Hey, Dad !!

"Tentu saja di tunggu keluarga saya pak, bapak pikir saya tidak memiliki keluarga ?" Elle langsung menjawab dengan tegas saat atasannya itu bertanya kenapa buru-buru pulang dari apartemennya.

"Baiklah, kalau begitu ayo ku antar !!" Tak ingin di bantah Kaizar segera mengajak wanita itu keluar dari kamarnya dan Elle pun nampak pasrah mengekor di belakangnya karena menolak pun tak ada gunanya.

Setelah menempuh beberapa menit perjalanan mobil yang membawa wanita itu pun telah sampai. "Kamu serius tinggal di sini ?" Tanya Kaizar seraya menatap tower apartemen di hadapannya tersebut, bukankah ini tower yang sama dengan tempat tinggal anak-anak badung itu?

"Memang kenapa pak? Meskipun tempat ini tak semahal milik bapak tapi bagi saya ini tempat paling nyaman." Sahut Elle.

"Tidak apa-apa, segera masuklah dan jangan belok kemana-mana !!" Perintah Kaizar karena pakaian wanita itu kurang sopan di lihat, kemeja yang di kenakannya sedikit tipis.

Elle mengangguk kecil, lalu segera turun. Namun beberapa pria yang kebetulan ada di sekitar sana nampak menatapnya tanpa kedip dan tentu saja itu membuat Kaizar kurang suka.

Pria itu langsung turun dari mobilnya dan segera melingkarkan tangannya di bahu wanita itu.

"Bapak kenapa turun ?" Elle nampak terkejut menatap bosnya itu yang tiba-tiba sudah ada di sampingnya.

"Sudah ku bilang cepatlah naik ke atas, apa kamu sengaja berlama-lama di sini untuk mencari perhatian mereka ?" Tuding Kaizar kesal.

"Apa maksud bapak ?" Elle nampak tak mengerti, namun ia hanya pasrah saat pria itu menariknya masuk ke dalam lift.

Bagaimana jika pria itu ikut ke dalam unitnya dan melihat kedua anaknya?

"Setelah ini segera beristirahat agar besok pagi tidak telat ke kantor !!" Tegas Kaizar lalu segera keluar dari lift sebelum pintunya benar-benar tertutup dan tentu saja itu membuat Elle nampak lega.

"Mommy, kenapa pakaian Mommy seperti itu ?" Justin yang melihat kedatangan ibunya langsung mencecarnya ketika wanita itu tak lagi mengenakan pakaian yang sama seperti saat berangkat tadi pagi.

Elle nampak menelan ludahnya, kenapa ia tadi tak membeli pakaian dahulu saat hendak pulang karena anak-anaknya pasti akan banyak tanya.

"Tadi pakaian Mommy terkena tumpahan kopi sayang, jadi terpaksa berganti pakaian." Terang Elle sedikit berdusta, bagaimana pun juga mereka tidak boleh mengetahui perbuatannya saat di luar.

"Dengan kemeja pria ?" Austin ikut menimpali saat memperhatikan pakaian yang di kenakan oleh wanita itu.

Elle langsung salah tingkah. "Tadi di beri pinjam oleh bosnya mommy, sayang. Karena mommy tidak mungkin keluar kantor dengan pakaian kotorkan ?" Terangnya memberikan alasan.

Kedua putranya nampak mengangguk mengerti dan itu membuat Elle kembali lega. "Baiklah, mommy mandi dulu ya. Setelah itu kita makan malam bersama." Ucapnya lalu segera pergi ke kamarnya.

"Jus, apa menurutmu mommy berkata jujur ?" Tanya Austin setelah kepergian ibunya.

"Ku rasa tidak, kita akan menyelidikinya nanti." Justin pun tak percaya dengan alasan sang ibu.

Kemudian mereka segera menyusul wanita itu ke dalam kamarnya. "Jus, apa yang kamu lakukan ?" Austin nampak terkejut saat saudara kembarnya menghidupkan laptop ibunya yang berada di atas ranjang.

"Diamlah, kita harus melihat jadwal Daddy besok." Terang Justin, pandangannya nampak sesekali ke arah pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat di mana ibunya sedang membersihkan dirinya di sana.

Wanita itu selalu berendam setelah pulang bekerja hingga membuat mereka bisa leluasa membuka laptop kerjanya.

Keesokan harinya Justin dan Austin kembali pergi dari rumahnya secara diam-diam saat sang bibi sedang sibuk dengan pekerjaannya.

Tujuan mereka kali ini adalah ke sebuah restoran di mana Kaizar berada, pria itu terlihat sedang makan siang bersama seorang wanita.

"Jadi mamamu ingin menjodohkanmu ?" Tanya Shela sahabat pria itu.

"Begitulah." Sahut Kaizar di tengah kunyahannya.

"Dan kamu menolaknya ?" Tanya Shela lagi, ia yakin pria itu menolak karena ia sangat hafal dengan sifatnya mengingat mereka telah bersahabat sejak berkuliah di Jerman dan Kaizar sosok pria bebas yang tidak suka di kekang.

"Tidak." Sahut Kaizar dan tentu saja itu membuat Shela langsung tersedak.

"Kamu serius ?" Ucapnya setelah menghabiskan segelas air mineral yang di berikan oleh pria itu.

"Apa aku terlihat becanda? Lagipula tidak ada salahnya aku mencoba." Sahut Kaizar yang sepertinya tak keberatan di kenalkan oleh anak dari sahabat ibunya.

"Bukan begitu maksudku, memang kamu tahu siapa wanita itu ?" Shela nampak semakin penasaran dengan sosok wanita yang mampu membuat pria itu merubah prinsipnya.

"Hm, dia tetangga kami dahulu dan ku rasa dia berbeda dengan wanita-wanita di luar sana." Terang Kendra mengingat sosok Karin mantan tetangganya dahulu yang memiliki sifat lemah lembut mirip dengan kakak iparnya yang pernah menjadi cinta pertamanya.

"Tapi kadang sifat seseorang bisa berubah, Kai. Bisa saja dahulu dia sangat baik dan lembut namun sekarang berubah sebaliknya." Tukas Shela yang kurang rela jika pria itu pada akhirnya akan memiliki pendamping hidup, jujur jauh dalam lubuk hatinya ia juga menaruh rasa padanya namun ia tak ingin merusak persahabatan mereka hanya karena sebuah perasaan yang sampai kapan pun takkan mungkin terbalas.

"Ku rasa itu tidak mungkin." Kaizar bersikukuh, karena karakter kakak iparnya pun tak pernah berubah meskipun mereka sempat lama berpisah.

"Ku harap seperti itu." Meskipun kecewa tapi Shela tetap mendukung keputusan pria itu, namun ia lebih suka jika sahabatnya lebih memilih mempertanggung jawabkan perbuatannya dahulu di mana pernah menodai seorang gadis saat di Jerman dahulu.

"Jus, apa kamu mendengarnya? Daddy akan di jodohkan." Ucap Austin saat diam-diam mendengar obrolan mereka dari meja tak jauh dari sana.

"Hm." Justin hanya mengangguk kecil.

"Bagaimana ini Jus ?" Austin nampak menggoyang lengan saudara kembarnya itu.

"Diamlah Aus, itu tidak akan kita biarkan." Justin langsung mengajak saudara kembarnya itu keluar dari persembunyiannya.

"Hey, Dad !!"

Justin dan Austin langsung muncul di hadapan Kaizar dan tentu saja itu membuat pria tersebut langsung terkejut, karena bocah itu selalu muncul di mana-mana.

"Kalian ?" Kaizar nampak melotot saat melihat kehadiran dua bocah badung itu.

"Dad? Daddy ?" Shela yang mendengar sapaan mereka pun turut terkejut.

"Benar aunty, dia adalah Daddy kami." Justin dan Austin langsung memeluk Kaizar.

"Astaga, kalian apa-apaan sih ?" Kaizar urung menghindar karena gerakan mereka lebih cepat.

Shela yang melihat pemandangan di hadapannya itu nampak mengernyit, entah kenapa ia merasa jika mereka benar-benar seperti seorang ayah dan kedua anak-anaknya.

"Kai, bisa kamu jelaskan padaku siapa mereka dan kenapa memanggilmu Daddy ?" Tanyanya ingin tahu.

"Jangan-jangan dia anak dari salah satu teman kencanmu ?" Tudingnya lagi dan tentu saja itu membuat Kaizar langsung meradang tak percaya.

.

Selamat hari raya idul fitri bagi yang merayakan, mohon maaf lahir & batin jika ada perkataan yang kurang berkenan. Semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat dan baik, Aamiin.