NovelToon NovelToon
Can I Dream Of Something Beautiful? (STRAIGHT STORY)

Can I Dream Of Something Beautiful? (STRAIGHT STORY)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Mengubah sejarah / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Littlesister

Sandra, gadis yang hidup sengsara di keluarga kaya Hartawan. Sejak kecil, ia diperlakukan kejam oleh orang tuanya, yang sering memukul, menyalahkannya, dan bahkan menjualnya kepada pria-pria tua demi uang agar memenuhi ambisi keuangan orang tuanya. Tanpa Sandra ketahui, ia bukan anak kandung keluarga Hartawan, melainkan hasil pertukaran bayi dengan bayi laki-laki mereka

Langit, yang dibesarkan dalam keluarga sederhana, bertemu Sandra tanpa mengetahui hubungan darah mereka. Ketika ia menyelidiki alasan perlakuan buruk keluarga Hartawan terhadap Sandra, ia menemukan kenyataan pahit tentang identitasnya. Kini, Langit harus memilih antara mengungkapkan kebenaran atau tetap bersama Sandra untuk melindunginya. Sementara Sandra, cinta pertamanya ternyata terikat oleh takdir yang rumit bersamanya.
#foreducation

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Littlesister, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebohongan

Kampus tempat Langit, Raffi, dan teman-teman mereka belajar penuh dengan keceriaan. Semua orang mengenakan toga dan senyum bahagia terlihat di mana-mana. Di ruang utama, nama-nama para lulusan terbaik diumumkan.

"Selamat kepada seluruh lulusan Fakultas Kedokteran Angkatan 2024. Secara khusus, kami ingin memberikan penghargaan kepada mahasiswa berprestasi yang lulus dengan predikat cumlaude. Di antaranya adalah Langit Sanjaya, Raffi Aditya, Gina Kusuma, dan Leo Santoso!" ucap MC.

Sorak-sorai memenuhi ruangan. Raffi menepuk bahu Langit, sementara teman-teman mereka bertepuk tangan dengan penuh semangat.)

"Gila, Ngit! Akhirnya kita lulus juga, bro. Dan dengan predikat cumlaude lagi. Lo bangga nggak?" tanya Raffi.

"Bangga, lah. Tapi gue agak sedih, sih. Gue harap ada orang lain yang bisa ikut ngerayain momen ini." jawab Langit.

Raffi langsung mengerti maksud Langit. Ia tahu bahwa Langit sedang memikirkan Sandra.

"Langit, lo harus fokus sama apa yang udah lo capai sekarang. Gue tahu lo berharap dia ada di sini, tapi gue yakin, di hatinya, dia bangga banget sama lo." ucap Raffi menyemangati Langit.

"Iya, Ngit. Kita semua bangga sama lo. Perjalanan lo masih panjang, bro. Jangan terlalu larut sama apa yang nggak ada di sini." timpal Gina.

"Betul. Lagian, lo kan bakal ke Kanada buat profesi kedokteran. Siapa tahu nanti lo bisa ngebanggain dia lebih dari ini." sambung Leo.

Langit mengangguk pelan, merasa terhibur oleh dukungan teman-temannya. Meskipun ia masih merasa kehilangan karena Sandra tidak bisa hadir, ia mencoba untuk fokus pada momen bahagia ini.

Hari itu menjadi momen yang tidak terlupakan bagi Langit dan teman-temannya. Meskipun Langit merasa sedih karena Sandra tidak hadir, ia tetap merayakan keberhasilannya bersama orang-orang yang mendukungnya. Dengan jam tangan pemberian Sandra di pergelangan tangannya, Langit merasa seperti membawa sebagian dari Sandra bersamanya, meskipun mereka terpisah oleh jarak dan situasi yang sulit.

Sore hari, Langit bersiap untuk memulai perjalanan barunya ke Kanada, membawa harapan, mimpi, dan kenangan yang akan selalu ia simpan di hatinya.

Di pintu masuk bandara, suasana sedikit sendu meskipun mereka berusaha bercanda untuk mengurangi rasa berat hati. Raffi, Gina, dan Leo mengantar Langit yang akan pergi ke Kanada. Mereka semua membawa senyuman di wajah, meskipun di hati mereka ada rasa sedih harus berpisah.

"Gila, Ngit. Lo beneran pergi, nih? Gue masih belum bisa percaya kalau lo bakal ninggalin kita." ucap Raffi.

"Langit, kalau di Kanada lo ketemu bule cantik, jangan lupa kenalin ke kita ya. Biar kita tahu tipe lo di sana!" goda Gina.

"Lo semua ini emang nggak pernah serius, ya? Tapi gue bakal kangen sama kalian semua. Jangan lupa kabarin gue kalau ada apa-apa." balas Langit.

"Kami yang harusnya bilang gitu, Ngit. Lo jangan sombong, ya, kalau udah sukses di sana. Tetep ingat kalau lo punya teman-teman bawel di Indonesia." timpal Leo.

"Dan inget buat sering-sering video call. Lo harus cerita semua hal seru yang lo alamin di sana." sambung Gina

Langit tersenyum, lalu memeluk Raffi dan teman-temannya satu per satu. Suasana mulai terasa lebih haru.

"Makasih buat semuanya, ya. Kalian adalah bagian dari perjalanan gue sampai di titik ini. Gue nggak bakal lupa sama kalian." ucap Langit.

"Kami juga nggak bakal lupa sama lo, Ngit. Jalan lo masih panjang. Buat kami bangga, ya." timpal Leo.

Langit mengangguk, lalu melambaikan tangan kepada mereka sebelum memasuki area pemeriksaan keamanan. Teman-temannya hanya bisa menatap punggung Langit yang semakin menjauh, merasa bangga sekaligus sedih harus berpisah.

Setelah lepas landas, Langit duduk di kursinya sambil memandang keluar jendela. Pikiran tentang masa depan yang menantinya di Kanada bercampur dengan rasa rindu pada teman-temannya dan kenangan di Indonesia. Saat itu, ponselnya bergetar, menunjukkan pesan yang baru masuk.

"Selamat wisuda, Langit. Maaf banget aku nggak bisa dateng dan nganter kamu ke bandara. Tapi aku selalu doain yang terbaik buat kamu. Terima kasih buat semua yang udah kamu lakuin selama ini. Semoga kamu sukses di Kanada." tulis Sandra

Langit membaca pesan itu dengan perasaan campur aduk. Ia merasa senang karena Sandra masih ingat padanya, meskipun mereka tidak bisa bertemu di hari spesialnya. Ia membalas pesan itu dengan senyum kecil di wajahnya.

"Makasih, Sandra. Aku seneng banget kamu masih inget aku, meskipun kamu nggak bisa dateng. Doa kamu berarti banyak buat aku. Aku juga doain yang terbaik buat kamu." balas Langit.

Setelah membalas pesan itu, Langit menatap jam tangan yang diberikan Sandra beberapa hari sebelumnya. Ia merasa ada bagian kecil dari Sandra yang ia bawa ke Kanada, membuatnya merasa tidak benar-benar sendirian.

Beberapa hari setelah Sandra pulang dari Dufan, ia merasa tidak enak badan. Kelelahan yang dirasakannya semakin bertambah, dan ia mulai merasakan sakit di perutnya setelah minum jus kesukaannya yang diberikan Damar tadi malam, ternyata di dalam jus itu telah dikasih obat pencahar yang membuat perutnya terasa sakit. Damar yang sudah menyiapkan rencana bersama keluarganya segera memanfaatkan situasi ini untuk menjalankan skenario manipulasi mereka.

Sandra berbaring lemas di tempat tidur, memegangi perutnya dengan ekspresi kesakitan. Damar terlihat panik, tetapi dalam hatinya ia tahu ini adalah bagian dari rencana.

"Sayang, kamu kenapa? Perut kamu sakit banget, ya?" panik Damar.

"Iya, Mas. Aku nggak tahu kenapa... aku takut sama bayi aku." jelas Sandra.

"Udah, kamu tenang aja. Aku bakal bawa kamu ke rumah sakit sekarang." ucap Damar.

Damar segera membawa Sandra ke rumah sakit. Di sana, dokter yang sudah diajak bekerja sama oleh keluarga Damar memberikan diagnosis bahwa Sandra mengalami komplikasi serius yang membuat kandungannya tidak bisa diselamatkan.

"Maaf, Bu Sandra. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi janin dalam kandungan Anda tidak bisa bertahan. Anda perlu istirahat total untuk memulihkan kondisi tubuh Anda." ucap Dokter.

Sandra terdiam, air matanya mulai mengalir. Ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa ia telah kehilangan bayinya. Damar memegang tangannya, berpura-pura memberikan dukungan, meskipun dalam hati ia merasa puas rencananya berjalan lancar.

"Kami sudah melakukan yang terbaik. Tapi sayangnya, kamu keguguran. Ini adalah sisa janin yang kami temukan." sambung Dokter

Sandra menatap kotak itu dengan mata membelalak, hatinya terasa hancur. Air mata mulai mengalir di pipinya saat ia mencoba mencerna kata-kata dokter tersebut. Ia merasa bersalah, seolah semua ini adalah kesalahannya.

"Tidak... Itu anakku. Kenapa? Kenapa bisa terjadi? Apa aku salah menjaga dia?" tangis Sandra pecah.

Damar berdiri di sudut ruangan, memasang wajah pura-pura kecewa. Ia mendekati Sandra dan memegang tangannya dengan ekspresi yang dibuat sedih.

"Sandra, kenapa kamu nggak lebih hati-hati? Kamu tahu ini bisa terjadi kalau kamu nggak menjaga kandunganmu dengan baik." tanya Ibu Damar.

"Benar-benar istri yang tidak bertanggung jawab. Kamu bahkan tidak bisa menjaga anak sendiri. Apa kamu pikir ini pantas untuk keluarga seperti kami?" ucap Mia.

Damar hanya berdiri diam, berpura-pura sedih, namun dalam hatinya ia tahu bahwa rencana mereka berjalan dengan sempurna. Sandra menangis tak terkendali, merasa semua ini adalah kesalahannya.

"Sandra, aku nggak tahu harus bilang apa lagi. Kamu sudah menghancurkan harapan semua orang. Ini bukan cuma tentang kita, tapi juga tentang keluarga besar ini." sambung Damar.

"Sandra, apa aku bilang? Kamu harusnya jaga diri kamu dan bayi kamu. Tapi apa yang kamu lakuin? Malah pergi ke Dufan buat senang-senang!" bentak Ibu Damar.

"Aku tahu dari awal kalau kamu belum siap jadi ibu. Kamu terlalu egois. Kamu lebih milih bersenang-senang sama teman-teman kamu daripada mikirin bayi kamu." timpal Ayah Damar.

"Sandra, kamu tahu kan aku nggak pernah larang kamu buat bahagia? Tapi lihat apa yang kamu lakuin sekarang. Kamu kehilangan bayi kita. Kamu nggak bisa nyalahin siapa-siapa kecuali diri kamu sendiri." sambung Damar.

Sandra menangis tersedu-sedu, merasa sangat bersalah. Ia memegang perutnya yang kini kosong, merasakan kekosongan yang tak terbayangkan.

"Aku nggak tahu... Aku nggak bermaksud... Aku cuma pengen kumpul sama teman-teman aku sekali aja..." jelas Sandra.

"Itu masalahnya, Sandra. Kamu nggak mikir panjang. Sekarang lihat akibatnya. Kamu bukan cuma ngecewain keluarga ini, tapi kamu juga gagal jadi seorang ibu." ucap Ibu Damar.

Di luar ruangan Raffi sedang duduk di ruang tunggu rumah sakit, menunggu giliran ibunya untuk berobat. Ia sibuk dengan ponselnya, namun tiba-tiba suara tangisan yang sangat keras dan memilukan terdengar dari salah satu ruangan. Suara itu begitu penuh penderitaan, membuat orang-orang di ruang tunggu saling menoleh, termasuk Raffi yang merasa tidak asing dengan suara itu.

"Aduh, suara siapa itu, ya? Kedengeran banget sampai ke luar." tanya Ibu Raffi.

"Suaranya... itu kayak suara Sandra." gumam Raffi

"Sandra? Siapa itu?" tanya Ibu Raffi.

"Itu... teman lama aku, Bu. Aku coba cari tahu." jawab Raffi.

Raffi berdiri dan perlahan berjalan menuju arah suara tangisan yang terdengar semakin jelas. Ia melangkah cepat, namun hati-hatinya. Ia tiba di dekat salah satu ruangan dan melihat seorang perawat keluar dengan wajah penuh simpati, sementara suara tangisan itu masih terdengar dari dalam.

"Permisi, Mbak. Ada apa di dalam? Suara tangisannya kok keras banget." tanya Raffi.

"Maaf, itu pasien yang baru saja keguguran. Dia sangat terpukul." jawab Perawat.

Raffi terdiam sejenak, terkejut mendengar kata ‘keguguran’. Ia tahu bahwa Sandra sedang hamil, dan mendengar kabar itu membuatnya terperangah. Raffi merasa tidak bisa berdiri diam, namun ia tetap menahan diri untuk tidak masuk.

"Siapa itu? Pasiennya... siapa namanya?" tanya Raffi.

"Itu, Ibu Sandra. Pasien ini mengalami keguguran dan sangat tertekan. Kami sedang memberikan perawatan, tapi dia membutuhkan banyak dukungan." jawab Perawat.

Raffi terkejut mendengarnya. Sandra? Keguguran? Hatinya mulai berat, dan ia merasakan kecemasan yang mendalam. Ia segera mundur dari pintu ruangan, berusaha mencerna apa yang baru saja ia dengar.

"Sandra... nggak mungkin. Kenapa bisa begini?" batin Raffi.

Ia kembali ke tempat ibunya yang sedang duduk, tetapi pikirannya masih dipenuhi oleh bayangan Sandra yang sedang menangis dalam ruangan rumah sakit itu.

"Raffi, kamu kenapa? Wajahmu kelihatan cemas." tanya Ibu Raffi.

"Nggak apa-apa, Bu. Aku cuma kaget aja. Aku rasa aku kenal sama pasien yang barusan itu. Tapi..." jelas Raffi.

Raffi memilih untuk tidak menjelaskan lebih jauh. Hatinya masih bergejolak, merasa khawatir tentang kondisi Sandra. Ia tahu bahwa ia harus melakukan sesuatu, meskipun ia tidak tahu apa yang bisa dilakukannya.

1
,
meninggalkan atau melepaskan itu maksudnya kak/Scowl/
,: ok kak
Little Sister: menanggalkan berarti melepaskan /Smile/
total 2 replies
,
halo aku mampir nih thor
I'm your.hero
waah ada kesalahpahaman nih, di antara Sandra dan Damar, kira-kira gimana ya cara mereka berbaikan kembali?
IamEsthe
Maaf koreksi untuk dialog tag nya ya. Syarat menulis dialog tag yg benar itu diawali tanda petik dua (") dengan huruf kapital di awal kalimat dan diakhiri dg tanda koma (,), titik (.), seru (!), tanya (?) sebelum ditutup dengan tanda petik dua (").

Misal.
"Aw, rasanya nyeri sekali. Walaupun ini bukan yang pertama kali, tetap saja rasanya sakit. Dia terlalu kasar di atas ranjang," ucap Sandra bla bla bla.
Little Sister: Ayooo, kita saling belajar bersama- sama. Yuk, Baca sekarang! Jangan lewatkan episode selanjutnya, jika kamu menyukai karya ini tolong tinggalkan like, komentar dan subscribenya yaaaa 🫶✨
IamEsthe: sama2. mari saling belajar ya.
total 3 replies
Devv
lanjut thorr
Devv
mampir kakk
Tomat _ merah
semangat thor
mmpir juga ke ceritaku yg "Terpaksa dijodohkan dengan seorang dosen"
Yoona
semangat ya💞💞
I'm your.hero
jangan jangan tio bakal ngerebut Gina dari Leo nih /Brokenheart/
Yoona
semangat terus ya 💞💞
yanah~
kasian Sandra 😔
yanah~
Mampir kak 🤗💪
seftiningseh@gmail.com
aku mampir semata terus
tolong mampir lah ke beberapa novel aku
misal nya istri kecil tuan mafia
I'm your.hero
ditunggu episode selanjutnya
binavebi
kasian sama sandra pdhal Karana uang nya kurang doang sampe harus dipukulin ~🙂
binavebi
oke aku udah mampir kak, semngat kak buat cerita nya 🔥✨/Determined/
Little Sister: terima kasih 🫶
total 1 replies
I'm your.hero
si damar nih ciri-ciri orang yang pengen dikirimkan santet
I'm your.hero
kak update lagi dong, ditunggu episode selanjutnya
Yoona
semangat nulis nya
Yoona
aku mampir kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!