Mayang terpaksa harus menikah dengan Randi. Ia di jodohkan oleh ibu tiri nya pada pria arogan dan tempramen itu, demi bisa melunasi hutang kakak tiri nya bernama Sonya pada Randi.
Mayang menempati rumah orang tua Randi dan satu rumah dengan mertua juga kakak ipar nya yang sudah menikah.
Selama ini Mayang selalu di perlakukan semena-mena oleh suami dan keluarga suaminya. Kecuali Rion yang merupakan suami Lia, kakak ipar Randi.
"Mayang, kenapa kamu tidur di teras? Ayo masuk, disini dingin. Apa Randi yang melakukan ini?" ajak Rion, yang baru pulang dari bekerja. Ia terkejut melihat Mayang yang tidur meringkuk diatas lantai teras.
Mayang yang kaget mendengar suara bariton milik kakak iparnya langsung duduk dan menunduk malu. "Nggak papa mas! Aku takut mas Randi akan memarahiku, jika aku memaksa masuk dan tidur di dalam."
"Keterlaluan sekali Randi, bisa-bisa nya menyuruh istrinya tidur di luar, padahal di luar hujan deras." Rion menggertakkan rahangnya hingga menegas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"Aku tidak ingin menjadi duri dalam rumah tangga kakak dan kak Ranti."
Rion mendesah kesal, lalu bangkit dan membawa piring kosongnya ke sink cuci piring.
Mayang hanya memperhatikan Rion yang mood nya menjadi jelek karena perkataannya. Mayang sadar akan hal itu, tapi ia hanya diam dengan perasaan tak menentu.
"Pikirkan dirimu sendiri Mayang." kata Rion sambil mencuci piring dan bekas masaknya. Setelah selesai, Rion pergi meninggalkan Mayang yang termenung di depan meja makan.
Nasi gorengnya belum habis, tapi hasrat untuk melanjutkan makannya sudah hilang karena sikap Rion yang tiba-tiba berubah.
Sebenarnya karena ulahnya juga Rion menjadi seperti itu.
Mayang buru-buru menghabiskan makannya, dan buru-buru menyusul Rion ke lantai atas.
Sambil mencuci piring bekasnya makan, Mayang berpikir hal apa yang harus ia lakukan. Apakah ia harus menjadi egois dengan menjalin hubungan bersama Rion, sementara status mereka masih sama-sama memiliki pasangan yang sah.
Karena jujur saja, mendapatkan perhatian dari Rion membuat hatinya yang semula mati, menjadi hangat dan lebih hidup. Selama ini Randi bahkan tak pernah memikirkan apakah dirinya sudah makan atau belum. Yang Randi lakukan terus-terusan menyiksa Mayang baik secara verbal maupun psikis.
Mayang meninggalkan dapur, dan bergegas menuju ke lantai atas. Ia rasa keputusannya saat ini sudah tepat, ia akan mengikuti kata hatinya. Bahagia menjalin hubungan diam-diam dengan Rion, dibelakang pasangan mereka.
Jika Rion saja sudah menjamin dirinya akan bahagia bersamanya, maka tak ada alasan baginya untuk tidak bahagia.
Ia akan membalas rasa sakit hatinya, pada Randi dan keluarganya yang selama ini selalu menindasnya. Menjadikannya babu gratisan tanpa perduli perasaannya.
Kali ini, ia akan membahagiakan dirinya bersama Rion, yang juga bersedia membahagiakannya.
"Mas!" Mayang menyapa Rion, yang tengah duduk di kursi balkon.
Rion yang sedang menghisap rokoknya, langsung menoleh kearah Mayang dengan tatapan tak percaya.
"Mas!" ucap Rion dengan sebelah alis terangkat dan seringai di bibirnya.
"Jangan menatapku seperti itu." protes Mayang dengan wajah bersemu merah. Karena menahan malu.
Rion melemparkan puntung rokoknya yang masih tersisa setengah ke luar, dan menarik tubuh Mayang ke dalam pelukannya dengan perasaan bahagia. Rion mengecupi pucuk kepala Mayang dan mengusap-usap punggungnya.
"Aku mencintaimu!" aku Rion dengan gamblang.
Mayang mengangguk dengan senyum mengembang, mendengar pernyataan cinta dari seorang pria, membuat perasaan Mayang menjadi hangat. Di perutnya seperti ada ribuan kupu-kupu yang terbang dengan kepakan sayap berwarna-warni.
...🌸🌸🌸🌸🌸...
Hari bergulir malam berganti dengan pagi yang cerah dan udara segar. Karena semalam hujan turun dengan deras.
Masih ada sisa-sisa. Air hujan pada lembaran-lembaran daun mangga yang berada di depan halaman rumah.
Mayang membuka tirai vintrase berwarna putih yang menutupi pintu kaca balkon. Ia menghirup udara segar di pagi hari. Dengan perasaan bahagia, karena hatinya yang kosong sudah terisi nama seseorang yang spesial.
Sama sekali tak ada nama Randi di dalam hatinya, karena selama menjadi suaminya. Randi sama sekali tak pernah menyentuh hatinya. Hanya penyiksaan yang kerap kali Mayang dapatkan.
Setelah puas menghirup udara pagi hari yang masih segar, Mayang memutuskan untuk mandi. Setelah itu, ia keluar kamar menuju dapur, untuk membuat sarapan, baginya juga Rion.
Mayang membuka lemari pendingin, dan berdiri beberapa saat sambil berpikir akan memasak apa.
Meskipun Rion jarang berada di rumah ini, tapi kulkas selalu terisi lengkap dengan berbagai makanan.
"Masak ini saja yang mudah." ucap Mayang. Lalu mengambil satu ikat kangkung dan ayam ungkep.