Berpisah karena keegoisan, tapi mereka kembali bersatu karena anak.
Follow IG @Thalindalena
Add Fb @Thalinda Lena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Ting Tong
Bunyi suara bell memenuhi setiap sudut rumah mewah pada sore hari itu. Honey yang berada di ruang makan menoleh pada Bibi yang sedang membuatkan makan siang untuknya.
"Biar aku saja, Bi," ucap Honey ketika Bibi akan beranjak.
"Tidak usah, Non." Bibi bergegas berjalan keluar dari area dapur menuju halaman rumah. Wajah wanita paruh baya itu terlihat tegang dan mengeras saat melihat pasangan suami istri yang selalu datang setiap hari ke rumah ini. Bibi menghembuskan nafasnya dengan kasar, lalu membuka pintu gerbang tersebut.
"Kalian lagi?" Respon Bibi tidak terkejut, melihat pria dan wanita bule yang berdiri di balik pintu gerbang tersebut..
"Kami tidak akan pernah bosan datang ke sini, karena kami yakin kalau putri kami berada di sini!" tegas wanita itu dengan suara tegas dan penuh penekanan. Selama 10 tahun dia mencari keberadaan putri bungsunya yang menghilang tanpa jejak, bak di telan bumi. Dan beruntungnya satu bulan yang lalu anak buahnya berhasil menemukan Alpha keluar dari rumah mewah ini.
"Maaf, Nyonya dan Tuan, sudah saya jelaskan berulang kali kalau ini bukan rumah putri kalian dan putri kalian juga tidak ada di sini! Mungkin kalian salah alamat!" jawab Bibi tak kalah tegas, lalu menutup pintu gerbang tersebut namun langsung di tahan oleh pasangan suami istri itu.
"Aku tahu kalau Bibi sedang berbohong! Jadi biarkan kami masuk, untuk memeriksanya sendiri!" tegas wanita tersebut yang tak lain adalah Arra. Ya, Arra dapat melihat kilat kebohongan dari kedua mata Bibi. Sepertinya wanita paruh baya itu terpaksa berbohong karena mendapatkan tekanan dari Alpha. Arra sangat tahu betul sikap putrinya yang sangat keras, dan tidak mudah ditentang.
"Maaf, Nyonya, jangan membuat masalah. Tolong pergi dari sini." Bibi berusaha mengusir dua orang itu namun usahanya sia-sia, karena Carlos mendorong pintu gerbang tersebut dengan kuat hingga membuat Bibi hampir terjatuh.
"We are not leaving here!" bentak Carlos penuh emosi, menatap tajam Bibi, lalu berjalan memasuki rumah mewah tersebut dengan paksa, diikuti oleh istrinya dari belakang.
Bibi sampai ketakutan saat mendapatkan bantakan dan tatapan tajam itu dari pria bule yang ada di hadapannya itu. Tapi rasa takutnya tidak ada apa-apanya di bandingkan dengan rasa cemas yang dia rasakan saat ini, dia segera berlari mengejar dua orang itu. "Bagaimana ini? Bagaimana kalau Nyonya Alpha mengetahui semua ini, pasti aku akan di pecat, tapi aku harus segera menghubungi Nyonya Alpha," gumam Bibi sangat cemas, karena menyuruh Arra dan Carlos keluar dari rumah itu pun tidak akan akan berhasil, maka dari itu dia segera merogoh ponselnya dari dalam saku celananya, lalu menghubungi Alpha.
*
*
"Bibi siapa yang datang?" tanya Honey tanpa menoleh, karena pandangannya sedang fokus menonton pertandingan sepak bola di layar ponselnya. Derap langkah kaki itu semakin mendekat, membuat Honey mengerutkan kening, dengan terpaksa dia mengalihkan pandangannya, betapa terkejutnya dia saat melihat dua orang asing berada di rumahnya.
Carlos dan Arra tak kalah terkejut saat melihat anak perempuan duduk seorang diri di meja makan yang menyatu dengan ruang keluarga. Kemudian mereka menatap lekat anak perempuan itu, wajahnya seperti tidak asing di mata mereka. Ya, anak perempuan itu memiliki paras cantik dan dua manik mata hitam legam sangat persis seperti Alpha.
"Siapa kalian?" Pertanyaan Honey membuyarkan lamunan Carlos dan Arra.
"Nona." Bibi datang tergopoh-gopoh lalu segera menyuruh Honey naik ke lantai atas, seolah tidak mengizinkan Honey berinteraksi dengan kedua orang tersebut.
"Tapi, Bi ..." ucapan Honey terputus saat Bibi memberikan kode kepadanya. Akhirnya Honey pasrah dan segera beranjak berdiri dan berjalan menuju arah tangga, karena kode yang di berikan Bibi merupakan peringatan dan perintah dari ibunya.
"Bibi dia siapa?" tanya Arra penasaran, ketika anak perempuan itu sudah tak terlihat.
"Sudah saya katakan kalau ini bukan rumah anak kalian! Jadi saya mohon, segera pergi dari sini," pinta Bibi penuh permohonan pada suami istri itu.
"Bi, jawab pertanyaanku! Siapa anak perempuan tadi?" tanya Arra sekali lagi, karena seolah tidak mau menjawabnya.
*
Sementara itu, Alpha dengan terpaksa meninggalkan meeting pentingnya setelah mendapatkan kabar dari ART-nya. Dia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh membelah jalanan ibu kota yang padat merayap pada sore hari itu.
"Sial!!!!" Alpha mengumpat sembari menekan klakson mobilnya berulang kali, agar semua kendaraan yang menghalanginya menepi dan memberikannya jalan.
Tapi, setelah berusaha melawan padatnya jalanan Ibu Kota, mobil yang di kendarai Alpha sampai di depan rumahnya. Alpha menekan remot control untuk membuka pintu gerbang rumahnya. Dia segera memarkirkan mobilnya, lalu segera keluar dari sana dan berlari ke dalam rumah, tanpa memperhatikan sekelilingnya. Tujuannya adalah satu yaitu putrinya.
"Honey!" seru Alpha dengan nafas terengah-engah, langkahnya terhenti saat mendengar suara yang sudah lama dia rindukan.
"Di sinikah kau selama ini bersembunyi?!" Carlos berbicara menggunakan bahasa Inggris. Suara pria tersebut seperti harimau yang sedang mengaum penuh amarah, terdengar sangat menakutkan.
Alpha yang baru saja akan menapaki anak tangga langsung menoleh ke arah ruang makan. "Dad, Mom," lirih Alpha dengan suara bergetar, dan nyaris tidak terdengar. Kedua matanya mengembun, dan tubuhnya langsung lemas seketika, saat melihat kedua orang tuanya yang sangat-sangat dia rindukan.
"Kau sangat hebat menutupi semuanya dengan rapi!" desis Carlos menatap tajam putrinya yang salama 10 tahun menghilang tanpa kabar. Bahkan dia dan anak buahnya pun kesulitan melacak keberadaan Alpha.
Tatapan Alpha beralih menatap Bibi.
Bibi yang merasa di tatap oleh majikannya pun segera menundukkan kepala dengan dalam, seraya berkata, "maafkan saya, Nyonya."
"Mommy yang mengancam Bibi agar mau menceritakan semuanya tentang dirimu dan tentang anak perempuan itu!" sahut Arra pada putrinya.
Suasana haru bercampur tegang kian terasa di ruangan tersebut. Alpha menatap kedua orang tuanya penuh kerinduan dan perasaan bersalah luar biasa. "Sorry." Hanya itu yang keluar dari bibir Alpha.
"Apa yang membuatmu seperti Al? Kenapa menyembunyikan semua ini dari kami?!" cacar Arra pada putrinya yang selama ini dia rindukan, seraya menatap Alpha penuh kecewa.
Alpha menelan ludahnya dengan getir, dia menghembuskan nafas panjang lalu meminta Bibi untuk menemani Honey di lantai atas. Setelah Bibi sudah tidak terlihat, Alpha mendekati kedua orang tuanya yang masih berdiri di dekat ruang makan.
"Karena aku merasa kotor, tidak pantas berada di tengah-tengah kalian," jawab Alpha penuh ketegaran.
"Mommy yakin pasti ada alasan lain yang kau sembunyikan!" balas Arra menatap putrinya dengan tajam, namun Alpha menggelengkan kepalanya berulang kali beriringan air matanya jatuh membasahi pipi.
"Lalu siapa pria itu?" Kali ini Carlos yang bertanya dengan nada tinggi dan penuh emosi.
"Dia bukan pria yang penting dalam hidupku!" sahut Alpha dingin.
***
Di lapak ini kalian akan di bikin kesel sama sikapnya Alpha yang keras dan sangat egois. Jadi mohon bersabar, dan jangan lupa berikan like, dan dukungan lainnya.😘