NovelToon NovelToon
Terjebak Pesona Paman Mantan Suamiku

Terjebak Pesona Paman Mantan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Mengubah Takdir
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sunny Eclaire

"Dia membuang sebuah berlian, tapi mendapatkan kembali sesuatu yang kurang berharga. Aku yakin dia akan menyesali setiap keputusannya di masa depan, Illana."—Lucas Mathius Griggori.

Setelah cinta pertamanya kembali, Mark mengakhiri pernikahannya dengan Illana, wanita itu hampir terkejut, tapi menyadari bagaimana Mark pernah sangat mengejar kehadiran Deborah, membuat Illana berusaha mengerti meski sakit hati.

Saat Illana mencoba kuat dan berdiri, pesona pria matang justru memancing perhatiannya, membuat Illana menyeringai karena Lucas Mathius Griggori merupakan paman Mark-mantan suaminya, sementara banyak ide gila di kepala yang membuat Illana semakin menginginkan pria matang bernama Lucas tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunny Eclaire, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Sebuah nasihat.

"Dua puluh ribu dollar!"

"Empat puluh ribu!"

Orang-orang mulai tercengang karena penawaran harga untuk sebuah lukisan 'renaissance' menjadi semakin tinggi.

"Tujuh puluh ribu!" Illana mengangkat tangan kanannya seraya tersenyum penuh arti, untuk beberapa detik ia merasa percaya diri karena tak terlihat siapa pun berniat mengajukan tawaran yang lebih tinggi darinya. Ia sengaja menunggu momen akhir agar mendapatkan lukisan tersebut.

"SERATUS RIBU DOLLAR!"

"WHOA ...." Hampir seluruh tamu acara lelang amal terkesiap melihat pada pemilik suara yang berhasil mendapat seluruh perhatian dari mereka.

Sebuah lukisan bergaya 'renaissance' diperebutkan dengan cukup ketat, Illana ikut tercengang ketika mengetahui penawar yang telah menggesernya adalah Mark Griggori, mantan suaminya.

Mereka saling bertatapan selama beberapa detik, Mark tersenyum kepada wanita itu, tapi bukan senyuman hangat ketika seseorang menyapa lainnya, melainkan senyum penuh kesombongan karena sekali lagi telah mengalahkan Illana, bahkan di depan banyak orang.

Tangan Illana meluruh, jantungnya berdegup lebih kencang, napas wanita itu mulai memburu, tapi ia berusaha menetralkannya. Ia harus bersikap normal, memperebutkan sebuah barang pada kegiatan seperti ini menjadi hal biasa.

"Nona Illana, dia mengalahkanmu," ucap Grace seraya menarik napas panjang. "Kau tak berniat mengajukan harga lebih tinggi?"

Illana menggeleng. "Tidak apa-apa jika dia memang menginginkannya."

"TUAN MARK GRIGGORI, APA MOTIVASIMU SEHINGGA MENGAJUKAN HARGA CUKUP TINGGI UNTUK LUKISAN INI?"

Pria berjas hitam itu beranjak, penuh percaya diri ia mengatakannya di depan banyak orang. "Aku ingin memberikan lukisan itu sebagai hadiah untuk kekasihku, Deborah Wilson."

Orang-orang merasa Mark sedang melakukan sebuah hal romantis, lihatlah bagaimana wajah Deborah merona dan memeluk Mark, seolah situasi sangat berpihak kepada mereka.

Namun, ini menjadi alasan terbesar Illana untuk mengundurkan diri dan keluar dari ruangan tersebut, sebuah ketenangan yang berusaha ia pertahankan pada akhirnya telah runtuh.

"Nona Grace, aku ingin pergi ke toilet sebentar."

"Haruskah aku ikut?"

Illana menggeleng. "Tidak, aku akan segera kembali." Ia beranjak dan berjalan keluar dari ruangan itu saat orang-orang sibuk merayakan kebahagiaan antara Mark dan Deborah.

Illana berbohong, ia tidak menyingkir ke toilet, ia justru keluar dari gedung meninggalkan kekonyolan yang menyakitinya.

Ada tiga benda berharga lain dilelang sebelum lukisan renaissance tersebut, tapi mengapa Mark tidak mengajukan penawaran harga? Mengapa pria itu mengangkat tangannya saat Illana sedang menawar?

***

"Aku pernah mengatakan kepadanya bahwa suatu hari akan membeli lukisan bergaya renaissance karena aku sangat menyukainya, aku yakin dia mengingat hal itu. Pernikahan kami hanya berjalan dua tahun, pasti belum terlalu lama, bukan? Mengapa dia menyerobot sesuatu yang seharusnya aku dapatkan?"

"Mungkin karena acara lelang amal, sehingga ia merasa bisa melakukannya karena hal itu, dia mengajukan penawaran harga lebih tinggi, sehingga Mark mendapatkannya." Lucas berusaha berpikir logis, ada sebab dan akibat, sikap Mark bukan kesalahan fatal baginya. "Kenapa kau tak mengajukan penawaran yang lebih tinggi darinya? Kau akan mendapatkan benda itu, Illana."

Wanita itu telah berhenti menangis, entah sejak kapan, sebab sepanjang perjalanan menuju tempat ini—Lucas terus bergeming seraya memperhatikan situasi jalanan yang dikelilingi oleh banyak pohon-pohon tinggi.

Menepati perkataannya kepada Illana, Lucas membawa kendaraan wanita itu pada sisi sebuah tebing, suasana malam dengan seluruh ketenangan berhasil mereka dapatkan.

Illana mengembuskan napas panjang, tatapannya sayu mengarah ke luar jendela. "Meski aku bisa, tapi aku yakin Mark takkan berhenti. Terlihat lucu memperebutkan barang dengan mantan suamimu terjadi di depan banyak orang."

"Sepertinya kau sangat senang mengalah."

"Aku hanya menghindari perdebatan, banyak direktur perusahaan di sana."

"Pantas jika Deborah mendapatkannya dengan mudah." Lucas menyambung kalimat sebelumnya, lalu menoleh. "Apa aku benar?"

Illana terlihat kesal. "Menurutmu aku seperti itu, Paman?"

"Aku salah?"

"Salah?" Illana tertawa hambar. "Apa karena sesama marga Griggori, sehingga pola pikirmu seperti mereka?" Ia menyipit, meyakinkan argumennya benar. "Ya, sudah terbukti. Mungkin setelah ini kau juga akan meremehkan perasaan atau luka orang lain, kau sama seperti keponakanmu."

"Aku tidak meremehkan perasaan atau luka yang kau terima." Ia menjeda kalimatnya. "Maksudku adalah, untuk apa terus meributkan seseorang yang telah meninggalkanmu demi perempuan lain? Untuk apa memikirkannya tanpa henti jika kau saja sadar semua itu hanya akan menyakitimu?"

Illana menelan ludah, bergeming.

"Lupakan Mark, Illana. Lupakan dia menggunakan cara apa pun yang kau bisa, dia sudah memindahkan perasaannya kepada wanita lain, jadi untuk apa kau masih bertahan di tempat yang sama?"

Illana berkedip dan mengalihkan pandang. "Aku tak pernah menduga kau mampu berkata seperti ini."

"Ya, semasa sekolah menengah, aku pernah membaca novel romansa milik pacar temanku setelah sengaja menyembunyikannya. Ini bukan informasi penting, hanya saja kau bisa sedikit mengetahui bahwa aku tidak terlalu kaku seperti dugaan orang lain."

"Benar." Wanita itu mengangguk. "Bagiku kau juga tidak terlihat menakutkan, atau mengancam keberadaanku. Apa karena kita pernah terikat kekeluargaan, Paman?"

"Hey. Sejujurnya aku tak ingin menganggapmu seperti keponakan atau mantan keponakan. Usia kita hanya terpaut tujuh tahun saja, bukan?"

"Ya. Aku berusia tiga puluh, dan kau 37."

"Tepat, jadi mari berbicara dengan santai. Jangan tertekan ketika berada di dekatku. Aku sangat senang jika menganggapmu sebagai seorang adik, lebih tepatnya adik perempuan."

Bertemu Lucas pada acara lelang amal malam ini cukup membagi sedikit keberuntungan serta ketenangan untuk Illana, dia berhasil menyingkirkan air mata sekaligus menghibur diri.

"Bolehkah aku memberi sedikit nasihat lagi untukmu?"

"Ya, katakan saja."

"Bersikaplah angkuh, Illana. Seperti yang selalu kau lakukan di depan banyak orang, keangkuhan bisa menjadi benteng untuk melindungi dirimu, membuat orang lain menjaga jarak dan sulit mengusikmu. Jangan pernah menjadikan siapa pun teman dekatmu."

"Tunggu, kau baru saja menjadikanku temanmu, bukan?"

"Apa kau yakin bahwa wanita berusia tiga puluh tahun akan bertanya seperti itu?"

"Aku serius."

"Aku mengasihanimu, lagipula kau bukanlah seseorang yang harus aku waspadai. Jangan sepertiku, kakak kandungku bahkan berkhianat dan menjebloskan adiknya ke penjara setelah banyak perlindungan yang aku lakukan kepadanya. Tingkat kepercayaanku terhadap seseorang menjadi sangat rendah, aku mulai membatasi diri dan bersikap lebih waspada."

"Lalu, kau percaya kepadaku?"

Pertanyaan Illana membuat Lucas terdiam, tapi tersenyum tipis menatap wanita itu.

Illana merasa terusik, sehingga mengalihkan pandang.

"Apa kau berniat melakukan hal buruk terhadapku?" tanya Lucas.

"Tidak."

"Lagipula untuk apa takut terhadap wanita lemah sepertimu."

"Lemah, huh?" Illana tersinggung. "Mengapa pola perkataanmu terus berubah. Kau sangat menjengkelkan!"

"Aku memang seperti ini. Bukankah kau memang lemah, Illana? Tempo hari kau sampai mabuk dan meraung karena Mark, malam ini kau menangisinya kembali, dan berapa hari lagi kau akan mengulang perbuatan yang sama?"

"Aku takkan menangisinya lagi!"

Lucas terbahak. "Haruskah aku merekamnya?"

"Kau memang sialan, Lucas!"

***

1
D_wiwied
gercep sekali paman satu ini, takut illana berubah pikiran ya /Joyful/
D_wiwied: nah itu, suka2 authornya sih
Sunny Eclaire: mumpung author belum berubah pikiran kak /Facepalm//Proud//Joyful/
total 2 replies
D_wiwied
ga usah cemburu mark, salahmu sendiri yg melepas illana demi masa lalumu
Belinda Dayes
Duh, thor. Update dong, gak bisa tidur nih gara-gara penasaran 🙄
Niki Fujoshi
Pengalaman yang luar biasa! 🌟
ADZAL ZIAH
lanjut kak... dukung juga novel ku ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!