cerita sampingan "Beginning and End", cerita dimulai dengan Kei dan Reina, pasangan berusia 19 tahun, yang menghabiskan waktu bersama di taman Grenery. Taman ini dipenuhi dengan pepohonan hijau dan bunga-bunga berwarna cerah, menciptakan suasana yang tenang namun penuh harapan. Momen ini sangat berarti bagi Kei, karena Reina baru saja menerima kabar bahwa dia akan pindah ke Osaka, jauh dari tempat mereka tinggal.
Saat mereka duduk di bangku taman, menikmati keindahan alam dan mengingat kenangan-kenangan indah yang telah mereka bagi, suasana tiba-tiba berubah. Pandangan mereka menjadi gelap, dan mereka dikelilingi oleh cahaya misterius berwarna ungu dan emas. Cahaya ini tampak hidup dan berbicara, membawa pesan yang tidak hanya akan mengubah hidup Kei dan Reina, tetapi juga menguji ikatan persahabatan mereka.
Pesan dari cahaya tersebut mungkin berkisar pada tema perubahan, perpisahan, dan harapan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon raffa zahran dio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 : Diskusi.
Beberapa tahun berlalu setelah kekalahan Zhang Jiao. Kei, pulih sepenuhnya dari pengaruh Ashura, telah menjadi pahlawan yang dihormati. Hubungannya dengan Reina semakin kuat, diikat oleh ikatan cinta yang telah teruji oleh pertempuran dahsyat. Zhang Fei, meskipun masih sedikit kikuk, telah menjadi sosok yang lebih bijaksana dan setia. Liu Bei, Guan Yu, dan Zhang Fei tetap sebagai pilar kekuatan yang tak tergoyahkan.
Suatu malam, di tengah kesunyian camp peristirahatan, seorang utusan dari Yuan Shao tiba-tiba muncul. Ia menyampaikan pesan mendesak: Yuan Shao, yang melihat kekuatan Kei dan sekutunya, menginginkan bantuan mereka dalam sebuah aliansi besar melawan Dong Zhuo, yang telah menguasai istana Han dan menghancurkan sistem pemerintahan. Yuan Shao mengundang Kei, Reina, Liu Bei, Zhang Fei, dan Guan Yu untuk menghadiri pertemuan rahasia di malam hari untuk menyusun strategi bersama Cao Cao dan Sun Jian. Pertempuran di Gerbang Hulao akan menentukan nasib Dinasti Han.
Kei, meskipun masih merasakan sedikit trauma dari pertempuran sebelumnya, menerima undangan tersebut. Ia tahu bahwa ancaman Dong Zhuo jauh lebih besar daripada Zhang Jiao, dan hanya dengan bekerja sama dengan para pemimpin terkuat di Tiongkok, mereka dapat menghentikan ambisi jahat Dong Zhuo.
Reina, meskipun khawatir akan keselamatan Kei, mendukung keputusannya. Ia tahu bahwa Kei memiliki tanggung jawab yang besar terhadap dunia, dan ia akan selalu ada di sisinya.
Di malam hari yang gelap, Kei, Reina, Liu Bei, Zhang Fei, dan Guan Yu tiba di tempat pertemuan rahasia. Suasana tegang terasa di udara. Cao Cao, dengan tatapan tajamnya, dan Sun Jian, dengan aura kepemimpinannya yang kuat, sudah menunggu.
Yuan Shao, tuan rumah pertemuan, memulai pembicaraan. "Dong Zhuo adalah ancaman bagi seluruh Tiongkok. Kekuasaannya yang kejam telah menghancurkan keseimbangan, dan jika kita tidak bertindak sekarang, Dinasti Han akan runtuh sepenuhnya."
Cao Cao, dengan karakternya yang pragmatis, menyarankan strategi penyerangan langsung ke Gerbang Hulao. "Kita harus memanfaatkan kekuatan gabungan kita untuk menghancurkan Dong Zhuo sebelum ia dapat memperkuat posisinya."
Sun Jian, dengan pengalamannya dalam pertempuran, menyarankan pendekatan yang lebih hati-hati. "Kita harus mempelajari kekuatan dan kelemahan Dong Zhuo terlebih dahulu sebelum melancarkan serangan. Serangan yang terburu-buru hanya akan mengakibatkan kerugian yang besar."
Liu Bei, dengan sifatnya yang bijaksana, menyarankan pendekatan diplomasi yang cermat. "Sebelum kita berperang, kita harus mencoba untuk mendapatkan dukungan dari para pemimpin lainnya. Semakin banyak sekutu yang kita miliki, semakin besar peluang kita untuk menang."
Zhang Fei, dengan semangat juangnya yang membara, setuju dengan strategi Cao Cao. "Kita harus menyerang Dong Zhuo tanpa ragu-ragu! Kita akan menunjukkan kepadanya kekuatan kita!"
Kei, setelah mendengarkan semua pendapat, memberikan pandangannya. "Saya setuju dengan pendekatan yang hati-hati dari Sun Jian. Kita harus mempelajari kekuatan dan kelemahan Dong Zhuo terlebih dahulu. Namun, kita juga harus siap untuk menyerang dengan cepat dan tepat jika kesempatan muncul. Reina, dengan kemampuannya yang unik, dapat membantu kita dalam hal ini."
Reina, yang selama ini lebih banyak berada di belakang Kei, kini menunjukkan perannya. Dengan kemampuannya yang luar biasa dalam membaca situasi dan strategi, ia menganalisis kekuatan dan kelemahan Dong Zhuo berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan. Ia mengidentifikasi titik lemah dalam pertahanan Dong Zhuo dan menyarankan strategi serangan yang efektif.
Setelah berdiskusi panjang, mereka mencapai kesepakatan. Mereka akan menggabungkan strategi penyerangan langsung dengan pendekatan yang hati-hati. Kei dan sekutunya akan memimpin serangan utama, sementara Sun Jian akan memberikan dukungan dari belakang. Reina akan menggunakan kemampuannya untuk memandu strategi dan memberikan informasi penting selama pertempuran.
Strategi mereka telah disusun. Pertempuran di Gerbang Hulao akan segera dimulai. Nasib Dinasti Han, dan masa depan Tiongkok, berada di tangan mereka.
Setelah pertemuan menegangkan tersebut, Kei dan Reina kembali ke peristirahatan mereka. Kelelahan tampak jelas di wajah mereka, namun kehangatan khusus menyelimuti ruangan kecil itu. Reina, dengan tangan lembut, memijat pundak Kei yang tegang.
"Kau hebat, Kei," bisik Reina, suaranya penuh kekaguman. "Strategimu, bersama analisisku, sungguh brilian."
Kei tersenyum, "Kita adalah tim yang hebat, sayang. Selalu." Ia menarik Reina ke dalam pelukannya, menghirup aroma rambutnya yang harum. "Tapi aku masih khawatir. Dong Zhuo bukanlah lawan yang mudah."
"Aku tahu," jawab Reina, "tapi kita punya Ashura dan Ashinamaruku. Kita bisa memanfaatkan kekuatan mereka untuk membuat strategi kejutan yang terarah."
Reina kemudian memanggil Liu Bei, Zhang Fei, dan Guan Yu untuk pertemuan rahasia di peristirahatan Kei. Suasana menjadi serius saat mereka berkumpul di sekitar meja kecil, diterangi cahaya lilin redup. Kei, dengan mata terpejam, merasakan kehadiran Ashura di dalam dirinya, sementara Reina merasakan Ashinamaruku yang berbisik di pikirannya. Suara-suara gaib itu, meskipun samar, tidak lagi mengejutkan Liu Bei, Guan Yu, dan Zhang Fei. Mereka telah menyaksikan kekuatan tersebut sebelumnya.
"Kita perlu strategi yang lebih agresif," kata Reina, membuka diskusi. "Kita harus melemahkan sumber daya Dong Zhuo sebelum menghadapi serangan utama di Gerbang Hulao. Kita perlu serangan yang terkoordinasi, bukan hanya frontal." Suara Ashinamaruku, halus seperti desiran angin, terdengar di telinga mereka, Serangan kilat, ciptakan kekacauan, hancurkan kepercayaan mereka. Sasar gudang senjata dan jalur pasokan mereka. Zhang Fei mengangguk mengerti, Guan Yu menatap peta kecil yang terbentang di meja, sementara Liu Bei tampak merenung.
"Bagaimana caranya?" tanya Zhang Fei, suaranya berat, namun tanpa keterkejutan.
Kei membuka matanya, tatapannya tajam. "Dengan memanfaatkan kekuatan Ashura dan Ashinamaruku," jawabnya. Suara Ashura, bergemuruh rendah, terdengar oleh semua yang hadir, Gunakan kekuatan-Ku, hancurkan logistik mereka, biarkan mereka kelaparan dan ketakutan. Serangan pertama, gudang senjata di selatan. Gunakan kecepatan dan kekuatan untuk menghancurkannya sebelum mereka bisa bereaksi. Kei menjelaskan lebih lanjut, "Aku akan menggunakan Ashura untuk memimpin serangan kilat ke gudang senjata utama Dong Zhuo di selatan. Tujuannya bukan hanya menghancurkan senjata, tapi juga untuk menciptakan kepanikan dan kekacauan."
Reina melanjutkan, "Sementara itu, aku akan menggunakan Ashinamaruku untuk menyebarkan informasi palsu. Kita akan menyebarkan rumor tentang perpecahan di dalam pasukan Dong Zhuo, tentang kekurangan pasukan, dan tentang rencana penyerangan palsu dari arah utara. Ini akan membuat mereka kewalahan dan kehilangan kepercayaan pada komando mereka." Buat mereka saling mencurigai, biarkan mereka berpecah belah. Informasi palsu harus disebar melalui mata-mata kita yang sudah berada di dalam benteng Dong Zhuo, bisik Ashinamaruku.
Liu Bei, dengan tenang, berkata, "Strategi ini berisiko tinggi, tetapi jika berhasil, akan sangat efektif. Guan Yu, kau akan memimpin pasukan cadangan. Posisimu di Lembah Perak akan menjadi kunci. Jika serangan Kei terdeteksi, kau harus siap untuk memberikan dukungan dan mengalihkan perhatian musuh."
Guan Yu mengangguk, "Aku akan siap. Pasukan cadangan akan siap bergerak sesuai dengan sinyal yang telah disepakati."
Zhang Fei, dengan semangat juangnya yang membara, berkata, "Serangan kejutan! Aku suka! Kita akan membuat Dong Zhuo menyesal telah meremehkan kita! Aku akan memimpin pasukan penyerang untuk mendukung Kei."
Kei menambahkan detail lebih lanjut, "Setelah gudang senjata hancur, kita akan melancarkan serangan ke jalur pasokan utama mereka di utara. Ini akan semakin melemahkan pasukan Dong Zhuo dan menghambat kemampuan mereka untuk bergerak."
Reina menyela, "Dan setelah itu, serangan utama kita ke Gerbang Hulao akan lebih efektif. Mereka akan lemah, ketakutan, dan kehilangan kepercayaan diri."
Setelah rencana selesai, suasana di ruangan itu dipenuhi oleh tekad dan kepercayaan diri. Keempat jenderal itu, yang telah menyaksikan kekuatan Ashura dan Ashinamaruku sebelumnya, bekerja sama menyusun strategi yang terkoordinasi dan mematikan. Mereka siap menghadapi tantangan di depan mereka, siap melawan Dong Zhuo, dan siap melindungi dunia yang mereka cintai. Kei dan Reina saling berpandangan, senyum kecil terukir di bibir mereka. Mereka tahu bahwa mereka akan berhasil. Mereka adalah tim yang hebat, dan mereka akan selalu bersama, dibantu oleh kekuatan gaib yang bersemayam di dalam diri mereka, dan yang kini, juga sepenuhnya dipahami dan diterima oleh sekutu mereka.