"Seberapa keras pun usaha ku untuk menjadi yang terbaik, aku tetaplah aku yang berasal dari kegelapan malam."
"Aku tidak bisa kembali menjadi suci kecuali jika ada seseorang yang mampu membersihkan dosa-dosa ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Azura"panggil pria yang tadi sudah membuat janji dengan Azura.
"Ya tuan Arga perkenalkan ini tunangan saya."ucap Azura.
"Tuan Jonathan."ucap Arga yang tentunya mengenal pria yang sama-sama pengusaha sukses itu.
"Hmm..."ucap Nathan dingin.
"Azura kamu tidak sedang bermimpi kan babe, dia adalah calon suami dari sepupuku."ucap pria itu yang membuat Azura terdiam sambil menatap lekat wajah Nathan yang kini terlihat datar.
"Azura iku dengan ku."ucap Nathan saat melihat gadis itu bangkit sambil menatap dirinya dengan tatapan penuh kekecewaan.
Bukan karena Azura merasa dibohongi karena Nathan telah memiliki calon istri, tapi dia kecewa terhadap Nathan yang tidak memberitahu dia siapa calon istrinya itu.
"Cukup! Berhenti di situ, aku tau aku bukan wanita baik-baik tapi kalian tidak punya hak untuk menghakimi ku seperti ini. Ya aku seorang pela*ur aku tidak menyangkal tentang hal itu tapi aku juga manusia seperti kalian yang juga bisa merasakan sakit, aku mungkin tidak bisa membersihkan diriku dari dosa-dosa yang selama ini aku buat tapi yang lebih menjijikkan disini adalah kalian para penikmat jasa dari wanita seperti ku. Apa salah jika aku ingin berhenti dari dunia ini kenapa kalian tidak pernah memberikan ku kesempatan untuk berubah aku pendosa ya! Semua orang tau itu, tapi apa aku tidak punya hak untuk menjalani hidup ku dengan normal? Terutama kau tuan tidak bisa kah kau berhenti mencari-cari aku di luar sana?!"ucap Azura yang kini berlalu pergi dari hadapan mereka.
"Ayudia tunggu!"ucap Jonathan yang kini memberikan peringatan pada Arga yang masih terdiam di tempatnya.
Pria itu bingung kenapa Azura bersikap seperti itu, dia sudah bersiap untuk menikmati keindahan tubuh gadis itu dan sudah mentransfer uang hingga akhirnya dia melihat notifikasi transfer gagal dilakukan.
"Apa-apaan ini."ucap Arga yang kini sudah diblokir oleh Azura.
Gadis cantik itu pergi dengan menggunakan taksi, dia masih menangis hingga sopir taksi itu menghentikan laju mobilnya.
"Ayu."ucap pria yang tidak lain adalah teman SMA nya dulu.
"Jodi."ucap Ayudia yang kini mengusap air matanya dengan kasar.
"Ah tunggu-tunggu, tunggu sampai kita tiba di sana."ucap pria tampan yang merupakan pengemudi taksi itu.
Pria itu langsung memarkirkan mobilnya itu di pom bensin terdekat.
"Ayu maaf tapi boleh kita bicara sebentar."ucap Jodi.
"Lama pun tak masalah yang terpenting kamu senang."ucap Azura sambil tersenyum.
Tangisnya seketika menghilang setelah dia menemukan pria yang sudah lama menghilang sejak mereka lulus SMA itu.
"Kamu masih asik seperti dulu."ucap Jodi.
"Dimana kamu tinggal sekarang?"ucap Azura bertanya.
"Masih di kolong langit."jawabannya sambil tersenyum ramah.
"Bagaimana kabar aunty dan uncle?."tanya Azura lagi.
"Mereka sudah baik-baik saja bahkan rumah mereka saat ini adalah yang termegah yaitu bumi yang kita pijak setiap harinya."ucap Jodi sambil tersenyum dipaksakan.
"Jangan bilang?"
"Ya kamu benar mereka sudah tidak lagi didunia ini."ucap Jodi.
"Ah aku turut berdukacita cinta, tapi aku harap kamu tidak terjerumus seperti ku setelah kedua orang tua ku juga pergi."ucap Azura.
"Pergi jangan bilang nasib kita sama."ucap Jodi.
"Hmm... lebih miris lagi, mereka mengakhiri hidup mereka."ucap Azura yang kembali berlinang air mata.
"Yang tabah ya."ucap Jodi.
"Hmm..."ucap Azura.
"Semua karena harta, bahkan kedua orang tuaku hampir depresi sebelum mereka meninggal."ucap Jodi yang juga memiliki kemiripan dengan apa yang dialami oleh Azura meskipun Jodi jauh dibawah Azura soal kekayaan mereka.
"Beruntung nya kau tidak harus dikejar-kejar bank setelah itu, aku bahkan harus melunasi hutang yang sangat besar dan karena itu aku terjebak di dalam dunia yang begitu gelap."ucap Azura yang kini membuat Jodi mengerti dunia gelap yang Azura sebutkan karena dia mendapati Azura keluar dari sebuah club malam.
"Mereka tidak meninggalkan hutang tapi tanggung jawab yang begitu besar ketiga adikku yang saat ini tengah membutuhkan banyak biaya belum lagi adik bungsu ku masih harus berobat dan aku hanya bisa bekerja serabutan seperti saat ini karena aku juga tidak melanjutkan kuliah."ucap Jodi.
"Dimana kamu tinggal sekarang mungkin kita bisa saling berkunjung."ucap Azura.
"Benarkah kau bisa berkunjung ke tempat yang mungkin tidak bisa membuat mu nyaman."ucap Jodi.
"Jangan seperti itu, kita sama-sama tidak punya apa-apa di dunia ini."ucap Azura.
"Hmm... baiklah aku tinggal di alamat ini."ucap Jodi yang memberikan kartu namanya.
"Kau keren sobat kau masih memiliki kartu nama."ucap Azura sambil terkekeh kecil.
"Jangan meledek itu karena terpaksa."ucap Jodi.
"Baiklah untuk pertama kamu antar aku pulang."ucap Azura.
"Tentu."ucap Jodi.
"Hidupkan kembali cargo nya aku akan bayar berapapun meskipun mungkin itu bukan uang halal."ucap Azura sambil terkekeh.
"Aku sudah tidak mengenal uang halal atau haram yang terpenting uang itu ada disaat mereka menginginkan makan."ucap Jodi yang membuat hati Azura tercubit.
"Baiklah ayo kita ubah dunia ini dengan racun dunia."ucap Azura yang membuat Jodi terkekeh.
Perkataan Azura memang ada benarnya karena uang kedua orang tuanya pergi dari dunia ini.
Mereka pun akhirnya pergi menuju alamat yang Azura sebutkan.
Sepanjang perjalanan banyak celotehan khas sahabat lama, ya Jodi adalah tempat baik Azura saat mereka SMA dulu termasuk Amalia.
Tapi saat ini daftar sahabat itu sudah dihapuskan untuk Amalia yang kini semakin terang-terangan membenci dirinya.
Azura pun tiba di depan rumah nya, Jodi pun tersenyum bangga setidaknya gadis itu masih bisa bertahan hidup meskipun mungkin cara yang dia ambil salah.
"Rumah yang bagus nona."ucap Jodi.
"Ini istana pinjaman dari tuhan Jo."ucap Azura.
"Istana ku juga lebih megah dari ini hingga aku selalu diajarkan untuk bersyukur karena istana megah ku."ucap Jodi yang kini terkekeh.
"Masuk dulu."ucap Azura.
"Tidak ini sudah sangat larut dan kau adalah penumpang terakhir ku."ucap Jodi.
"Baiklah tunggu disini karena aku harus ambil uang haram ku dulu."ucap Azura yang kemudian terkekeh.
"Baiklah aku juga penasaran dengan bentuknya."ucap Jodi lagi.
Azura pun bergegas masuk kedalam lewat pintu pagar, sampai beberapa menit kemudian dia kembali dengan membawa sebuah paper bag.
"Ini ongkos taksi, ini bentukan uang haram, dan ini bentuknya rejeki halal untuk adik mu di rumah bilang aku akan berkunjung secepatnya."ucap Azura yang memberikan paper bag yang entah apa isinya yang jelas Jodi langsung pamit.
...🧸🧸🧸🧸🧸...
Azura pun kembali kedalam setelah memastikan semuanya aman, beruntung bibirnya masih terlelap dalam tidurnya tepat pukul 01:00 Azura pun bergegas mengganti baju dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuk miliknya itu.
Azura merasa lega setelah bertemu dengan sahabat baiknya yang dulu tinggal satu komplek perumahan dengan nya.
Mahasiswa jurusan desain interior itu merasa derita yang ia rasakan selama ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan Jodi yang harus mengurus ketiga adiknya yang masih butuh banyak biaya belum lagi mendengar kabar bahwa adik bungsunya itu sakit-sakitan.
Pagi yang cerah telah datang, Azura pun mengerjapkan matanya kala sang bibi membuka gorden kamar nya.
"Bangun sayang bukankah ini waktunya pergi kuliah."ucap sang bibi.
"Hmm... sebentar lagi bi, masih ngantuk."ucap Azura yang memang baru terlelap beberapa jam saja.
"Hmm... tapi kamu terlambat bagaimana nak, jangan terlalu banyak begadang."ucap sang bibi.
"Hmm... ya, terimakasih bibi ku yang cantik."ucap Azura.
Gadis cantik itu memang akan kuliah sebelum berangkat magang.
Azura pun dengan lesunya bangkit berjalan menuju kamar mandi dan sang bibi merapihkan tempat tidur nya.
"Bibi tunggu dibawah Yu, kamu mau bawa bekal atau tidak."ucap sang bibi.
"Tidak usah repot-repot bi ada kantin di mana-mana."ucap Azura yang masih duduk di atas kloset sambil menikmati nikmat yang tuhan berikan saat ini.
Arum pun berlalu dari dalam kamar keponakan nya itu, dia ingin buat sarapan pagi untuk putri dari almarhum kakak nya itu.
"Mbak dia sudah tumbuh dewasa dan cantik seperti mu, maaf baru bisa saat ini aku mendampingi nya."ucap Arum yang sebenarnya sudah sejak lama ingin menemui gadis malang yang telah ditinggal oleh kedua orang tuanya untuk selamanya itu. Tapi suaminya selalu bilang bahwa keponakan nya tidak butuh dirinya karena memiliki banyak harta peninggalan dari kedua orang tuanya, nyatanya Arum tidak tau apa yang terjadi pada kakaknya selain kematian mendadak dan bahkan dia hadir sebentar di acara pemakaman karena suaminya langsung mengajak nya pulang.
Sekarang Arum sadar bahwa suaminya terlalu iri pada almarhum yang memiliki kehidupan yang jauh lebih baik dari keluarganya dan selalu berbagi dengan orang sekitarnya.
Sekarang dia menyadari kesalahannya karena terlalu patuh terhadap suami yang ternyata hanya memanfaatkan dirinya sampai penyesalan itu datang saat putra satu-satunya dijebloskan kedalam penjara karena kesalahan kecil yang sebenarnya dimulai oleh suaminya itu.
"Ehem... pagi-pagi sudah melamun, tenang saja jodoh nya sebentar lagi mendarat."canda Azura.
"Ah kamu Yu, bercanda jangan kelewatan bibi mu ini sudah terlalu tua."ucap Arum.
"Siapa bilang, bibi belum beruban dan belum menggunakan tongkat."ucap Azura pada wanita berusia 42 tahun itu.
Arum yang dulu nikah di usia sangat muda yaitu enam belas tahun, dan Rakha kini berusia 25 tahun
"Kamu bisa saja."ucap sang bibi.
Mereka pun sarapan pagi bersama, dan setelah itu Azura pamit pergi menuju kampus nya.
Sepanjang perjalanan dia kembali memikirkan tentang kerja sama nya dengan Nathan pria yang semalam terlihat merasa bersalah terhadap nya karena tidak bisa membela Azura didepan Arga.
Azura pun tiba di parkiran kampus, dia pun keluar dengan membawa tas selempang miliknya dan seperti biasanya melewati pintu ajaib yang biasa ia lewati.
"Selamat pagi nona."ucap satpam tersebut.
"Pagi"balas Azura.
Azura tersenyum manis pada mereka yang selama ini selalu bersikap ramah terhadap nya.
Sesampainya dikelas Azura pun langsung duduk di bangku miliknya, dia tidak mempedulikan Amalia yang menatap tidak suka padanya.
Dosen pun masuk, terlihat Leony tersenyum ramah pada semua kecuali pada Azura entah apa yang terjadi.
Mereka pun memulai mata kuliahnya, selama mereka ada di kelasnya Azura terus mendapatkan tatapan datar dari Leony.
Hingga saat mata kuliah itu berakhir, Leony meminta Azura untuk menemuinya di ruangan nya.
Dan Amalia yang baru saja berjalan hendak keluar dari dalam kelas sengaja mendekat ke arah Azura lalu berkata."Itulah akibat dari perbuatan buruk."ucap Amalia yang langsung meninggalkan Azura yang kini melirik ke arah Amalia yang pergi begitu saja.
Sampai saat dia tiba di ruangan Leony dia pun mengetuk pintu yang setengah terbuka itu."Masuk."ucap Leony dingin.
"Duduk."ucap Leony.
"Terimakasih Miss."ucap Azura yang kini duduk di hadapan Leony.
"Kamu bisa jelaskan ini."ucap Leony yang memperlihatkan puluhan foto kebersamaan antara Azura dengan Diego.
"Sudah berapa lama kamu menggoda suamiku."ucap Leony dengan tatapan mata tak bisa diartikan.
"Maafkan saya Miss, saya memang sering kebetulan bertemu dengan Mr Diego, tapi kami tidak memiliki hubungan apapun, dan soal foto ini saat itu dia ingin menyelamatkan saya dari pria yang menganggu saya. Tapi untuk lebih jelasnya silahkan anda tanyakan pada Mr Diego."ucap Azura.
"Jangan pikir saya bodoh Azura, saya tau siapa kamu dan saya bisa menghancurkan kamu dalam hitungan detik pela*ur."ucap Leony yang kini berbisik di telinga Azura.
"Hmm... lakukanlah Miss, saya rasa saya tidak pernah menutupi jati diri saya dari siapapun, dan jika anda belum puas dengan jawaban saya kita bisa tanyakan langsung pada Mr Diego."ucap Azura yang terlihat santai.
"Baiklah tapi ingat saat aku tau bahwa kamu menggoda suamiku, maka jangan harap bisa lulus kuliah."ucap Leony.
"Baiklah."ucap Azura yang seakan pasrah tapi tidak bagi Leony yang justru merasa ditantang.
Azura pun langsung pergi setelah pembicaraan itu selesai, dia sama sekali tidak membawa bukti yang ada pada Leony, menurutnya itu mungkin adalah sebuah bukti dari kesalahan yang dilakukan oleh Azura. Tapi jika bukti itu dipublikasikan ke publik otomatis Leony pun akan dipermalukan karena ternyata suaminya suka jajan di luar sana semua itu karena Leony tidak bisa memberikan yang Diego inginkan.
Azura tidak pergi untuk magang, melainkan pergi ke alamat yang diberikan oleh Jodi.
Sesampainya di alamat tersebut, betapa sakit dan perihnya Azura saat melihat keadaan rumah yang bahkan lebih tepatnya seperti gubuk reyot itu.
Ada tangis lirih dari dalam sana, Azura langsung bergegas masuk."Sahila, Ripa ada apa dimana kak Jodi."ucap Azura yang kini terlihat khawatir.
"Abang pergi membawa Sila ke rumah sakit dia kesakitan."ucap Sahila yang kini semakin terisak.
"Bersiap lah kita susul Abang."ucap Azura sambil mengusap lembut puncak kepala keduanya.
"Baik kak kami juga khawatir pada Sila."ucap Ripa.
Azura mencoba menghubungi Panji dari nomor yang ada di kartu nama itu, namun tidak dijawab.
tapi kenapa episod yang k 24 dan smpai seterusnya lama sangat yng nak keluar,,,apa lagi cerita nya bikin penasaran /Grimace/