Seorang wanita bernama Puteri mempunyai masa lalu yang kelam, membuatnya memunculkam sifat aslinya. Seperti seseorang yang mempunyai dua kepribadian, plot twist dalam setiap kehidupannya membuat kisah yang semakin seru
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SangMoon88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9
Sepulang kerja Wulan mengajak Puteri kerumahnya agar mereka bisa mengobrol dengan leluasa.
Setelah mendengar cerita Puteri mengenai keluarganya, ia pun bertanya mengenai hubungan Puteri dengan Nino, pria yang beberapa waktu lalu menjadi kekasih baru Puteri setelah putus dari Rahman.
"Terus hubungan kamu sama Nino gimana? Teteh liat kalian makin mesra, bahkan gak sedikit karyawan dari kantor lain yang suka gosipin kalian juga."
Nino adalah karyawan di salah satu perusahaan brand sebut saja YK, kantor Nino kebetulan berada dekat dengan kantor tempat Puteri bekerja. Memungkinkan mereka selalu bersama- sama mulai dari datang, istirahat, bahkan pulang kerja. Mereka pun tak malu menunjukan kemesraan seperti berpegangan tangan, menarik perhatian karyawan lain yang berada digedung itu.
"Puteri sama Nino baik-baik aja kok teh." Jawab Puteri sambil menyeruput minuman yang disodorkan Wulan
"Sejauh mana kalian pacaran??,", tanya Wulan penuh tanya.
"Hmm, biasa aja kok," Jawab Puteri berbohong.
" Jangan bohong Put, jujur teteh liat kamu sekarang beda, aura muka kamu gak seperti dulu." Telisik Wulan.
Puteri hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan Wulan, sampai Wulan bertanya kembali.
" Kamu sama Nino udah jauh ya??, udah jujur aja, maaf teteh nanya ini ke kamu, setiap liat kamu, teteh selalu keinget kata-kata alm. Ayah, teteh gak mau kamu jadi salah jalan. Kita kenal udah 2 tahun Put, sedikit banyak teteh sudah tau tentang kamu."
Semenjak Ayahnya Puteri meninggal, Wulan merasa menjadi sedikit protective padanya, pasalnya ia menganggap Puteri sudah seperti adiknya sendiri dan teringat kembali akan kata-katanya ayah bahwa ia percaya Wulan akan menjaga Puteri dengan baik.
Puteri pun hanya termenung, sambil menahan air mata yang hendak jatuh ke pipi nya, Puter menjawab dengan lirih.
"Iya teh, Puteri udah ngelakuin sama Nino."
"Astagfirullah, terus keluar dimana??," Wulan terkejut dengan penuturan Puteri.
"Awalnya didalem, Puteri gak tau karena Nino gak ngomong, tapi setelah itu kita pasti pke pengaman kalo gak lupa!!," Jawab Puteri dengan polosnya.
"Hah kalo gak lupa??, jadi maksud kamu, kalian sering ngelakuin gitu???," Tanya Wulan, kali ini dengan nada sedikit meninggi.
Puteri terdiam, ia keceplosan saat mengatakannya membuat Wulan berkata lagi.
"Ya Allah Puteri, teteh kecewa sama kamu, kenapa kamu jadi begini Put, setau teteh kamu itu anak baik-baik jangankan sampai berhubungan se*s, waktu pacaran sama Rahman juga kamu hanya sebatas kiss aja kan gak smpe lebih."
Sejujurnya Wulan kecewa dengan kelakuan Puteri, hingga tanpa sadar ia pun meneteskan air mata.
"Kamu ngelakuin dimana??," Tanya Wulan lagi.
" Hmm dirumah Nino, kadang juga dirumah Puteri atau dihotel," Jawab Puteri kali ini tidak berbohong.
"Astagfirullah, kenapa kamu jadi begini, kamu gak takut?? Apa kamu gak sedih keperawanan kamu, kamu berikan pada cowok yang bukan suami kamu?? Ya Tuhan, alm.ayah pasti sedih disana Put ngeliat kamu begini," Lirih wulan sambil menutup mukanya dengan kedua tangan.
Melihat reaksi Wulan yang seperti itu, Puteri merasa tidak enak dan sedikit bersalah, awalnya Puteri tidak mau terbuka, mengingat kondisi Wulan sedang mengandung bayi kembar berusia 5 bulan. Takut membuat Wulan kepikiran yang akan berakibat pada kehamilannya.
" Puteri nyesel teh, awalnya juga Puteri udah nolak, tapi Nino maksa Puteri!!," Tutur Puteri.
"Kalo kamu nyesel kenapa terus terjadi lagi??," Bentak Wulan sedikit membuat Puteri tersentak.
" Puteri gak mau Nino ninggalin Puteri teh, Puteri ngerasa udah gak punya apa-apa lagi." Jawab Puteri lirih, kali ini ia tidak dapat membendung air mata nya dan lolos begitu saja di wajahnya.
"Terus apa kamu pikir dengan kamu terus lakuin sama dia, kamu bisa jamin dia gak akan ninggalin kamu??, jangan bodoh Puteri. Dulu waktu sama Rahman kamu dimanfaatkan secara materi, sekarang sama Nino, dia memanfaatkan tubuh kamu." Jelas Wulan yang semakin geram.
Puteri tidak bisa berkata-kata lagi, karena apa yang diucapkan Wulan benar adanya. Dia begitu bodoh, selalu terpedaya oleh cinta, hingga kali ini terperosok begitu dalam ke dalam jurang.
" Teteh gak tau harus bilang apalagi, jujur teteh gak nyangka kamu bakal lakuin hal gila kek begini," Ucap Wulan penuh kecewa.
"Teh, Puteri juga pengen tanya satu hal sama teteh, jujur puteri mulai takut." Sambung Puteri pada Wulan
" Tanya apa??"
"Biasanya orang hamil itu ketauannya berapa lama??," Tanya Puteri polos.
" Hah maksudnya kamu hamil gitu??" Wulan bertanya sambil terkejut.
"Hmm, Puteri juga gak tau teh, tapi Puteri belum haid." Ia berkata sambil menundukan wajahnya.
"Terakhir haid kamu kapan??" Tanya Wulan penuh selidik.
"Hmm kalo gak salah bulan Oktober!!" , jawab Puteri sambil mengingat-ingat.
"Sekarang bulan Desember kan?? Berarti 2 bulan kamu gak haid??," Tanya wulan memastikan.
"Kek nya sih iya." Jawab Puteri singkat.
" Astagfirullah Puteri, kenapa gak dicek." Lanjut Wulan.
"Puteri gak ngerti teh, lagian beli tespeknya malu," Puteri menjawab dengan pelan. Sambil berbisik.
" Yaudah besok kita beli, kamu anter teteh." Ajak Wulan
"Tapi nanti jadi pertanyaan donk beli tespek buat apa, kan teteh udah keliatan hamil," Tanya Puteri.
" Yaudah gak apa-apa, toh mereka juga gak akan nanya buat siapa." Jelas Wulan
"Huum, tapi teh Puteri takut, kalo Puteri ternyata hamil gimana??" Lirih Puteri sambil memainkan jari nya
" Ya itu resikonya kamu, berani berbuat harus berani bertanggung jawab," Tegas Wulan lagi yang kesal dengan Puteri.
" Tapi teh, mamah gak suka sama Nino, apa mamah mau merestui aku sama dia kalo seandainya aku hamil."
Memang benar, mamah Puteri sedari awal tidak menyukai Nino, karena mamah sudah punya calon untuk Puteri, sayangnya Puteri menolak keinginan mamahnya tersebut, sehingga itu menjadi salah satu hal yang memacu pertengkaran di rumah.
"Ya bagaimana lagi, daripada anaknya hamil tapi gak ada lakinya. Semua itu pasti ada resiko nya Put, makanya jangan bermain api kalo gak mau terbakar!!." Jelas Wulan yang langsung membungkam Puteri untuk tidak berbicara lagi.
********************
Keesokan hari nya saat istirahat, Wulan bersama Puteri pergi ke apotik, mereka membeli sebuah tespek, dan kemudian mereka melanjutkan untuk makan siang di tempat biasa.
Karena hari itu Wulan lembur dikarenakan banyak pekerjaan, Puteri memutuskan untuk memakai tespek nanti saja di rumah, tetapi setelah dipikir-pikir, jika ia membawa tespek itu kerumah, ia takut jika ketahuan oleh mamah ataupun adiknya.
Setelah beres makan, mereka pun kembali ke kantor, ternyata disana ada saudarinya Puteri yang sudah menunggu dari tadi. Dikarenakan 1 jam lagi waktu kerja Puteri, maka ia pun memutuskan berjalan-jalan dulu.
Jam pulang pun tiba, saudari Puteri yang bernama Selvi sudah menunggu dilobby yang berada digedung kantor. Sebelum pulang Puteri dan Selvi ke toilet dulu, dan ini saat yang tepat menurut Puteri untuk memakai tespek tersebut.
Memang benar, menggunakan tespek sebaiknya di pagi hari agar hasilnya lebih akurat, sayangnya Puteri yang tidak tau akan hal itu tidak bertanya terlebih dahulu.
Setelah masuk ke bilik masing-masing, dan setelah selesai pipis, Selvi keluar terlebuh dahulu dari bilik, sambil mencuci tangannya ia berkata.
"Masih lama Put?? Kamu boker atau pipis, lama bener??"
Puteri tidak menjawab, kemudian Selvi bertanya lagi.
" Put, kamu baik-baik aja kan??".
Tak berselang lama Puteri pun keluar, dia membuka pintu bilik, lalu menghambur memeluk Selvi, ia pun menangis sambil memeluk saudarinya itu.
" Kamu kenapa Put??"
Puteri enggan melepas pelukannya, membuat saudarinya semakin bertanya-tanya, pasalnya tangis Puteri semakin menjadi. Ia pun berusaha melepaskan pelukan Puteri, lalu ia bertanya lagi.
" Hey kamu kenapa??, kenapa tiba-tiba menangis begini, sudah-sudah, malu diliat orang!!" Ucap Selvi sambil mengambil tisu dan mengusap air mata di pipi Puteri.
Puteri tidak menjawab, ia hanya menyodorkan sebuah benda yang tadi ia pakai ditoilet. Dan betapa terkejutnya Selvi melihat benda tersebut.
2 garis merah menandakan hasil yang Positif, membuatnya terkejut bukan main. Sambil menutup mulutnya ia tak percaya dengan apa yang ia lihat.
" Haaaaaah, kamu hamil???."