " cerocos Baim persis seperti burung beo.
Sontak hal itu membuat Zidan langsung menjauh ponsel miliknya dari telinganya, karena suara sahabatnya itu lebih mengganggu dibandingkan bunyi dering ponsel tadi. Jika sudah mengomel seperti ini, maka kecerewetan Baim melebihi kelompok ras terkuat di bumi.
" Kalau bicara bisa pelan-pelan tidak? Rasanya telingaku sangat sakit mendengar suara jelekmu itu " dengus Zidan yang tentunya merasa kesal.
Paginya yang seharusnya dimulai dengan sesuatu yang manis dan indah karena sedang bersama Chika, malah harus rusak karena omelan Baim itu. Andai saja bukan sahabat baik dan satu-satunya, dia tidak akan sudi menjawab panggilan telepon itu dan memblokir kontak nomornya.
" Iya-iya, maaf.. Habisnya kamu sangat menyebalkan dan terlalu lama menjawab panggilan telepon dariku " jawab Baim di ujung sana.
Akhirnya, Zidan menghela napasnya dan tidak membalas ucapan dari sahabatnya itu lagi karena akan semakin panjang nantinya. Terlebih lagi saat ini dirinya tidak ingin berlama-lama dan harus menghampiri Chika kembali di kamar.
" Lalu ada apa kamu meneleponku pagi-pagi seperti ini? Apa ada sesuatu yang penting? " tanya Zidan pada sahabatnya itu.
" Tidak terlalu penting sih sebenarnya, tetapi ini sungguh tidak biasa " jawab Baim.
" Apa? Cepat katakan! " ucap Zidan yang mendadak penasaran.
Tidak biasanya sang sahabat seperti ini dan mungkin saja ada sesuatu hal yang terjadi. Zidan hanya khawatir andai terjadi masalah di perusahaan keluarganya. Apalagi akhir-akhir ini juga dirinya lebih fokus pada usaha kuliner yang sedang sangat berkembang.
" Jadi, aku tidak sengaja bertemu dengan Marsha yang sedang bersama teman-temannya kemarin sore. Tidak seperti biasanya, dia tiba-tiba menghampiriku dan menanyakan tentang keberadaanmu " jawab Baim menjelaskan.
" Aneh, kan? Bukannya selama ini dia tidak peduli dan tidak menganggapmu sebagai suaminya? Eh, tiba-tiba bertanya tentang padaku dan epertinya ada sesuatu deh. Mungkin saja dia sudah sadar dan mulai membuka dirinya untuk menjadi istri yang baik untuk kamu " lanjut Baim dengan banyak dugaan-dugaannya.
Mendengar hal itu, Zidan pun terdiam untuk sesaat dan memikirkan yang dikatakan oleh sahabatnya itu. Memang sedikit aneh, tetapi itu sama sekali tidak berpengaruh apa-apa untuknya karena dirinya sudah terlanjur muak dengan istrinya itu.
" Oh, hanya itu? Ternyata sama sekali tidak penting dan kamu sangat mengganggu ketenangan ku pagi ini " ucap Zidan biasa saja.
" Iya sih.. Tapi, menurutku ini tidak bisa kamu abaikan deh, Zi. Memang sih tidak sepenting itu, tapi aku tetap merasa ada yang aneh dengan perubahan Marsha ini " jawab Baim yang lebih kepikiran daripada Zidan sendiri.
Lagi-lagi Zidan hanya menghela napasnya panjang dan sudah sangat malas untuk membahas tentang istrinya itu. Lagipula saat ini dirinya sudah memiliki Chika yang lebih bisa membuatnya bahagia.
" Sudahlah, Im.. Itu semua tidak penting bagiku dan terserah dia mau apa. Sama seperti yang dilakukannya padaku, aku juga tidak peduli dan tidak menganggapnya sebagai istri " ucap Zidan tidak ingin membahasnya lagi.
" Aku sedang sibuk dan tidak bisa berbicara lama-lama. Bye.. " lanjut Zidan langsung mematikan panggilan telepon itu secara sepihak.
Setelah itu, Zidan pun segera bangkit dari posisi duduknya dan kembali pergi ke kamar Chika. Dia juga harus memastikan keadaan kekasihnya itu yang pastinya lelah setelah melayaninya tadi malam.
***
Last bab untuk hari ini ya.. Jadi, lunas tiga bab untuk pengganti yang kemarin. Semoga saja tidak menyangkut ya. Andai pun menyangkut, maka bisa untuk tambahan ban besok ya.. Terima kasih 🙏🥰
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
akoh udh mmpir lg d crtamu..
udh ksh hdiah jg.....d tnggu up'ny y...
Smngtttt.......