Sinopsis :
Viona, seorang wanita mandiri dan cerdas mendapati dirinya masuk ke tubuh siswi SMA yang manja dan sudah bersuami. Dia langsung mengetahui bahwa dirinya masuk ke tubuh Emilia Vivian. Suami Emilia orang terkaya dan berkuasa di kota bernama Agam Revandra Graha.
Awalnya kehidupan Emilia hanya berkutat pada Agam. Dirinya sering stres dan frustasi karena Agam tidak pernah mencintainya, padahal cintanya begitu besar pada Agam. Sekarang, dengan adanya jiwa Viona di tubuh Emilia, sikap Emilia berubah. Emilia sudah tidak tertarik lagi dengan suaminya. Emilia memilih mengurus kehidupan pribadinya dan berhenti mengemis cinta pada Agam. Perubahan sikap Emilia membuat Agam mulai tertarik padanya.
Emilia menjadi siswi popular yang banyak di taksir teman sekolahnya maupun pria lain, terlebih hanya orang tertentu yang tau kalau Emilia sudah bersuami. Hal itu membuat Agam semakin resah. Dengan berbagai cara, Agam akhirnya mendapatkan malam pertama Emilia yang sering kali Agam tolak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 02 : Menjadi Orang Kaya
"Cari Emilia sampai dapat, jika kalian tidak ingin di pecat!" Suara bariton Agam membuat semua dokter di rumah sakit menunduk takut. Tidak ada yang berani membantah apalagi menjawab perintahnya. Rumah sakit ini milik Graha Group.
Setelah memarahi semua orang di rumah sakit, Agam pun menuju mobilnya lagi, ingin ke kantor. Saat hendak masuk ke mobil, Agam melihat sebuah taksi datang. Dari dalam taksi keluarlah Emilia. Agam tidak jadi masuk ke mobil, dia langsung menghampiri Emilia.
"Tidak cukup pura-pura bunuh diri, sekarang mau pura-pura kabur. Itulah alasan Aku benci memiliki istri sepertimu," kata Agam, menatap Emilia dengan tatapan tajam.
"Dia suami Emilia. Dasar Jahat," batin Emilia. "Tuan Agam, maaf kalau Saya membuat Anda marah. Saya berjanji tidak mengulanginya lagi," kata Emilia.
Emilia memilih tidak berselisih dengan Agam agar hidupnya tenang. Lebih baik Agam tidak peduli padanya seperti biasa, agar dia menjalani hidup sebagai Emilia kedepannya lebih mudah.
"Apa dia bermain trik baru. Waktu itu Aku sudah melarangnya memanggilku dengan sebutan 'Sayang', tapi dia ngotot. Sekarang dia malah memanggil Aku 'Tuan'. Baiklah Emilia, Kita lihat permainan apa lagi yang sedang Kamu mainkan. Apapun trikmu, tidak akan membuatku luluh. Kamu hanya anak manja yang tidak berguna. Menikahimu adalah bencana untukku," batin Agam.
"Tepati janjimu. Aku tidak ada waktu meladenimu dengan semua masalahmu. Urusan bisnis ku saja sudah banyak," jawab Agam dingin.
Emilia mengangguk.
"Pulanglah! Jangan tunggu Aku. Aku lembur," lanjut Agam.
"Iya," jawab Emilia dengan singkat.
Agam kembali heran, biasanya Emilia akan merengek dan terus menghubungi Agam kalau Agam pulang telat. Emilia bahkan pernah menjemput Agam ke kantor jika sampai tengah malam Agam tidak pulang, sampai membuat Agam marah. Tapi sekarang, Emilia tidak keberatan sama sekali di tinggal Agam lembur.
"Trik sampah," batin Agam, pada sikap Emilia, yang tiba-tiba berubah.
Agam pun pergi ke kantor, meninggalkan Emilia.
Sebelum pulang ke rumah, Emilia mengganti pakaiannya dulu. Emilia pulang diantar oleh supir pribadinya. Rumah Agam dan Emilia berada di komplek Cempaka, komplek rumah termahal dan termewah di kota.
Kepulangan Emilia disambut oleh banyak pelayan. "Apa Agam dan Emilia sangat kaya? Rumah mereka mewah, pelayan mereka banyak," batin Emilia.
"Nona Emilia, Saya senang Anda keluar dari rumah sakit, Saya sangat khawatir," ucap kepala pelayan, seorang wanita paruh baya yang ucapannya terdengar tulus.
Walau di dalam tubuh Emilia ada jiwa Viona, namun semua ingatan Emilia menjadi milik jiwa Viona. Jadi dia tau kepala pelayan itu sangat dekat dengan Emilia.
"Bi Maya, terima kasih sudah mengkhawatirkan Saya," ucap Emilia.
"Nona istirahat dulu, nanti malam akan Saya masakan makanan kesukaan Nona."
"Terima kasih Bi Maya," jawab Emilia. Emilia langsung masuk ke kamarnya.
Sejak menikah, Agam dan Emilia pisah kamar. Walau Emilia sangat ingin sekamar dengan Agam, tapi Agam tidak ingin sekamar dengan Emilia, terpaksa Emilia menurut. Bahkan Agam dan Emilia belum pernah malam pertama.
"Untung Si Beruang Kutub itu tidak sekamar dengan Emilia, jadi Aku bisa bebas," kata Emilia lega.
Emilia rebahan dengan senang di atas ranjangnya. Hatinya bersorak. Dia tidak menyangka mulai sekarang akan menjadi Emilia yang sempurna. Walau punya orangtua dan suami yang acuh padanya, setidaknya Emilia punya uang banyak, sesuatu yang tidak pernah Viona miliki dulu.
Dulu Viona harus hidup mandiri, kerja keras dan hemat setiap hari. Dia juga harus rajin belajar agar beasiswa sekolahnya tidak di putus. Sekarang, sebagai Emilia dia mampu membeli segalanya.
"Aku ingin liburan keluar negeri, membeli banyak perhiasan, makan makanan enak, membeli barang bermerek, mentraktir semua temanku makanan mahal, Aku suka jadi Emilia," kata Emilia senang.