Keluarga besar yang sangat berkuasa, namun memiliki beberapa pewaris yang saling bertikai untuk memperebutkan kekuasaan puncak.
Salah satu dari mereka tidak peduli bersaing dengan cara kotor sekalipun, karena di dasari dengan selalu kalah dalam hal kekuatan bertarung kelompok maupun individunya.
Keluarga berkuasa itu, adalah keluarga Button.
Keluarga ini menguasai politik, bisnis dan dunia bawah tanah.
Saking kuatnya keluarga Button yang menetap di ibukota negara Trukotan yaitu kota Katao, sehingga jika orang-orang dari keturunan keluarga besar dan kecil lainnya, mereka mendengar tentang keluarga Button langsung terkejut....
=
=
Yuk ikuti kisahnya..
Sengaja menggunakan nama negara maupun kota yang asal sebut agar imajinasi lebih liar...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wissuwe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
003 KOTA ASAL RIKO
Chapter 003. KOTA ASAL RIKO
\=
Satu hari berlalu dengan sangat cepat, setelah sehari semalam Alda dan yang lainnya berjalan menuruni gunung dan menyebrangi hutan lebat kini mereka sudah masuk ke pedesaan kecil di ujung wilayah paling selatan negeri Trukotan.
Di pinggiran kota Emerald empat orang yang berjalan keluar dari jalan hutan yang sepi, mereka adalah Alda, Riko, Dion dan Tama.
"Selamat datang di kota asal ku teman-teman!" ucap Riko tiba-tiba.
Dia menunjukkan senyum yang cerah, karena sudah lama tidak melihat kampung halamannya yang sudah lama di tinggalkan, yaitu kota Emerald.
Kota Emerald adalah kota paling selatan, karena setelah kota ini hanya ada hutan dan pegunungan setelah itu bukit batu yang terjal yang seperti tidak ada ujung! Setelah itu barulah perbatasan negar Trukotan dengan negara Drakoni negara gurun yang besar yang selalu melakukan peperangan panjang.
Namun karena adanya tebing dan bukit batu yang sangat terjal dan tidak berujung, Trukotan seperti tidak terkena dampak dari perang berkepanjangan itu.
"Senior, ternyata kamu berasal dari kota ini apa kami semua boleh berkunjung ke kediaman keluarga mu?" ucap Alda menanggapi.
"Ya itulah yang aku maksud, aku memberi tahu kalian bahwa ini kota asal ku agar kalian berkunjung ke keluarga Setiadi!" jawab Riko tanpa beben.
"Baiklah, kami sepakat.." jawab Tama.
"Ya..!" Dion hanya menanggapi mereka dengan singkat.
Meskipun Tama lebih tua dari Dion namun karena Dion adalah orang yang irit bicara, sehingga dia orang yang terlihat paling tua di antara keempatnya, ini di dasari dari latar belakang keluarganya yang di kenal sebagai mafia besar.
Itu karena Dion sejak kecil terbiasa dengan irit bicara dan banyak berkelahi dengan tangannya, menurutnya berbicara dengan mulut lebih ribet daripada tangan yang berbicara.
"Setelah ini kita ke arah mana?" tanya Alda pada Riko.
"Kita ke arah timur, keluarga Setiadi membangun kediaman di dekat perbukitan wilayah timur kota Emerald!"
Lalu dia melangkah di paling depan, mereka berempat menuju ke arah pusat kota setelah itu barulah menggunakan bus menuju ke arah timur.
Karena kota Emerald sangat besar, sehingga jika berjalan harus melakukan perjalanan sehari semalam lagi seperti saat mereka menuruni gunung.
Sehingga mereka akan memanfaatkan transportasi umum saja.
"Apa kita akan langsung menuju ke arah timur, apa kita akan mencari hotel untuk kita menginap sementara?" tanya Tama kepada Riko.
"Apa kamu sudah lelah Tama?" Tanya Riko sambil dengan seringai main-main, seperti sedang meremehkan tenaga Tama.
"Sial, apa kamu meremehkan aku? Aku bertanya seperti itu agar kita semua, setelah sampai di sana lebih segar karena di hotel kita bisa mandi dan berganti pakaian!" Tama mencoba menjelaskan.
Sebenarnya dia juga tidak lelah, meskipun berjalan sehari semalam tanpa istirahat karena fisik mereka semua sudah di tempa dengan sangat baik saat berada di perguruan terpencil.
"Benar apa kata Tama, kita harus mandi karena akan berkunjung ke keluarga Riko." Alda mendukung usul Tama.
"Baiklah, kita mencari hotel saja di pusat kota nanti! Setelah itu besok baru kita menuju ke rumah ku!" akhirnya Riko setuju.
Seperti biasa, Dion tidak menanggapi dan mempermasalahkan dia tinggal ikut saja apa yang mereka usulkan.
Sambil jalan menuju ke pusat kota Emerald mereka terus mengobrol.
*
*
Pusat kota Emerald.
Kota ini sangat ramai, di jalanan banyak mobil melaju dengan cepat di sepanjang jalan banyak pertokoan dan gedung-gedung tinggi.
Namun keramaian di sini masih kalah jauh dengan di ibukota, sehingga Alda dan Diao seperti biasa saja.
Sedangkan Tama dan Riko cukup terkejut.
"Sial, kota ini sudah berbeda jauh dari 12 tahun yang lalu..!" keluh Riko.
"Aku tidak menyangka, kota Emerald bisa semegah ini!" Tama terkejut.
Meskipun dia juga berasal dari keluarga kaya, namun kota asalnya tidak sebesar ini. Dia terkejut juga karena dia sudah pernah beberapa kali datang ke kota ini sebelumnya.
"Itu sudah pasti, jangankan 12 tahun! 5 tahun saja kota itu pasti berkembang apa lagi kota besar seperti ini!" Alda ikut menimpali.
Akhirnya mereka semua sampai di hotel bintang lima, hotel Mercure ini sangat besar dan megah! Hotel ini memiliki 70 lantai sehingga terlihat begitu megah.
Riko langsung masuk, di ikuti oleh ketiga lainnya di belakang.
Meskipun keempatnya terlihat rapi, namun pakaian yang di kenakan mereka terlihat ketinggalan jaman.
Meskipun pakai mereka adalah pakaian bermerek, namun karena sudah cukup lusuh dan jadul sehingga keempatnya menjadi pusat perhatian.
Setelah masuk, Riko hendak menuju ke resepsionis hotel itu namun dia terganggu dengan pandangan orang yang berlalu lalang.
Ada seorang pemuda tampan dan kekasih yang cantik, keduanya memandang mereka berempat dengan tatapan mencemooh sehingga Riko terganggu.
"Apa yang kalian tatap, apa kita sebagai tontonan yang lucu?" bentak Riko sangat keras.
Sehingga setelah bentakan itu, orang-orang yang tadinya berjalan sambil memandang mereka berempat langsung berhenti mematung.
Apa lagi dua pemuda-pemudi yang memandang Riko dan yang lainnya dengan tatapan merendahkan, mereka langsung terkejut.
Namun setelah itu, tatapan mencemooh keduanya langsung terpampang jelas! Keduanya tidak takut, karena keduanya termasuk orang terpandang di kota Emerald ini.
"Hey, kenapa kamu berbicara dengan intonasi tinggi seperti itu? Apa kamu tuli?" tanya pemuda itu dengan tatapan merendahkan.
Alda hanya tersenyum melihatnya, lalu dia bergumam dalam hati.
'Anak ini dalam masalah!' ucap Alda di benaknya.
Dia sangat tahu tempramen Riko, dia cukup buruk dalam hal berkomunikasi dengan orang yang tidak di kenal.
Sehingga setelah dia marah, maka adu jotos pasti terjadi! Sehingga Alda menyimpulkan bahwa anak di depannya dalam masalah.
"Persetan dengan mu!" bentak Riko kembali.
"Hei, apa kamu tidak bisa berkaca! Pakaian dan gaya kalian seperti anak muda kuno apa kalian habis keluar dari relik kuno?" tanya gadis itu sambil tersungging senyuman meremehkan.
"Sayang, kamu sangat pintar! Aku baru saja ingin mengatakan itu." pemuda tampan itu langsung mendukung ucapan kekasihnya.
Keduanya sangat romantis, karena semalam mereka berdua telah menyatukan diri hingga keduanya saling memuaskan satu sama lain, sehingga keduanya masih sangat bucin.
Setelah keluar dari bersenang-senang, malah melihat orang seperti badut sehingga keinginan merendahkan orang datang, ini karena kebiasaan mereka berdua yang selalu meremehkan orang miskin.
Plak...!
Suara hantaman keras terdengar, Riko maju ke depan pemuda itu dengan cepat lalu memukulnya dengan santai. Namun pemuda tampan itu langsung terjatuh dan terseret dua meter jauhnya setelah jatuh di lantai.
"Kamu, beraninya menyerang pacar ku?" jerit wanita yang bersamanya.
"Keamanan, tolong! Di mana keamanan!" teriak wanita itu kembali.
Sedangkan pacarnya yang di pukul oleh Riko hanya bisa merintih kesakitan dan pandanganya sedikit kabur.
\=
.