seorang gadis remaja yang lemah lembut, di pertemukan dengan seorang pria yang sangat kejam dan sangat kasar.
siapa sangka gadis ini bisa mengubah segalanya.
dan kenapa bisa...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla Mustari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 acara pentas dan kedatangan orang tua alvin
Dela masuk ke kamar tanpa peduli lagi sama orang yang memanggilnya. Dela menyimpan rasanya, lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Di dalam kamar mandi Dela menangis dan dadanya teras sesak semua yang terjadi padanya. Dela menyalakan kran air agar tidak ada yang mendengar kan Dela menangis.
"tuan...tuan."
"ada apa Bi teriak-teriak."
"itu tuan nak Dela... Dari tadi di kamar mandi tidak keluar-keluar dan pintunya terkunci dari dalam dan sudah berapa kali Bibi ketuk-ketuk tapi tidak sahutan dari dalam."
"apa lagi yang dia perbuat." Alvin langsung saja menuju kamar yang di tempati Dela.
Alvin menggedor-gedor pintu kamar mandi tapi tidak ada sahutan sama sekali. Alvin mendobrak pintu tersebut, dan setelah pintu berhasil di dobrak oleh Alvin.
Alvin masuk ke kamar mandi dan melihat Dela tergeletak di bawah sofwer air yang masih menyala. Alvin langsung saja mematikan sofwer air tersebut dan mengangkat tubuh Dela yang sudah pucat. Alvin meletakkan tubuh Dela tempat tidur. dan menyuruh bibi mengganti kan pakaian Dela.
Sementara itu Alvin keluar dari kamar dan menuju ke ruang keluarga, Alvin duduk di sofa tersebut. Sementara di dalam kamar bibi sudah selesai menggantikan pakaian Dela dan bibi juga mengoleskan sedikit minyak kayu putih di hidung Dela. Namun dela belum sadar juga, Bibi memanggil Alvin lagi karena kondisi Dela belum sadar juga.
Alvin kembali lagi ke kamar untuk melihat kondisi Dela. Alvin menyuruh Bibi nya untuk istirahat saja karena sudah larut malam. Tiga puluh menit kemudian Dela sudah sadar dari pingsan nya. Dela merasa kepalanya sedikit pusing dan kedinginan.
"kenapa kepala ku pusing sekali dan dingin sekali juga." Dela memperbaiki selimutnya ingin kembali tidur tapi....
Dela mendengar suara orang-orang tersebut. "di mana orang itu kenapa dia ribut sekali."
Dela penasaran sekali dan mengintip di jendela kamar dan benar saja ada orang yang sedang berbincang di bawah sana. tapi Dela belum tahu apa yang mereka bicarakan.
"apa yang kau lakukan di situ ah.."
Dela melihat orang yang memanggil nya. Dela hanya menggeleng kelapa nya saja. dan setelah itu Dela kembali ke tempat tidurnya, Dela duduk dan sambil bersandar di tempat tidur tersebut.
Alvin memberikan Dela gelas tersebut yang berisi teh hangat.
"minum lah selagi masih hangat."
Dela langsung saja mengambil gelas itu dan meminumnya sampai teh itu tidak tersisa lagi.
"terimakasih om."
Alvin hanya berdehem saja dan meminum teh nya juga.
"maafkan Dela om. Dela selalu menyusahkan om saja semenjak Dela tinggal di sini."
"aku bosan mendengar maafmu itu.
Dela hanya menunduk saja dan tidak mengatakan apa-apa lagi.
"oh iya om akhir bulan ini di sekolah mengadakan pentas seni dan semua orang tua atau wakil nya di undang."
"kamu menyuruh saya datang ke acara itu."
"kalau om mau.. Kalau juga tidak mau tidak apa-apa kok." Dela hanya tersenyum paksa saja.
Alvin menarik napas dan..."tidur lah.. Kamu butuh istirahat."
"baik om".
...****************...
Keesokan paginya Dela sudah rapi dengan seragam nya. Dela ke dapur untuk sarapan dulu baru berangkat.
"eh nak Dela.. Ini sarapan nya sudah siap dan ini kopinya juga."
"terimakasih yah Bi.." sambil memeluk bibinya.. Setelah itu Dela duduk untuk sarapan.
"eh tuan.."
Alvin langsung duduk dan ikut juga sarapan. "kalau begitu bibi mau ke belakang dulu."
"loh Bi.. Emang tidak jadi sarapan."
"Bibi mau ke belakang dulu."
"Bibi harus ikut sarapan juga, tidak apa-apa."
"tapi nak Dela..."
".Bibi duduk lah biar kita sarapan bersama." kata Alvin
"tapi tuan...
"tidak apa-apa Bi. Duduk lah."
mereka sarapan bertiga, bibi merasa tidak enak sarapan bersama tuannya.
...****************...
satu Minggu telah berlalu, hari ini tepat acara pentas seni di sekolah Dela. Dela tidak tahu siapa yang akan datang menjadi wakil pendamping nya.
di belakang panggung Dela dan teman -temannya sudah berkumpul semuanya. Dan acaranya juga akan segera di mulai.
"dara aku sangat gugup, aku rasa tidak bisa tampil deh."
"jangan begitu Dela, kamu harus rileks dan jangan gugup okey."
"tapi Dara.."
Dara menutup mulut Dela dengan jarinya.
"Dela kamu pasti bisa lalui semua ini. Semangat..."
"terimakasih Dara sudah semangatin aku."
"itu dong baru teman aku.."
Suara sambutan dari kepala sekolah sudah selesai dan di lanjutkan oleh Devano untuk bernyanyi. Dan suara-suara teriakan dan tepuk tangan para siswa-siswi dan orang tua nya masing-masing.
Setelah acara bernyanyi akan di lanjutkan oleh cara drama teater oleh siswa-siswi. Suara-suara teriakan dan tepuk tangan begitu sangat meriah. Ketika acara drama selesai semua pemain tersebut kembali ke belakang panggung.
"Dela kamu begitu keren tadi dan kamu juga benar-benar menguasai peran mu tadi."
"kamu lebih keren Dara di banding aku, tadi itu aku tidak percaya diri membawakan peran itu."
"tapi tadi saya lihat keren sekali.. Benar nggak teman-teman."
"iya benar sekali itu."
"kita semua kok yang keren, bukan hanya aku saja dan tanpa kalian semua kita tidak bisa berhasil membawakan drama ini.."
...****************...
Tepat jam sepuluh malam Dela tiba di rumah. "kenapa rumah ini sangat ramai apa ada orang yang datang, tapi siapa coba.?"
Dela berjalan masuk ke rumah dan Dela juga melihat Alvin yang duduk di sana. "dia bersama siapa." dalam hati Dela bertanya-tanya.
Dela hanya berdiri mematung saja dan tidak menyahut saat di panggil oleh Mama nya Alvin. Mamanya Alvin mendekati Dela sambil. "kok diam saja di panggil-panggil dari tadi malah berdiri saja, ayo IP nak ke sini." sambil mengajak Dela ikut duduk bersama nya.
"Kamu bernama Dela kan, dan senang bertemu dengan nak Dela, kenalin saya Mamanya Alvin dan yang itu Papanya Alvin." sambil menunjuk ke arah dekat Alvin."
"iya Tante.. Senang bertemu dengan kalian juga."
"kok masih manggil Tante.. manggil aja mama kayak Alvin.". Bener nggak Alvin.
"iya mah.."
"pasti kamu capek sekali yah nak, kamu istirahat aja nak."
"terimakasih yah Tante.. Eh Mah, kalau begitu Dela pamit ke kamar dulu. Mari Mah.. Pah.."
Mereka berdua hanya mengangguk dan tersenyum. Dela langsung saja menuju ke kamarnya. "eh Alvin kenapa masih di sini sana susul istri mu itu."
"Alvin masih mau di sini, sebentar saja baru ke kamar."
"lihatlah anak mu itu Pah.."
"udahlah Mah jangan paksa Alvin masuk ke kamarnya mungkin dia masih mau di sini."
"kamu selalu membela anak mu itu."
"yah sudah daripada Mama ku yang tersayang ini belum tumbuh tanduknya, maka Alvin ke kamar saja.. By Mama...."
"Alvin.....
"sudahlah Mah jangan marah, kita masuk saja ke kamar dan istirahat juga."
...****************...