Andina tidak menyangka, dia harus jadi pengasuh seorang bayi tampan anak dari majikan ayahnya.
Ya, orangtua si bayi tersebut sibuk dengan karirnya. Khususnya Vita sebagai mami nya nggak mau berhenti bekerja. Arya suaminya, sudah terlalu sering meminta untuk berhenti bekerja. Dan riak pertengkaran dimulai.
Nggak mau memakai jasa baby sitter karena takut dengan banyaknya berita di tv soal kasus penganiayan terhadap anak yang diasuhnya bahkan ada juga sampai dibunuh, kan jadi ngeri.
Alhasil, oma dan onty nya baby Athaya yang dibuat repot setiap hari harus mengasuh Athaya anaknya Arya. Sebulan dua bulan masih oke...tapi lama lama kewalahan juga karena Athaya setelah bisa berjalan makin aktif.
Hingga secara spontan ayahnya Andina yang bekerja sebagai sopir Arya, menawarkan Andina untuk mengasuh baby Athaya.
Penasaran selanjutnya bagaimana ? Yuk ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Menitipkan Athaya
Arya masih betah duduk di meja makan sambil membuka laptop mengecek setiap laporan yang masuk ke emailnya. Ditemani secangkir teh tawar panas sebagai minuman favoritnya, matanya tampak fokus ke layar.
" Den...mbak Meta sudah didepan...apa mau berangkat sekarang ? " tanya pak Wahyu.
Arta melirik jam tangannya " Ok...berangkat sekarang aja..kita kan mau ke tempat Andina dulu...hmm dijalan apa pak ?"
" Jalannya terlewati kok...searah dengan tujuan ke
pabrik...kalau gitu saya tunggu didepan den..."
" Ok..."
" Sayang papi...ayo kita berangkat nak..." Arya menuntun anaknya untuk ikut berjalan ke depan.
" Bi...bawakan ke depan tas nya Athaya...!"
Bi idah langsung mengikuti majikannya ke depan.
" Selamat pagi pak Arya...pagi baby Athaya.."salam Meta dengan sopan. Arya membalas dengan menganggukkan kepalanya.
Perlahan mobil Pajero hitam yang mereka tumpangi keluar menyusuri jalan. Athaya yang duduk di car seat samping papi nya tampak riang dan berceloteh sepanjang jalan.
***
Di ruko Triple A Collection
" Din...ayahmu jadi kesininya nggak...?" tanya Safa
" Ayah nggak ada nelepon lagi berarti jadi...kita tunggu aja."
" Itu bukan Din...ada mobil didepan..." tunjuk Sifa melihat mobil hitam yang baru datang.
Andina langsung menoleh karena posisinya lagi lesehan ngeberesin baju-baju yang lagi di QC.
Belum sempat Andina berdiri terdengar ucapan salam ayahnya...
" Assalamualaikum..."
" Waalaikumsalam...arrgghh ayah...teteh kangen..." Andina berlari menghampiri ayahnya sambil cium tangan.
" Uluh-uluh...anak ayah lebay...nggak ketemu 4 hari aja siga nu teu ketemu berbulan-bulan..." ledek ayahnya.
" Ayah...apa kabar..?" tanya Safa yang sudah akrab karena seringnya main ke rumah Andina.
" Eh ada anak panimu ternyata...baru kelihatan...Alhamdulillah ayah selalu strong.."
" Ya ampun ayah...Safa segede ini dari tadi berdiri masa nggak kelihatan...emangnya Sifa makhluk astral apa.." Safa mencebikkan bibirnya pura-pura marah.
" Hehehe...jangan cemberut kitu..ntar kadar cantiknya turun 50%.."
" Assalamualaikum..."
Mendengar ada yang ucap salam semua menoleh ke arah pintu.
Andina terkesima melihat makhluk tampan yang berdiri depan pintu sambil memangku bayi.
Sifa malah melotot dan mulutnya menganga melihat penampakan yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
" Waalaikumsalam..." Andina mengerjap...langsung sadar akan keadaan sambil menyikut Safa yang msih menganga.
" Teteh...masih ingat nggak ini den Arya...anaknya bernama den Athaya...nah yang dibelakangnya mbak Meta sekretarisnya.." jelas ayahnya.
" Eh..ya..salam kenal kembali pak Arya...Bu Meta.." Andina mengatupkan tangannya didada.
" Kamu Andina...? " sapa Arya. " Wah benar-benar pangling ya...lama nggak ketemu...kalau ketemu dijalan pasti nggak akan kenal.
Cantik.
Ucap Arya dalam hatinya.
" Eh..silahkan duduk...tapi hanya bisa lesehan..nggak ada kursi.." tawar Andina malu.
" Makasih..." Oh ya langsung aja pada tujuan...saya mau nitipkan anak saya...kamu keberatan nggak ?" tanya Arya.
" Nggak kok...saya senang sama anak-anak...pak Arya jangan khawatir..."
" Tapi nanti ngeganggu pekerjaan Andina ya...?" Arya tampak khawatir.
" Eh...nggak kok...kita kerjanya serius tapi santai...cuma mandangi laptop..rekap order yang masuk lalu packing...gitu doang...jadi bisa kerja sambil main hehe..."
" Sykurlah kalau gitu...." " Sayang...papi mau kerja dulu...Atha main disini sama kakak Andin ya...tapi jangan nakal oke..."
" moh...mo itut papi..." rengek Athaya, pipinya kembang kempis siap-siap mau nangis.
" Dede Atha...sini kakak gendong ya...liat tuh ada apa disana...".Andina memangku Athaya lalu berjalan ke arah manekin yang berjejer. Liat nih...ih kepalanya lucu ya...gundul..." Andina mengarahkan tangan Athaya untuk mengusap kepala manekin. Awalnya seperti takut...setelah disentuhnya Athaya tertawa senang. " ih gunul...gunul..." Athaya tertawa-tawa.
" Dede Atha main disini sama kakak ya...papi pergi kerja biar bisa beli bola yang buanyak...oke.." sambil Andina melakukan tos yang dibalas oleh Athaya. " Ote...tata.."
" Pak Arya silahkan kalau mau berangkat...dede nya udah anteng...tenang aja akan saya jagain dengan baik. "
" Makasih Din...oh ya ini perbekalannya... nanti kalau mau makan atau susu dia akan bilang sendiri....kalau bangun tidur tolong ajak pipis dikamar mandi ya...itu sudah jadi kebiasaan Athaya."
" Sayang...papi pergi dulu...nanti papi jemput sore ya.." Arya mengecup kedua pipi anaknya yang sedang dipangku oleh Andina. Jarak yang begitu dekat sampai tercium parfum maskulin ke hidungnya membuat Andina grogi. " Oh jantungku " batin Andina.
sehat dan sukses selalu dalam lindungan Alloh SWT
aamiin yaa Rabbal Aalamiin