Ana, istri yang ditinggal merantau oleh suaminya. Namun, baru beberapa bulan ditinggal, Ana mendapatkan kabar jika suaminya hilang tanpa jejak.
Hingga hampir delapan belas tahun, Ana tidak sengaja bertemu kembali suaminya.
Bagaimana reaksi suaminya dan juga Ana?
Yuk, ikuti kisahnya dalam novel berjudul AKU YANG DITINGGALKAN
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membongkar Pada Keluarga
Arkan dan lainnya memilih mengejar Kayla. Namun, Kayla menghilang bak di telan oleh bumi. Padahal sepeda motornya masih ada.
Dan Kayla sendiri hanya membawa ponselnya. Sedangkan tasnya, di tinggal begitu saja di atas kursi yang didudukinya.
"Kayla ..." teriak Arkan. Bahkan dia mengabaikan tatapan orang-orang sekitar.
"Kayla ..." Ana dan Sahil juga memanggil.
Namun, sosok yang mereka panggil tidak kunjung muncul.
"Bagaimana ini, jika Kayla menemui Uwak?" tanya Arkan. Dan pertanyaannya berhasil membuat Ana dan Sahil panik.
Akhirnya, Arkan dan Ana memilih untuk kembali pulang. Sedangkan Sahil masuk kedalam dan membayar makanan yang mereka pesan.
Tentu saja Arkan memberinya uang sebelum pulang. Namun, di tolak oleh Sahil. Karena ini baru pertama kalinya lagi, Sahil mengeluarkan uang semenjak delapan belas tahun terakhir.
Kayla yang sejak tadi sembunyi menatap kepergian keluarganya. Kemudian dia keluar dari tempat persembunyian setelah memastikan semua aman.
Kayla memilih untuk jalan kaki karena uang pun dia tidak punya.
"Penjahat ..." Kayla hanya bergumam kata itu secara berulang-kali.
Baru beberapa meter Kayla berjalan, sebuah sepeda motor malah berjalan pelan di sampingnya.
"Hei, Kayla ..." panggil Raksa membuat Kayla menoleh.
"Kenapa? Di tinggal pacar ya?" kekeh Raksa melihat wajah sembab Kayla.
"Bang ..." panggil Kayla dengan isakan.
"Eh, kenapa? Dimana lelaki itu? Biar abang beri pelajaran." cetus Raksa turun dari sepeda motornya.
"Abang, sakit sekali." rengek Kayla memukul lengan Raksa.
"Makanya, saat Arkan melarang mu pacaran, seharusnya kamu patuh. Bukan malah gini." Raksa masih saja dengan dugaannya.
"Ayah bang, ingatan ayah pulih." isak Kayla. Dia malah mengabaikan setiap tuduhan sepupunya.
"Ma-maksudmu? Paman. Ingatan paman kembali?" tanya Raksa terkejut.
Kayla menganggukkan kepala. "Bahkan, dia sudah menjelaskan pada kami semua, siapa dalang di balik semua kejadian itu." lanjut Kayla.
Raksa pun memutuskan untuk mengantar Kayla. Namun, dengan tegas Kayla menolak ajakan Raksa. Dan juga melarang Raksa untuk memberitahukan pada Arkan dia ada dimana.
"Nanti abangmu khawatir Kayla." peringat Raksa.
"Khawatir? Dia bahkan tidak sama seperti abang orang lain." gumam Kayla.
"Naik lah, aku akan mengantar kemana pun kamu mau." ucap Raksa.
Dan Kayla langsung naik ke jok motor tersebut. Dia meminta Raksa untuk mengantarnya di salah satu kosan teman sekolahnya.
"Tidak, aku tahu kosan itu Kayla. Itu kosan campur antara cowok dan cewek. Aku tidak mau mengantarmu kesana." balas Raksa.
"Ya sudah, aku mau kerumah abang aja." ujar Kayla mencebik kesal. Karena semua orang melarang keinginannya. Bahkan dia yang sudah duduk di bangku SMA aja di larang pacaran oleh Arkan.
Tentu saja, sebagai anak SMA pada umumnya, dia juga ingin menikmati romansa semasa SMA. Namun apa boleh buat, ketakutan pada abangnya lebih mendominasi.
Arkan dan Ana tiba di rumah, tidak terlihat adanya tanda-tanda Kayla. Akhirnya mereka memutuskan untuk jalan ke rumah Firman dan Jefri. Namun, terlihat dua orang lelaki itu berada di warung yang tidak jauh dari rumahnya.
"Berarti Kayla tidak kesini bu." ujar Arkan.
"Iya, kemana adikmu? Bahkan dia tidak membawa uang sepersen pun." balas Ana.
"Nomornya juga sudah tidak aktif." Arkan frustasi.
Namun, berbarengan dengan itu, terlihat foto Kayla bersama dengan Rima yang dikirimkan oleh Raksa.
"Bu, dia ada di rumah Wak Rima. Di jalan bertemu dengan Raksa." ujar Arkan lega.
Begitu juga dengan Ana. Dia menghela napas, bersyukur anaknya tidak apa-apa.
"Kita kesana?" ajak Arkan.
"Biarkan, biarkan dia menenangkan diri sendiri dulu." ucap Ana.
Kemudian dia mengirim pesan pada Kayla, jika ia sudah tahu Kayla dimana. Dan menyuruhnya untuk diam sementara, agar tidak memberitahukan siapa yang melukai ayahnya.
Firman dan Jefri mulai ketar ketir kala melihat Ana dan Arkan lewat bersama. Mereka langsung berpikir jika Arkan sudah memberitahu ibunya. Dan keduanya pun, memilih untuk segera pulang.
Benar saja, saat mereka pulang. Terlihat Ana dan Arkan duduk di teras di rumah Firman. Dan Ana sendiri terlihat sedang bersenda gurau dengan istrinya Firman.
"Bang, kemari lah ... Bang Jefri juga." teriak Ana kala melihat Firman turun dari motor Jefri.
Jefri menelan ludah menatap Firman. Begitu juga Firman. Dia ingin sekali memohon pada Ana untuk tidak melibatkan istri dan anaknya. Namun, sepertinya susah. Karena istri Jefri juga sudah terlihat di jalan. Sudah di pastikan dia juga akan kesana.
Melihat wajah tegang uwaknya, Arkan hanya tersenyum sinis. Entah kenapa, dia bahagia melihat itu.
"Kemari lah, aku sudah menelpon istrimu juga bang ..." lanjut Ana kala melihat kedua abangnya masih berada di depan pagar.
"Ayo bang, masuk ... Kata Ana ada hal penting yang ingin di sampaikan." ucap Rini istri dari Jefri.
Terpaksa, kedua lelaki itu masuk untuk bergabung bersama Ana dan lainnya.
"Kumpul lah disini, karena kalian bukan lagi anak-anak." perintah Ana pada anak Jefri dan Firman.
Jefri mempunyai seorang anak perempuan, dia sudah kuliah semester dua. Sedangkan Firman mempunyai tiga orang anak, dua lelaki dan satu perempuan. Dan anak bungsunya saja sudah kelas tiga SMA.
"Ana ... Kami mohon." Firman menatap adik perempuan satu-satunya.
Ana tersenyum sinis, sedangkan Arkan tersenyum miring, dan mengangkat sebelah alisnya.
"Ada apa bi?" tanya anak lelaki Firman yang sebentar lagi ingin menikah.
Ana menghela napas, kembali menatap lelaki di depannya. Dia kembali teringat pesan ayahnya sebelum meninggal. Dimana, Ayahnya yang berpesan agar menjaganya sebaik mungkin, selain karena dia anak bungsu, dia juga anak perempuan satu-satunya dan paling disayangi di keluarganya.
"Kenapa abang tega?" tanya Ana membuat dua lelaki itu memejam mata.
"Kenapa?" satu kata yang berhasil membuat tubuh Ana bergetar.
"Ana ,,, tolong jangan disini." Firman masih memohon menatap adiknya.
"Ada apa sih bang? Ada apa?" istri Firman bernama Rahmi memeluk Ana yang terisak karena menangis.
"Iya, kenapa Ana sampai menangis begini?" tanya Rini lagi.
"Katakan padaku bang! Kenapa?" teriak Ana.
"Kenapa kalian membunuh suamiku? Kenapa kalian mencoba membunuhnya? Katakan padaku bang, kenapa kalian mengkhianati istri-istri mu, kenapa kalian tega?" ujar Ana membuat Rini dan Rahmi menatap tidak percaya pada Ana.
"Apa maksudmu Ana." tanya Rini.
"Ayah? Apa maksud bibi Ana?" tanya anak pertama Firman.
"Mereka, mereka adalah pembunuh mbak. Mereka yang tega memisahkan aku dengan bang Sahil. Dan mereka pula yang dulu menghamili Armina." lirih Ana.
"Apa?" teriak Rini dan Rahmi bersamaan.
Keduanya langsung menyerang suaminya. Dan tentu saja kedua anak perempuan mereka menangis. Sedangkan kedua anak lelaki Firman menatap bengis ke ayahnya.
"Jangan percaya, jangan percaya pada ucapannya." teriak Jefri.
ana yg tersakiti,Kinan yg menikmati
dan si Jefri dan firman perlu di ruqyah 😁😁