Kisah Dania yang bertahan dengan suami yang tak mencintainya. Dania bertahan karena cintanya pada Cilla anak dari suaminya. Akankah Pram membuka hati untuk Dania? Sanggupkah Dania bertahan? Atau Dania akan menyerah menjadi bunda pengganti bagi Cilla? Ikuti ceritanya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonny Afriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta Bunda Pengganti 35
Hari pernikahan Chelsea dan Revan pun tiba. Luka-luka di tangan dan kaki Dania pun sudah memudar, itu juga berkat krim ya g di berikan Reyhan padanya. Tapi Pram merahasiakan kalau krim itu dari Reyhan. Hingga Dania kira, krim itu dari Pram. Wah...hebat sekali kan?
Saat ini, Dania tengah menguncir rambut kriting Cilla. Dan menghiasi rambutnya dengan pita warna senada dengan gaun yang di pakai Cilla. Warna maroon. Setelah Cilla selesai, kini Dania masuk ke kamarnya, Pram sudah selesai dengan kemeja dan celana bahan miliknya, tinggal memakai dasi dan juga jas untuk melengkapi penampilannya. Dania masuk ke kamar mandi, sedangkan Pram keluar dari kamar setelah memakai dasi dan mengambil jas yang sudah di sediakan.
Dania keluar dari kamar mandi dengan menggunakan gaun yang mereka beli waktu itu. Tepatnya gaun pilihan Pram. Sebenarnya Dania sedikit tidak percaya diri, namun dirinya tak mau membuat Pram kecewa akhirnya Dania memakainya. Dania duduk di meja riasnya. Dan mulai merias wajahnya. Dan rambutnya di sanggul modern membuat tampilannya sempurna.
Di ruang keluarga, Pram dan Fatma serta Cilla sudah menunggu Dania. Fatma yang paham kalau Dania paling akhir berdandan, karena harus merapikan Cilla lebih dulu menunggu dengan tenang. Berbeda dengan Pram, yang sesekali melirik jam di pergelangan tangannya.
" Sabar Pram. Lagian acara nya kan masih satu jam lagi. Perempuan itu kalau dandan ya lama."
" Iya, Mi. Tapi udah tiga puluh menit, Mi."
Fatma hanya menggeleng, lalu kembali membaca majalah yang ada di tangannya.
" Pram susulin aja, Mi. Jangan-jangan dia tidur lagi."
Fatma tersenyum mendengar ocehan Pram. Pram pun segera melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Pram membuka pintu kamar dan mendapati Dania yang sudah cantik masih duduk di meja rias. Pram tertegun, matanya menatap Dania tanpa kedip, bahkan Pram menutup pintu kamar menggunakan kakinya.
Dania yang melihat Pram datang dan melihatnya pun menunduk malu dan bangkit dari duduknya. Dania meremas tangannya dan tak berani menatap Pram. Pram terus mendekat, sampai Pram berdiri tepat di hadapan Dania. Dania pun memberanikan diri melihat ke arah Pram. Dania yang melihat Pram seperti itu memberanikan diri bertanya.
" Jelek ya Mas. Kalau gitu aku ganti ya."
Dania segera memutar tubuhnya, namun tangannya di cekal oleh Pram, membuat tubuhnya membentur dada bidang Pram. Pram menelisik wajah Dania, dan membelai pipinya.
" Cantik..."
Dania yang mendapat pujian hanya bisa menunduk malu, bahkan kini wajahnya bersemu merah. Pram segera mendudukkan Dania di depan meja riasnya. Lalu Pram membuka lemari dan mengambil sebuah kotak beludru berwarna merah. Pram mengambil sebuah perhiasan yang mereka lihat waktu itu.
Pram menyematkan sebuah kalung berlian di leher Dania, membuat Dania membulat.
" Mas, ini bukannya kado untuk mbak Chelsea."
Dania berkata saat kalung itu melingkar sempurna di lehernya. Pram hanya tersenyum. Lalu mengeluarkan kembali dua kotak beludru.
" Ini semua untuk kamu. Siapa yang bilang ini untuk Chelsea?"
Dania membisu, sedangkan Pram meletakkan tangannya di bahu Dania. Lalu wajahnya tepat berada di samping wajah Dania.
" Kamu semakin cantik, sempurna."
Kalimat itu berhasil membuat Dania meremang. Bahkan kini Dania melipat bibirnya. Membuat Pram mengarahkan wajah Dania ke arah wajahnya. Kembali Pram mencium bibir Dania. Walau itu cuma sebentar, tapi mampu membuat Dania seakan tak bertulang.
" Ayo kita turun."
Pram menjulurkan tangannya dan di sambut oleh Dania. Kini tangan Dania berada di lengan Pram. Dan mereka turun bersama. Fatma yang melihat Dania turun bersama Pram, tersenyum lebar. Dan Cilla pun berlari mendekati mereka.
" Bunda cantik..."
Ucap Cilla setelah Pram menggendong nya. Cilla pun menghadiahi Dania sebuah ciuman di pipinya.
" Ayo sekarang kita berangkat."
Ucap Pram yang disambut anggukan oleh Dania dan Fatma.
Setibanya di hotel tempat acara berlangsung, Reyhan dan Riko melihat Pram datang dengan menggandeng Dania dan juga Cilla. Bahkan Reyhan sampai tak berkedip melihat penampilan Dania malam itu.
" Kedip Bro. Istri orang itu."
Ucap Riko sambil menyenggol lengan Reyhan. Membuat Reyhan mencebikkan bibirnya. Reyhan masih terus menatap Dania yang tampil sangat cantik malam itu. Pram pun tampak selalu menggenggam tangan Dania. Chelsea yang melihat pemandangan itu dari panggung pelaminan pun tersenyum.
Pram dan Dania pun menuju pelaminan untuk mengucapkan selamat pada kedua mempelai.
" Selamat, Sea. Semoga kalian langgeng sampai mau memisahkan."
Dan doa yang di ucapkan oleh Pram, diaminkan oleh mereka berdua.
" Selamat Mbak. Semoga pernikahan kalian abadi, dan saling melengkapi serta di beri kebahagiaan terus menerus."
Dania memberikan ucapannya juga. Bahkan Chelsea kini memeluknya.
" Terima kasih, Dania. Aku juga berdoa semoga kamu dan Pram langgeng dan selalu bahagia."
Dania yang mendengar doa dari Chelsea justru tersenyum getir. Pernikahan ini akan berakhir beberapa bulan lagi, itulah ucapan Dania di dalam hatinya. Namun berbeda dengan Pram, yang justru mengaminkan ucapan Chelsea.
Pram dan Dania kini turun dari panggung pelaminan. Dan mulai bergabung bersama dengan tamu yang lain. Dania yang melihat Reyhan serta Riki datang menghampiri. Bahkan Cilla sudah ada diantara mereka.
" Mas Reyhan, Pak Riko."
Reyhan tersenyum mendengar Dania memanggil namanya. Sedangkan Riko mencebik kan bibirnya.
" CK..Kamu gak adil Dania."
Dania terkejut mendengar ucapan Riko, lalu mencoba mengingat dimana letak tak adilnya. Reyhan yang tahu maksud dari ucapan Riko pun mengulum senyum.
" Maksudnya, Pak?"
Riko membenarkan cara duduk nya, lalu tangannya di letakkan diatas meja.
" Kamu manggil Reyhan dengan sebutan Mas. Sedangkan Aku, yang lebih muda dari Reyhan kamu panggil Pak. Apa aku setua itu Dania?"
Dania pun tersenyum kikuk. Dan sedikit memainkan jarinya.
" Hum...maaf pak. Habisnya saya bingung, mau manggil bapak apa? Kan bapak pimpinan saya di perusahaan."
Lagi-lagi Riko mencebik kan bibirnya.
" Aku saat ini bukan lagi pimpinan mu, Dania. Aku Ini sepupu Suami kamu itu. Kamu bisa panggil aku, Mas, Aa atau abang juga boleh."
Laku Riko melihat ke arah Reyhan yang hanya mengulum senyum.
" Panggil Aa' Aja, Dani. Kayaknya itu juga bagus. Aa' Riko."
Ucapnya sambil memainkan alisnya. Sedangkan Dania membulatkan matanya mendengar Dania di minta memanggil Aa' oleh Riko.
" Hum...gimana kalau kamu coba sekarang manggil aku."
Ucap Riko sambil memainkan alisnya.
" Om Riko lucu..."
Riko lupa kalau saat ini ada Cilla diantara mereka. Bocah tiga tahun itu, tertawa melihat Riko memainkan alisnya.
" Oke, Mulai dong, Dan. Panggil aku dengan sebutan Aa'."
Dania mencoba menghilangkan rasa gugupnya.
" Hum..."
" Siapa yang mau kamu panggil, Aa'. Dania..."
" Mas..."
" Papa.."
Baru dapat novelnya..
Hhhmmm ada hati kah Dok sm Dania?