Tidak mengandung unsur BL.
Patah hati membuat seorang pria tampan bernama Arsenio, merubah pandangan hidupnya menjadi menyimpang. Karena dia sudah tidak percaya lagi dengan adanya cinta tulus antara pria dan wanita.
Lamia, gadis cantik yang terpaksa menerima tawaran pernikahan dari seorang pria yang tidak dikenalnya sama sekali, hanya untuk terlepas dari hutang keluarganya.
"Aku akan membayar semua hutang dan menebus rumah peninggalan orangtuamu. Aku juga akan memberikan semua fasilitas mewah kepadamu. Asalkan kau manikah denganku sampai batas waktu yang tidak di tentukan. Tanpa adanya kontak fisik diantara kita. " Arsenio.
"Aku tidak peduli berapa lama aku harus hidup denganmu, dan menjadi istrimu yang hanya kau manfaatkan untuk menutupi status g*ymu. Asal aku selalu berada di sisimu. Itu sudah cukup. " Lamia
Akankah Mia bisa merubah kepribadian Arsen dan membuatnya jatuh cinta kepadanya?
Novel ini hanya imajinasi othor semata.
Semoga kalian suka, dan kasih dukungan ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjanjian Kontrak
"Aku mendapat ancaman dari Baron, kalau dia akan menghancurkan rumahku, jika aku tidak segera membayar hutang ku. Dan dia hanya memberiku waktu satu minggu untuk melunasi hutang orang tuaku. Karena itu aku mohon padamu bantu aku, Tuan Arsen. "
"Jadi, karena itu kau mendatangi ku? "
Mia mengangguk pasti.
"Baiklah aku sudah membuatkan surat perjanjian. Karena aku tau kau pasti akan datang. " Arsen menunjukkan berkas yang dibawanya tadi kepada Mia.
"Buka dan bacalah."
Mia langsung membuka berkas yang diberikan Arsen kepadanya.
Pihak pertama Arsen Bharata
Pihak ke dua Lamia Wijaya
1.Selama pernikahan pihak pertama adalah hukum yang harus dipatuhi.
Tidak boleh ada kontak fisik antara pihak pertama dan kedua selama pernikahan.
Pihak ke dua akan tinggal bersama di rumah pihak pertama.
Pihak pertama akan membayar semua hutang orang tua pihak kedua dan mengembalikan rumah pihak ke dua. Serta membayar kompensasi dua kali lipat.
Selama pernikahan pihak pertama akan memberikan nafkah kepada pihak ke dua.
Bersikap selayaknya suami istri di depan khalayak.
Hanya pihak pertama yang berhak membatalkan kontrak ini.
Mia sudah membaca semua isi surat perjanjian itu, dan tidak ada yang merugikannya sama sekali. Baginya semua ini tidak jadi masalah.
"Dalam surat perjanjian ini selain kau memberiku kompensasi kau juga akan memberiku nafkah apakah kau serius? " tanya Mia dengan wajah berbinar.
"Tentu saja. Sepuluh juta dalam satu bulan. Tapi kau harus menyelesaikan tugasmu dengan baik. "
"Maksudnya? " tanya Mia tak mengerti.
"Selama pernikahan kita, kau akan tinggal dirumahku. Itu artinya, tanggung jawab rumah itu kuserahkan padamu. Karena aku tidak memiliki pembantu, jadi kau harus menyelesaikan semua pekerjaan rumah. Seperti membersihkan rumah, memasak, dan mencuci pakaian. Semua pekerjaan sebagai seorang istri di rumah harus kau kerjakan. Kecuali melayaniku di ranjang. " Ujar Arsen dengan pongah.
"Apakah setelah aku mengerjakan semua pekerjaanku kau akan memberiku nafkah bulanan seperti yang kau janjikan? " tanya Mia dengan wajah berbinar.
"Tentu saja. Sesuai perjanjian yang tertulis di sana. " Kata Arsen menunjuk berkas itu dengan dagunya.
"Baiklah, aku setuju. Setelah kita bercerai aku pasti memiliki banyak uang darimu dan aku bisa menikah dengan orang yang aku cintai kelak, tanpa cacat dalam diriku. " ujar Mia dengan penuh percaya diri. Lalu tanpa ragu dia membubuhkan tanda tangannya di tempat yang sudah di tentukan.
" Aku sudah tanda tangan tuan Arsen, sekarang 1 giliranmu. "
Arsen tersenyum mendengarkan kepercayaan diri gadis di sampingnya ini.
"Baiklah nona Mia, tapi ingat ini poin pertama dan terakhir. Aku adalah hukum yang harus kau patuhi dan hanya aku yang bisa membatalkan perjanjian ini. " Arsen mengingatkan.
"Iya tentu saja tuan. Aku mengingatnya jangan khawatir. Aku akan mematuhi semua perintahmu. Sekarang kau adalah suami sekaligus tuan ku. " kata Mia dengan yakin.
Arsen segera membubuhkan tanda tangannya setelah itu dia menyimpan surat perjanjian itu di brankas.
"Mulai hari ini kau harus membereskan semua barang-barangmu, dan tinggal di rumahku. " kata Arsen kemudian.
"Tapi tuan, kita kan belum menikah. "
"Pernikahan akan di adakan satu minggu lagi. Jadi, bersiaplah kita hanya akan menikah secara hukum dan agama dan tidak ada resepsi pernikahan."
"Aaa... apa? sa...satu minggu lagi? Aa...apa kau serius tuan? "
"Tentu saja... Persiapkan dirimu. Seorang sopir akan mengantarmu pulang dan berkemas hari ini. Dan dia akan membawamu ke rumahku. "
"Ta... tapi tuan... "
"Ingat kau sudah menandatangani kesepakatan kita, dan ingat selalu peraturan nomor satu. "
Mia tertunduk lemas dia tidak bisa menolak ataupun mengelak. Akhirnya dia pasrah dengan apa yang sudah menjadi keputusannya. Baiklah tuan...
Terdengar ada sebuah panggilan masuk di ponsel Arsen.
"Tunggu sebentar. " Arsen lalu mengangkat telponnya sedikit menjauh dari Mia.
"Ada apa? "
"Tuan, ada seorang pria ingin bertemu dengan anda. "
"Siapa? tanyakan siapa namanya. "
"Ben, tuan. "
Arsen mendesah kasar medengar nama yang disebutkan sekertaris nya.
"Sekarang dia ada dimana? "
"Masih di lobby tuan. Kami melarang sembarangan orang masuk ke ruangan anda kecuali menggunakan pengenal yang anda berikan. "
"Baiklah, katakan kepada resepsionis di bawah. Sampaikan pada Ben kalau aku akan menemuinya nanti di tempat biasa di jam yang sama. Saat ini aku sangat sibuk dan tidak bisa di ganggu. "
" Baik, tuan. "
Panggilan pun berakhir. Arsen segera kembali menemui Mia. Yang sedang terpaku sepertinya.
"Kau kenapa? "
"Apakah Ben itu nama kekasih mu tuan. Kenapa kau sepertinya kesal sekali. "
"Bukan urusanmu, nona Mia. " Arsen menatap tajam kepada Mia, karena ingin ikut campur urusannya.
"Ba.. baiklah, tuan. Kalau begitu saya permisi dulu. Saya harus pulang dan melakukan perintah anda. " Kata Mia dengan takut-takut.
"Ya pergilah, Itu lebih baik. Karena aku harus menyelesaikan pekerjaanku. "
Mia segera beranjak dari duduknya dan hendak keluar dari ruangan Arsen, Arsen pun mengikuti Mia keluar dari ruangannya. Setelah Mia masuk ke dalam lift, Arsen segera mengunci pintu ruangan kerjanya. Hari ini dia tidak mau diganggu oleh siapapun, karena pekerjaannya sangat banyak dan harus segera diselesaikan.
Di lobby, Mia bertemu dengan pria tampan. Pria yang tak kalah tampan dari Arsen tapi siapa dia? kenapa dia sepertinya sangat gelisah. Mia mencoba mendekat dan berpura-pura berterima kasih kepada resepsionis karena bantuannya tadi. Sambil menunggu mobil yang sudah disiapkan Arsen untuknya.
"Apakah Arsen benar-benar tidak bisa di temui. Apa dia sesibuk itu. " tanya pria tampan itu,
Walau wajahnya sangat tampan tapi kenapa gaya bicaranya...
"Maaf tuan, kami hanya menyampaikan pesan dari tuan Arsen kalau dia hari ini tidak mau diganggu siapapun. " Seorang resepsionis bicara dengan lantang, seolah memberitahu Mia. Jangan mengatakan kalau dia dari ruangan Arsen
Mia yang mengerti pun, segera menjauh dari sana. Karena dia juga tidak ingin berurusan dengan Arsen atau pria yang sedikit aneh ini.
"Tampan tapi aneh.... tunggu... jangan-jangan... " Dia kembali melihat wajah pria di depannya dengan seksama.
"Sama-sama tampan tapi sayang.... "
Mia bergidik sendiri dengan pemikirannya yang belum pasti. Dia lalu menuju mobil yang sudah disiapkan Arsen yang sudah menunggunya. Dan segera pergi dari perusahaan besar itu.
"Ya Tuhan... mimpi apa aku semalam. Kenapa semua ini bisa terjadi padaku. " Batin Mia, Saat menaiki mobil mewah ini.
"Aku pikir mobil Sisie sudah mewah, tapi ternyata mobil ini jauh lebih mewah. " gumam Mia lirih.
"Ah terserahlah, yang penting sebentar lagi aku akan menjadi orang kaya. " gumam Mia dalam hati sambil tersenyum senang.
Sopir yang disuruh mengantarkan Mia pun hanya tersenyum melihat tingkah konyol Mia. Dia harus melaporkan sesuatu kepada nyonya besar nanti.
PLEASE TOR CERITA NYA BEN DAN SISIE