kisah cinta seorang pemuda sederhana nan rupawan dan cerdas dalam mengejar mimpi yang terjebak dengan lawan jenis di sebuah kamar kos.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhujhu Games, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 16.Perang Dunia.
Sementara itu di kamar kosnya.....
'Ding........ '
Sebuah suara notifikasi memecahkan ketenangan dalam ruangan itu. Begitu pula dengan terangnya cahaya layar ponsel yang kini menerangi kamarnya.
"Ngghhh.Pesan apa tuh, sayang?"tanya Rama yang terbangun dari tidurnya karena suara notifikasi dari ponsel Ana.
" Hmm. Nggak tahu? Mana Hp ku."balas Ana yang juga baru saja terbangun dari tidurnya.
"Nih." balas Rama memberikan Hp Ana.
Dalam keadaan mengantuk, Ana mulai mengucek kedua matanya secara perlahan. Lalu secara tiba-tiba kedua mata Ana terbuka lebar saat melihat nama yang mengirim pesan singkat itu.
'Andika.... '
'Sruuughhh......!!! '
Secara refleks, tiba-tiba Ana memperoleh kembali seluruh kesadarannya. Ia kemudian segera bangkit dari ranjangnya dan langsung berlari menuju ke kamar mandi.
"Yang? Kebelet pipis?" tanya Rama saat melihat Ana yang tiba-tiba berlari menuju kamar mandi hanya dengan pakaian dalamnya itu.
"Iya!! Bentar!!" balas Ana.
'Cklek!!...... Cklek.....!!"
Suara pintu ketika Ana sedang mengunci pintu kamar mandi. Berjaga-jaga agar Rama tak mengetahui apa yang sedang terjadi.
"Duh, gimana nih?! Aku malah ketiduran!! Dika pasti marah banget nggak sih?!"pikir Ana di dalam hatinya, sambil memberanikan diri untuk membuka pesan yang dikirimkan Andika tadi.
Andika : " Belum selesai juga ya?! Aku mau pulang nih udah malam."
Ana : "Sorry, Dik. Aku nggak sengaja ketiduran, sumpah!!"
Andika : "Mau sampai kapan sih aku harus kayak gini terus? Aku nggak nuntut banyak An, aku cuma butuh tempat buat menaruh barang sama tidur, itu aja. Nggak lebih."
Ana :"Aku beneran nggak sengaja Dik, maaf. Please, ini bentar lagi aku suruh Rama balik, sekali lagi maaf ya."
Dalam kondisi Andika yang sudah sangat kelelahan, basah kuyup karena air hujan, ditambah lagi dinginnya malam hari ini, mendengar kalimat "Nggak sengaja" yang terucap dari Ana. Menurut Andika itu adalah sebuah alasan yang benar-benar tidak bisa di maafkan baginya. Mengingat kondisinya yang basah kuyup dan kedinginan itu.
Karena itulah, untuk pertama kalinya Andika benar-benar marah kepada Ana. Dan secara tak sengaja mengatakan hal yang cukup menyakitkan untuk di baca.
Andik :"Enak banget ya!! Situ tiduran, santai-santai sama pacar di kamar, sementara aku jadi gelandangan di jalanan? Kehujanan basah kuyup gini, dan yang jelas besok aku bakalan sakit.
Ana :"Eh? Sumpah? Astaga, Dik. Sumpah maaf banget aku nggak sengaja ketiduran.
Ana membalas pesan Andika sambil terus mengirimkan sebuah emoji menangis. Berusaha untuk menunjukkan seberapa menyesal dirinya.
Andika :"Setiap hari ketemuan, ngelakuin itu terus dan ngusir aku. Di pikiran kalian emang cuma itu ya? Kalian udah kelihatan kayak hewan tahu nggak? Sorry, aku memang miskin. Jadi nggak bisa mencari kos baru buat bulan ini. Kalau ada uang juga aku bakalan pindah sekarang. Biar aku nggak gangguin kalian lagi untuk berkembang biak. Dasar cewek murahan. Palingan kamu juga mau kam ngelakuin itu semua sama siapa saja? Ya kan?"
Semua rasa emosi Andika terlepas, membuatnya secara sengaja atau tidak membuat Ana juga merasakan sakit hati yang dalam atas pesannya itu.
Di sisi lain, Ana yang membaca pesan itu, yang awalnya bener-bener menyesal atas kesalahannya dan merasa kasihan kepada Andika, kini mulai merasa sakit hati dengan pesan dari Andika itu.
Meskipun itu semua memang kesalahannya karena terus menerus mengusir Andika dari kamarnya.
Tapi........
Ana :"Kayak hewan katamu? Berkembang biak katamu? Cewek murahan katamu? Oh, si perjaka ternyata nggak tahu apa-apa tentang pengaman ya. Kasihan banget nggak ngerti enaknya berhubungan.
Meskipun awalnya Ana berniat untuk meminta maaf dan benar-benar menyesali kesalahannya kepada Andika, tapi kalimat yang di ucapkan Andika terkesan sangatlah merendahkannya.
Yang Akhirnya membuat Ana secara tak sadar memberikan balasan yang sama-sama menyakitkan.
Andika :"Seenggaknya aku bukan cowok yang cuma mengincar badan cewek aja.Lanjutin aja mesra-mesraan kalian, aku nggak akan balik ke sana. Yakin aku, kalau Rama itu bukan cowok yang bener. Yang mau sama kamu cuma buat nikmatin badan murahan kamu aja."
Ana :"Oh, nggak balik ke sini lagi? Makasih banget ya!! Akhirnya bisa terbebas dan jauh dari perjaka sok polos kayak kamu. Dan juga, kamu yang nggak ngerti apa-apa sama Rama, nggak usah sok tahu. Belajar terus setiap hari buat apa? Emangnya Bisa menghasilkan uang banyak? Nyatanya jug masih miskin kan?"
Sama seperti Ana yang sangat marah karena ia dikatakan sebagai cewek murahan. Amarah Andika pun juga memuncak ketika usahanya agar bisa lepas dari kemiskinan dihina seperti itu.
Karena sudah terlalu marah kepada Ana. Akhirnya Andika memilih untuk membisukan notifikasi dari pesan Ana. Tak berniat membalasnya atau membacanya lebih lanjut lagi.
Sambil melihat ke arah langit malam dengan hujan yang sudah mulai reda itu, ia bertanya pada dirinya sendiri.
"Terus sekarang aku harus gimana ya? Aku harus tinggal dimana? Hah.... Dasar cewek gila." gumam Andika di dalam hati.
Secara perlahan Andika berjalan menyusuri jalan di kota Bandung di malam hari ini. Hanya berbekal peta di ponselnya, ia segera mencari tempat setidaknya untuk menginap malam ini.
Namun apa yang ditemukannya hanyalah penginapan mahal yang setidaknya berharga 300 ribuan hanya untuk menginap semalam saja. Bagi Kanton Andika sekarang ini, tentu saja angka itu sangat lah luar biasa mahal.
Hawa dingin malam hari ini,ditambah lagi dengan basah kuyup nya seluruh tubuh Andika akibat guyuran hujan tadi membuat tubuhnya kini mulai menggigil kedinginan. Sesekali Andika nampak bersin-bersin akibat hawa yang sudah terlalu dingin itu.
Jika ia tak kunjung mendapatkan tempat untuknya beristirahat untuk malam ini, mungkin saja ia akan benar-benar jatuh sakit di ke keesokan harinya.
Di saat Andika sudah mulai menyerah, akhirnya Andika menemukan sebuah tempat yang bisa tempatnya beristirahat untuk malam ini.
Namun tempat itu bukanlah sebuah penginapan, melainkan adalah sebuah cafe internet.
'Kling.... Kling..... '
Suara lonceng ketika Andika membuka pintu dari bangunan dua lantai itu.
"selamat datang di Net Cafe. Ada yang bisa saya bantu? " tanya pegawai wanita itu dengan ramah.
Dengan penampilannya kini yang terlihat agak lusuh dan membawa tas di punggungnya, Andika segera bertanya.
"Maaf, kak. Kira-kira bisa menginap untuk semalam nggak ya?" tanya Andika kepada pegawai tersebut.
"Oh bisa kak!! Ada paket malam seharga 50 ribu rupiah untuk sampai jam 6 pagi. Meskipun hanya bilik biasa, setidaknya bisa dan layak untuk beristirahat." balas pegawai itu menerangkan dengan cepat kepada Andika.
"Eh? Bisa ya? Ada kuncinya?" tanya Andika lagi.
"Ada kak, kakak juga bisa memakai kamar mandi umum. Tapi paket ini hanya boleh untuk satu orang saja kak, nggak boleh untuk berdua." balas pegawai itu kembali.
Akhirnya Andika segera mengeluarkan uang 50 ribu rupiah dari dalam dompetnya untuk membayar.
"Terima kasih kak, untuk bilik kakak berada di lantai dua, bilik nomor 13 ya kak. Dan ini kuncinya. " balas pegawai itu sambil memberikan kunci biliknya kepada Andika.
Karena sudah merasa sangat capek dan lelah, akhirnya Andika langsung menuju ke bilik yang ditunjukkan oleh pegawai wanita itu dan langsung segera beristirahat. Namun sebelum itu Andika memanfaatkan kamar mandi umum terlebih dahulu untuk sedikit membersihkan badannya.
Bersambung.......
Semangat yahhh