NovelToon NovelToon
Pernikahan Luar Biasa

Pernikahan Luar Biasa

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Pengantin Pengganti / Aliansi Pernikahan / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Suami ideal
Popularitas:14.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Desy Puspita

Dipinang adiknya, tapi dinikahi kakaknya. Loh!! Kok bisa? Terdengar konyol, tapi hal tersebut benar-benar terjadi pada Alisya Mahira. Gadis cantik berusia 22 tahun itu harus menelan pil pahit lantaran Abimanyu ~ calon suaminya jadi pengecut dan menghilang tepat di hari pernikahan.

Sebenarnya Alisya ikhlas, terlahir sebagai yatim piatu yang dibesarkan di panti asuhan tidak dapat membuatnya berharap lebih. Dia yang sadar siapa dirinya menyimpulkan jika Abimanyu memang hanya bercanda. Siapa sangka, di saat Alisya pasrah, Hudzaifah yang merupakan calon kakak iparnya justru menawarkan diri untuk menggantikan Abimanyu yang mendadak pergi.

*****

"Hanya sementara dan ini demi nama baikmu juga keluargaku. Setelah Abimanyu kembali, kamu bisa pergi jika mau, Alisya." ~ Hudzaifah Malik Abraham.

Follow ig : desh_puspita

******

Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama konten kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 35 - Welcome, Hudzaifah.

Alisya menunduk malu tatkala mendengar ungkapan hati Hudzai. Entah dari hati atau sekadar formalitas saja, tapi panggilan sayang yang dia berikan mungkin terkesan berbeda.

Bagaimana tidak? Saat ini hanya mereka berdua, yang artinya Hudzai mengatakan itu dalam keadaan sadar sesadar-sadarnya dan memang dikhususkan untuk dirinya.

Tak heran jika hal itu sangatlah berkesan. Wanita mana yang tidak tersentuh jika diperlakukan demikian, terlebih lagi dari pria yang bahkan tidak berani dia impikan.

Merahnya wajah Alisya tertangkap jelas di mata Hudzai, tapi hal itu tidak dia tanggapi dengan begitu serius. Walau keinginan untuk mengejek itu besar sekali, tapi setelah dipikir-pikir lagi Hudzai mengurungkan niat karena dia belum tahu bagaimana watak sang istri.

Bisa jadi mudah tersinggung atau ambil hati dalam segala hal. Mengingat bagaimana dia di malam pertama bisa bicara dengan nada tinggi lantaran salah paham, Hudzai menyimpulkan bahwa Alisya bukan wanita sembarangan.

"Ah iya, kamu pernah ke rumah sebelumnya?" tanya Hudzai berbasa-basi, untuk tiba ke rumah masih lama dan dia hanya berusaha agar tidak terlalu bosan saja.

Alisya menggeleng pelan. " Belum, A'."

"Belum?" Hudzai mengerutkan dahi dan agak sedikit ragu dengan pengakuan Alisya.

"Iya, A', belum pernah."

"Ouh, terus pernahnya kemana kalau ke Jakarta?"

"Terakhir ke rumah Om Cakra itu."

"Selain itu?"

"Ke rumah Opa sewaktu hari raya Idul fitri atau idul Adha, ada beberapa kali kalau ke sana," aku Alisya kemudian sembari mengingat-ngingat kapan dia bertamu ke keluarga sang suami sebelumnya.

Hudzai juga demikian, dia mengingat-ngingat lagi karena rasanya tidak pernah bertemu dengan wanita ini.

"Hari raya," gumam Hudzai menarik napas panjang. "Tapi kok kita tidak pernah bertemu? Apa mungkin Aa' lupa?" lanjutnya lagi.

"Kalau tidak salah ada, tapi dulu ... wajar Aa' lupa, sudah lama," ungkap Alisya menjawab seingatnya saja.

Memang benar mereka pernah bertemu, tapi memang Hudzai bukan tipe yang begitu peduli jika tidak begitu mengenal secara personal.

Terlebih lagi, Alisya termasuk orang asing baginya, berbeda dengan Iqlima ataupun Haura. Kendati demikian, sedikit banyak Alisya ingat, walau tidak begitu banyak momennya.

Sementara itu, Hudzai justru tidak sedikit pun ingat. Mungkin karena memang terlalu banyak beban di kepalanya, jadi wajar saja lupa.

"Sepertinya benar-benar lupa, maaf ya."

"Tidak apa, kan tidak penting juga untuk diingat."

Gleg

Hudzai meneguk salivanya susah payah. Sesuai dugaan istrinya memang begitu perasa, sebuah hal baru yang berhasil dia simpulkan setelah berjam-jam duduk berdampingan dan membuat Hudzai agaknya harus hati-hati dalam bicara.

"Bu-bukan masalah penting atau tidaknya, cuma maksudnya ya karena sudah terlalu lama jadi wajar lupa, Sya."

"Iya, A' Neng paham, tapi kan itu balik lagi ... kalau misal penting, biasanya sampai kapanpun akan ingat, kalau tidak penting mah beda cerita, mau ketemu berkali-kali juga dianggap angin lewat."

Hudzai terdiam seketika, sadar jika dirinya sudah salah bicara, pria itu lebih memilih bungkam dan fokus mengemudi saja. Tiba di rumah dalam waktu dekat adalah tujuan utama, akan tidak lucu jika nanti tiba sang istri mendadak badmood persis wanita menstruasi di hari pertama.

Setakut itu Hudzai bahwa istrinya terluka. Padahal, yang di sampingnya santai saja. Tidak ada ketersinggungan atau sakit hati, karena jujur saja Alisya amat sadar diri.

Hudzai bersikap baik dan sudi membawanya ikut serta saja sudah seperti anugerah, rasanya agak keterlaluan andai dia minta dimengerti segala.

Keduanya disibukkan dengan pikiran masing-masing. Hudzai yang was-was, sementara Alisya terus berseri-seri dan gugup setengah mati lantaran akan dibawa menuju kediaman sang suami.

Berseri-seri karena kehidupan pernikahan sesungguhnya mungkin akan di mulai, tapi gugupnya adalah takut Abimanyu juga di sini. Jujur Alisya katakan, dia takut sekali.

Hendak bagaimana nanti cara menghadapinya jika sudah bertatamuka, apa mungkin Abimanyu masih menatapnya penuh cinta seperti sebelumnya? Atau justru jijik dan memandangnya sebagai noda.

Seketika Alisya dibuat gelisah, karena setelah bicara bersama sang suami, dia juga berpikir dan sadar diri bahwa kemungkinan besar Abimanyu meninggalkannya karena sudah tak suci lagi.

.

.

Cukup lama waktu yang dibutuhkan untuk mereka tiba di kediaman megah nan mewah milih keluarga Zean. Sebuah rumah yang terletak di atas tanah dengan luas tak main-main, sudah seperti taman dan juga cukup jauh dari keramaian.

Defenisi hidup di kota, tapi tetap tenang dan sunyi. Mereka tiba cukup terlambat, hal itu diakibatkan karena Papa Zean mendadak ada urusan dan tidak bisa ditunda lagi.

Begitu memasuki gerbang utama, Alisya menunduk dalam dan mendadak ciut dibuatnya. Telapak tangannya dingin, tapi tak berselang lama Hudzai meraih jemarinya.

"Yuk turun," ajaknya begitu lembut.

Seakan mengerti bahwa istrinya tengah dicekam keresahan, Hudzai berusaha membuatnya tenang.

"A' aku ...."

"Dia belum tentu pulang ... jangan pikirkan, pun jika dia ada di dalam kamu tidak ada urusan dengannya, Alisya."

Seolah bisa membaca isi hatinya, Alisya seketika dibuat terharu dengan ucapan sang suami. Dia mengangguk patuh, mengikuti apa kata sang suami untuk tidak memikirkan Abimanyu di saat begini.

Hudzai tak hanya berusaha membuat Alisya tenang dengan ucapan, tapi juga tindakan. Setelah turun, dia bahkan terus mengenggam tangan sang istri yang berjalan di sampingnya.

Sesekali Hudzai menoleh, terlihat jelas bahwa Alisya masih segugup itu. Dia tidak heran kenapa sang istri bisa segugup itu, karena saat ini dirinya uga merasakan hal sama.

Bedanya, gugup yang Hudzai rasakan saat ini ialah gugup lantaran takut tidak mampu menahan diri untuk tidak menghajar adiknya setelah nanti bertemu.

Sejauh ini memang belum terlihat batang hidungnya. Akan tetapi, melihat dari motor dan mobil yang terparkir sembarangan sepertinya Hudzai bisa menyimpulkan bahwa makhluk itu ada di sana.

Masih dengan langkah santai, Hudzai berjalan menyusuri ruang tamu. Susah payah dia tahan agar tidak bersuara memanggil Abimanyu karena sang istri tidak tahu tujuan utamanya pulang hanya demi pria itu.

Masih dengan lagaknya yang terlihat baik-baik saja, hingga semua itu berubah tatkala menatap seseorang yang kini tengah menuruni anak tangga dengan pakaian serba hitam dan juga tas ransel di pundaknya.

"Abimanyu ...." Hudzai bersuara, terdengar bukan sapaan, tapi panggilan yang akan berakhir kemarahan.

Yang dipanggil tersenyum tipis, mata elangnya sejenak menatap tajam ke arah Alisya yang tertunduk sejak masuk, baru beralih pada sang kakak.

"Welcome, Hudzaifah."

.

.

- To Be Continued -

1
Anik Ekawati
aku suka gayamu mas abim
Anik Ekawati
kalo.nenek peyot langsung tlpon laki lu. video call biar kapok nenek peyot ga ganggu kamu.lagi
kartika wayankartika
ada ada aja masak di blang ampas'bukan susu cai ya
kartika wayankartika
wkwkwk
Anik Ekawati
kalo opa.khail tau cucu kesayangan nya ngekost bisa di amuk papa zean helloooowww keluarga megantara ngekost
Anik Ekawati
kan ada apartmen siap huni tinggal pindah
Anik Ekawati
mau main main ama keluarga megantara
Anik Ekawati
aku suka gayamu pohon kurma kalo dah ngamuk beringas juga sikaatttt
Anik Ekawati
samperin tuh nenek peyot kalo dibiarin makin meresahkan dia kudu kasih ultimatum dikit...abim...mana abim...
She Jutex MImi
mengandung bawang 😭
Danil Islami Dynan
Luar biasa
She Jutex MImi
diam² menghanutkan hati² ya sya...
Lina farlina Farlina
aku suka
Anik Ekawati
astagaaa si bocah birahi ternyata pelaku nya hadeh kacau nih pelaku nya anggota megantara piye jaallll
Anik Ekawati
thor novelmu ini coba tawarin ke produser pasti laku keras cerita nya bagus semua novelmu ini ketimbang sinetron ikan terbang
Anik Ekawati
abimanyu + azka + opa mikhail pasti bikin ngakak 3tokoh megantara yg paling kusuka jiahahaaa koplak mereka
Anik Ekawati
ya allah ngakak pasti penghuni socotra yg nongol jiahahahaaaa ya allah ulah cucumu opa ada ada aja bikin ngakak
Anik Ekawati
woooiiiiii pohon kurma bini lo kedinginan di kamar semoga alisya tak sebodoh itu bisa pake baju pohon kurma timbang nahan dingin dasar laki lo sinting lo aduin ama opa khail biar digantung dipohon toge
aryuu
papa lukutan rupanya
aryuu
Gusti ngakak sampe ginjal bergetar/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!