NovelToon NovelToon
Aku Bukan Wanita Simpanan

Aku Bukan Wanita Simpanan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Poligami / Ibu Pengganti / POV Pelakor / Menikah Karena Anak
Popularitas:4.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Vey Vii

WARNING ***
HARAP BIJAK MEMILIH BACAAN!!!

Menjadi istri kedua bukanlah cita-cita seorang gadis berusia dua puluh tiga tahun bernama Anastasia.

Ia rela menggadaikan harga diri dan rahimnya pada seorang wanita mandul demi membiayai pengobatan ayahnya.

Paras tampan menawan penuh pesona seorang Benedict Albert membuat Ana sering kali tergoda. Akankah Anastasia bertahan dalam tekanan dan sikap egois istri pertama suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ancaman Rosalie

Ana dan Ben menikmati momen mereka bersama saat tidak ada satupun orang tahu. Ben bisa membicarakan banyak hal tanpa khawatir Rosalie mengetahuinya, Ben juga bisa dengan santai memeluk, mencium atau menggoda Ana tanpa khawatir Rosalie memantaunya.

"Aku lapar," keluh Ben.

"Lapar?" Ana bertanya memastikan. Gadis itu bahkan lupa jika ia tidak memiliki apapun untuk di masak di rumah ini.

"Kau tidak punya apapun, lalu bagaimana kau bisa tinggal di sini sampai besok?"

"Ada rumah makan dekat dari sini, aku bisa pergi membelinya. Jika kau lapar, aku akan pergi membeli makanan sekarang," jawab Ana.

"Tidak, mendadak aku sudah tidak lapar," ujar Ben. Ia melirik Ana, gadis itu menjadi salah tingkah.

"Jangan menatapku seperti itu," gumam Ana dengan lirih.

"Kenapa?"

"Tidak, aku hanya merasa tidak nyaman setiap kali kau menatapku seperti itu," jawab Ana.

Berdua bersama Ben tanpa sepengetahuan Rosalie membuat gadis itu gelisah. Ia tidak mau disebut pembohong, penghianat, atau bahkan perebut suami orang. Namun sepertinya Ben tidak memahami semua ini, laki-laki itu bersikap seolah semua akan baik-baik saja sesuai rencana mereka.

Saat melihat ponsel Ana tergeletak di meja, Ben dengan sigap mengambilnya. Laki-laki itu menelepon nomornya sendiri dengan ponsel milik Ana.

"Kau tidak pernah menelepon atau mengirim pesan padaku. Aku bahkan tidak tahu nomormu," keluhnya.

"Maaf." Gumam Ana pelan.

Selang sepuluh menit, terdengar suara mobil terparkir di pinggir jalan dekat rumah Ana. Gadis itu terkejut sekaligus takut, apakah Rosalie akan memergoki mereka?

"Siapa yang datang? Siapa? Cepat sembunyi!" seru Ana sambil mendorong tubuh Ben menjauhi pintu.

"Memangnya kenapa?" tanya Ben.

"Itu pasti orang suruhan Kak Rose, dia pasti meminta seseorang datang."

Ben tersenyum samar sambil menggelengkan kepalanya. Ana benar-benar terlihat takut dan khawatir jika mendapatkan masalah karena pertemuan mereka ini.

"Berhentilah mengkhawatirkan orang lain. Hal pertama yang harus kau lakukan adalah mengkhawatirkan dirimu sendiri!" seru Ben. "Dia orang suruhanku," lanjutnya. Ana mendongak dengan kedua mata berkedip cepat.

"Duduk dan diam saja di sini," pinta Ben sambil menunjuk kursi.

Tidak disangka, seseorang masuk dan membawa televisi , kulkas mini, hingga kipas angin. Selain itu, orang tersebut juga membawa kantong belanjaan berisi berbagai macam makanan ringan, hingga nasi dan lauk pauk yang dibeli dari sebuah restoran.

Ana hanya bisa diam dengan mata molotot lebar, menyaksikan Ben menata semuanya dengan rapi.

"Kau membeli semuanya?" tanya Ana setelah pengantar barang-barang itu pergi.

"Hmm, tentu. Aku akan memastikan kau bisa pulang ke sini setiap bulan. Jadi, rumah ini juga harus punya televisi, kulkas dan kipas angin agar kau tetap merasa nyaman," jelas Ben.

"Apakah ini tidak apa-apa?"

"Kau istriku, Anastasia. Kau berhak mendapatkan apapun yang kau inginkan dariku!" seru Ben menegaskan.

"Bagaimana caraku berterima kasih?" gumam Ana lirih. Ia tidak tahu harus bagaimana, karena Ben sudah terlalu baik padanya.

"Berterima kasihlah dengan cara ini," ucap Ben sambil mengangkat tubuh Ana. Laki-laki itu menggendong Ana hingga posisi mereka sejajar. Ben mencium bibir Ana dengan lembut, merengkuh tubuh wanita itu dengan penuh gairah.

Sebagai seorang wanita normal, Ana tentu kesulitan untuk menolak semua sikap manis Ben padanya. Laki-laki itu memberikan begitu banyak perhatian dan kebaikan hingga Ana kesulitan mencari celah untuk menghindar.

Mereka menikmati waktu bersama hingga malam. Mereka melakukan banyak hal bersama sambil menghabiskan seluruh camilan yang ada. Ben tidak keberatan meninggalkan semua pekerjaannya hari ini demi bisa bersama Ana tanpa dipantau oleh siapapun.

"Apa yang akan terjadi jika Kak Rose tahu?" tanya Ana.

"Tidak akan terjadi apapun. Jangan khawatir," jawab Ben. Laki-laki itu memberi Ana sebuah kartu ATM dan kartu kredit baru sebelum pergi.

"Untuk apa ini? Aku tidak membutuhkannya," tolak Ana. Segala fasilitas dan biaya pengobatan dari Rosalie sudah cukup bagi Ana, ia tidak butuh apapun lagi.

"Ini ATM milikmu, aku akan memberikan uang bulanan untukmu. Jumlahnya sama dengan uang yang aku berikan pada Rosalie setiap bulan. Dan kartu kredit ini, kau bisa memakainya untuk membeli apapun yang kau inginkan," jelas Ben.

"Seharusnya ini tidak perlu."

"Jangan menolak apapun pemberianku, Anastasia. Pastikan kau makan enak dan tidur nyenyak di rumah ini, kau harus kembali pulang besok!"

"Hmm, baik."

Ana mengantar kepergian Ben hingga ke pinggir jalan. Gadis itu tidak menyangka, jika Ben akan berbuat sejauh ini untuk membuktikan perkataannya bahwa ia ingin bersikap adil pada Ana dan Rosalie. Meski sulit dipercaya, namun inilah kenyataannya.

Ana masuk ke dalam rumah dengan perasaan yang gelisah, ia benar-benar mengkhawatirkan hubungan ini.

"Apakah aku seorang perebut suami orang?" batin Ana bertanya. Ia tidak tahu, mengapa dirinya harus ditempatkan pada situasi sesulit ini.

Di rumah ini, Ana bisa melakukan apapun yang ia sukai. Meski hanya sebuah tempat sederhana, Ana mendapatkan ketenangan dan kenyamanan yang jauh lebih baik daripada di rumah besar Rosalie.

Hari semakin larut, Ana memutuskan untuk tidur di ruang tamu sambil menonton televisi barunya. Gadis itu merasa tenang dan nyaman, ia bisa tidur dengan nyenyak tanpa beban pikiran dan tekanan.

🖤🖤🖤

Keesokan harinya, Ana kembali membereskan rumah dan bersiap pergi. Kini, ia harus kembali ke rumah besar itu, rumah dimana ia menggadaikan harga diri dan tubuhnya.

Pukul delapan pagi, Ana sudah tiba. Ia terkejut mendapati Rosalie sedang menunggunya.

"Kau sudah kembali?" tanya Rosalie. Wanita itu duduk sambil melipat kedua tangan di depan dada.

"Ya, Kak. Apa kau menungguku?"

"Kita harus ke dokter, sekarang!" seru Rosalie sambil beranjak bangkit. Ia berjalan mendekati Ana dan menyeret kasar lengan gadis itu.

"Ke dokter?" tanya Ana. Ia bahkan baru selesai haid hari ini, dan seharusnya jadwal ke dokter baru beberapa hari lagi.

Rosalie tidak memberi jawaban, wanita itu membawa Ana masuk ke dalam mobil, sementara sopir mengantar mereka menuju sebuah rumah sakit besar di tengah kota.

Ana menjalani banyak pemeriksaan oleh dokter. Gadis itu menuruti apapun yang dokter lakukan untuk melihat kondisi tubuhnya. Ini adalah dokter berbeda dari yang pertama pernah mereka kunjungi, Ana tidak paham mengapa ia harus mengulangi semua pemeriksaan ini lagi.

"Aku akan membayar berapapun untuk semua vitamin dan segala jenis obat yang bisa mempercepat kehamilannya, Dok. Pastikan adikku bisa hamil bulan depan," ucap Rosalie pada dokter.

Namun seperti sebelumnya, dokter tidak bisa menjanjikan apapun. Dokter hanya bertugas sebagai perantara, sementara keputusan mutlak menjadi urusan Tuhan.

Ana merasa merinding, obsesi Rosalie benar-benar sudah diluar kendali. Wanita itu seperti orang yang kehilangan akal sehatnya.

Dari dokter, Ana mendapatkan banyak vitamin dan obat penyubur kandungan. Ana tidak yakin ia membutuhkan semua ini, namun demi menyenangkan hati Rosalie, gadis itu menerima semuanya tanpa protes.

"Ana, apa kau paham bagaimana perasaanku setiap kali Ben menatapmu? Sepertinya kalian mengalami malam pertama yang indah hingga Ben kesulitan melupakanmu."

"Aku tidak mau tahu, ini adalah kesempatan terakhirmu. Jika bulan depan kau tidak kunjung hamil, aku akan memulangkan ayahmu dan menghentikan proses pengobatannya!"

🖤🖤🖤

1
Chen Chen
kenapa kanker serviks tdk mati sj?
g sk sifat kek rose egois,kejam,dan biadab,hrs nya di buat kanker nya nyebar aja dan mati biar ana n ben bs bahagia bersm anak mereka
Chen Chen
rosalie tuh egois...ana di jdkan penampung untuk mengandung & melahirkan sj? orang tuh punya perasaan masa sdh melahirkan di buang gt aja? 🙈
aryuu
seru
Jessica
Luar biasa
Maharani Rani
lanjuttt
Maria Magdalena
bagus banget ceritanya. Diawal" cerita sedih smp ku membacanya menangis . Sy suka karakter tokohnya pokoknya author bestlah
Piya Febrianti
Luar biasa
Soraya
mampir thor
ICA
Akhhhh sesak sakit tenggorokan ku gara2 ini nahan tangis tngah malam
Bunda
Luar biasa
Ita rahmawati
bagus bgt tp tamatnya kyk yg dicepetin gitu menurutku 🤣
harusnya bisa lebih panjang lg biar dapet rasanya ,,ini terlalu cap cus 🤭
Ade Simarmata: ceritanya mantapp
total 1 replies
Ita rahmawati
mudah bgt terlena sih kmu ana ana 🤦‍♀️🤦‍♀️🙄🙄
Ita rahmawati
wanitanya sm 🤦‍♀️
eh ternyta rosali udh ko id 🤣
Ita rahmawati
awas baper,,adik ipar tuh 🤣
Ita rahmawati
iya kyknya adiknya ben itu
Ita rahmawati
aih,,jgn² ketemu adiknya ben nih di pulau baru 😅
Ita rahmawati
kamu sm ana itu saling membutuhkan,,bahkan saat kamu jahatpun ana masih ttep berusaha menepati janjinya tp jgn salahkan ana krn kmu emang udh keterlaluan rosalie,,sampe bikin ayahnya meninggal secara gk langsung ttep kamu penyebabnya hingga buat ana kalap dn hilang respeck ke kamu 😔
Ita rahmawati
gk menyesal ya ana krn kamu udah berusaha yg bahkan melebihi kemampuanmu utj mmbuat ayahmu bertahan tp ttep takdir tuhan yg menentukan 😭😭
mudah²an ana bisa pergi jauh dn membawa anaknya 😩
Ita rahmawati
😭😭😭
Ita rahmawati
tp kamu juga mwncintai rosalie jd gk mungkin kamu bisa mempertahankan ana,,kamu bilang mencintai tp berencana memisahkan ana dg anaknya 😔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!