***
Karena kebodohannya sendiri, Grace harus menghadapi sebuah insiden tak terduga di dalam hidupnya. Dimana dia terpaksa harus terlibat dengan seorang laki-laki yang ia temui disebuah club. Saat itu dia mendapatkan dare untuk mencium seorang pria random disana. Namun sayangnya karena ciuman sialan itu mengantarkannya pada sebuah penyesalan yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Pria yang ia cium itu ternyata bukan orang yang sembarangan. Dia merupakan CEO dari sebuah perusahaan besar yang sangat berpengaruh sekali. Karena pengaruhnya itulah mau tak mau Grace harus membayar mahal atas tindakan bodohnya malam itu.
Akankah Grace sanggup membayar hal tersebut?
***
HALLO GUYS IM BACK!!!
BIJAK DALAM MEMBACA YA! BANYAK MENGANDUNG UMPATAN, DAN TENTU SAJA ADEGAN YG HM-HM. DOSA DITANGGUNG SENDIRI. SIAP-SIAP BAPER WKWK.
Ig : oviealkhsndi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ovie NurAisyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
***
Semalam Atlas memang datang ke club biasa yang sering ia dtaangi. Tujuannya datang ya untuk melepas penat pada minuman yang ada disana. Meskipun memang dia juga selalu kesal saat ada wanita penghibur mendekat ke arahnya. Tapi sudahlah, yang penting dia bisa menikmati malam itu.
Dan tanpa ia duga, ternyata gadis yang ia incar beberapa hari ini juga ada di club yang sama. Pikirannya kali ini terbagi jadi dua. Yaitu antara pekerjaan dan juga cara agar gadis ini menerima tawarannya.
Apa yang dikatakan gadis ini tadi siang memang benar adanya. Pasti banyak wanita lain yang sanggup dengan ini semua tanpa harus ia bayar mahal. Hanya saja pikiran Atlas malah tertuju pada gadis ini. Gadis yang dimana tidak ia kenal sama sekali. Mereka bertemu pun ya karena insiden ciuman itu.
Semalam Atlas juga langsung membawa pergi gadis itu. Padahal dia tidak perlu sampai seperti ini. Tapi entahlah, tanpa Atlas sadari, dia mulai berubah karena keinginannya pada gadis ini.
Grace menatap kesal dirinya melalui pantulan cermin di depannya. Posisinya dia masih di kamar mandi, sementara pria pemaksa itu entah kemana perginya. Biarkan saja, lagi pula Grace sudah sangat muak dengannya. Grace masih tidak habis pikir kenapa bisa ia terikat masalah sepele dengan pria itu? Bahkan masalah sepele itu pasti akan berubah jadi besar setelah ini.
Hembusan nafas gusar terdengar dari gadis ini. Wajahnya nampak sekali menunjukan bahwa dia sedang stress sekali. Dia masih bingung, kenapa pria itu sampai membawanya semalam kesini? Ini juga dimana, Grace tidak tahu.
Dengan cepat Grace membersihkan dirinya dan kembali memakai pakaiannya semalam. Memang sudah kotor, apalagi ada noda wine di kemeja putihnya. Padahal ia baru pertama kali pakai kemeja ini, tapi sepertinya sudah tidak bisa dipakai lagi karena noda ini. Huh!
"Selamat pagi, nona."
Grace terlonjak kaget saat mendapat sapaan tiba-tiba setelah ia keluar dari dalam kamar mandi. Disana nampak ada dua orang petugas hotel? Sepertinya benar mereka petugas hotel. Pasalnya baju yang mereka kenakan mirip seperti pekerja hotel.
"Siapa kalian?" tanya Grace.
"Kami diperintahkan tuan Atlas untuk memberikan baju ganti. Anda bisa memilihnya sesuai dengan yang anda mau," ucapnya.
"Untuk apa pria itu memberiku baju," gumam Grace.
"Nona," panggilnya lagi.
"Ah, pilihkan saja. Terserah kalian, aku tidak terlalu pemilih."
"Baiklah. Kalau begitu pakai yang ini saja," ucapnya seraya memberika satu dress berwarna hitam. Bentuknya persis seperi cocktail dress, dengan bagian lengan pendek yang mengembang seperti terompet. Selain itu dress tersebut juga dilengkapi dengan tali dibagian pinggang.
Dengan cepat Grace mengambil dress itu dan mengenakannya. Selain itu dia juga jadi menggerai rambutnya untuk menutupi bagian belakang punggungnya yang cukup terekspos.
"Tuan Atlas sudah menunggu anda di ruangannya, nona. Mari kami antar."
"Tidak perlu, aku tahu. Kalian kembali saja, terima kasih."
"Baiklah, nona. Permisi."
Kedua pelayan hotel itu pun pergi dari kamar ini. Jadi benar dugaannya dia ada di hotel dan semalam tidur disini?
"Entah apa yang sudah terjadi semalam. Gue bego banget bisa-bisanya hilang kendali gara-gara kesel. Dua temen gue lagi, mereka ngajak tapi suka ninggalin. Akhirnya kan gue jadi dibawa pria menyebalkan itu," gerutunya pelan.
Grace segera mencari tas dan ponselnya. Setelah menemukannya ia langsung keluar dari dalam kamar ini. Tujuannya tentu saja pergi kembali ke rumah ibu Lita. Dipikir Grace akan menemui pria itu. Ck, tidak sudi sekali rasanya.
Grace masuk ke dalam lift dan segera menekan lantai satu, sebab itu pasti lobby. Ia tidak menyangka jika dia berada di lantai paling atas hotel ini. Grace menyandarkan kepalanya pada dinding lift. Pening masih terus menyerang kepalanya. Sepertinya dia harus meminum obat pereda mabuk, jika tidak selama seharian ini dia pasti akan terganggu dengan pening itu.
Ditengah perjalannya menuju lobby, lift tiba-tiba terbuka. Grace tidak ambil pusing. Karena sudah pasti ada juga yang hendak menuju lobby. Masih dengan posisi menyandar sembari memejamkan matanya, seolah dia memang sangat tidak peduli dengan siapa yang masuk. Namun ternyata orang itu langsung berjalan ke arah Grace dan berdiri disampingnya.
Grace tentu saja merasakan hal itu. Ia pun segera membuka kedua matanya dan seketika ia terkejut. Pria yang sangat ia hindari malah sudah berdiri disampingnya.
"Aku meminta mu menemui ku, kenapa kamu malah mau kabur?" tanya Atlas.
"Kabur? Memangnya aku tawanan mu? Rasanya bukan kan? Aku pergi karena memang mau pulang, bukan karena mau kabur," bohong Grace.
Jelas saja dia akan kabur.
"Tampang mu tidak bisa berbohong. Aku tahu kau mencoba kabur."
"Whatever- Akhhh..,"
Tubuh Grace ditarik begitu saja keluar lift. Tak lama ia sampai di sebuah ruangan yang entah ini ruangan apa. Yang jelas seperti ruangan pertemuan. Disana juga sudah bertengger beberapa bodyguard.
"Duduk."
Nada Atlas terdengar cukup dingin dan memerintah. Dari pada nyawanya melayang, Grace pun segera duduk ditempat yang sudah disediakan. Pun dengan Atlas yang juga duduk disamping Grace.
Di depan sana terdapat sebuah layar besar, entah berapa inch. Yang jelas layar itu langsung menyala saat Grace duduk disana. Tak lama, layar itu menampilkan rekaman cctv dimana Grace pertama kali mencium pria ini di club waktu itu.
Grace meremas pelan jari jemarinya. Ia pun melirik ke arah bodyguard yang ada di depan pintu, mereka sudah berbalik dan tidak melihat ke arah layar di depan. Syukurlah.
"Apa maksud mu?" tanya Grace.
"Tenanglah, tontonannya masih berlanjut."
Benar adanya. Setelah rekaman cctv di club, kini layar didepan memutar kejadian dimana Grace dan Atlas kembali berciuman. Namun kali ini di sebuah ruangan yang mirip kamar. Jangn bilang itu kamar semalam yang mereka tempati?
Di ciuman kali ini, Atlas lebih mendominasi. Bahkan pria itu tidak segan mendorong dan menarik Grace saat gadis itu berusaha melepaskan ciumannya. Untuk adegan ini, Grace sama sekali tidak mengingatnya.
"KAU SENGAJA?!" geram Grace.
Atlas tersenyum miring dan melirik ke arah Grace. "Aku tidak pernah seniat ini jika memang bukan kau orang yang aku inginkan dalam kerja sama ini."
"Bukankah sudah aku bilang, aku tidak mau!"
"Sssstt, tontonannya masih panjang."
Atlas segera menarik dagu Grace agar kembali melihat ke layar di depannya. Disana Atlas terlihat membuka dress atas Grace. Pria itu juga mendaratkan kecupannya di leher sampai ke atas dada Grace.
"BAJINGN!! KAU BILANG KAU TIDAK SUKA DENGAN TUBUH KU!! LALU ITU APA?!"
Emosi Grace sepertinya tidak bisa dibendung lagi. Dia bahkan langsung berdiri dan hendak menyerang Atlas dengan pukulan yang ia bisa. Namun...
tbc.
kalau mau kan mesti Sah in dulu aduhhh bang sabar Napa bang
cuman belum sampai perkenalan aja ini duh Thor lanjut
sorry Thor Baru sempet baca
takut kecebur dalam cinta karena kepura-puraan .....💪💪