Niat baik salsa untuk membantu sang bos yang sedang hangover ternyata membawa petaka untuknya. bagaimana tidak, malam ini kesuciannya di rengut oleh Azka Aditama dengan paksa.
sementara Azka sendiri bingung, sudah hampir tiga puluh tahun dia tahu dirinya impoten, tapi malam ini, kamar apartemennya menjadi saksi bisu,bagaimana keperkasaan alatnya saat menggagahi gadis di bawah kungkungannya.
Azka-Salsa here
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
email pengunduran diri
"Sa tunggu!!" sadar dari lamunannya, Revan dengan cepat mengejar Salsa yang hampir saja masuk ke dalam mobil.
"kenapa Sa? kenapa kamu seperti ini sekarang, lima tahun bukan waktu yang singkat Sa, dan kau mengakhiri hubungan kita begitu saja?? apa salahku Sa? apa??" Revan merenung, mencari sesuatu yang mungkin saja tidak sengaja menyinggung gadisnya, tapi sejauh itu dia menyelam rasanya tidak ada sama sekali.
Salsa menggeleng pelan, masih dengan air mata yang belum kering.tidak ada dalam rencananya untuk memutuskan hubungannya dengan pria itu, bahkan selama ini Salsa sudah melewati fase dimana selalu di maki oleh mamanya Revan karena tidak setuju dengan hubungan mereka, tapi karena keyakinan hati keduanya mereka mampu menjalani hubungan yang baik sampai saat ini.
"salahnya bukan di kamu, tapi di aku Van.." jawab Salsa. dia melepaskan tangan Revan yang masih mengenggamnya.
"jelasin Sa, aku butuh penjelasan tentang itu!!"
"intinya kesalahan ku fatal Rev,, aku kotor, aku murahan, aku tidak bisa menjaga diriku! harusnya sejauh itu kau mengerti dengan maksudku.." pekik Salsa.
Revan bukan orang bodoh untuk mengartikan kalimat yang terlontar dari bibir salsa. sesaat dia terdiam. diamnya Revan di artikan lain oleh Salsa.
"aku pergi, terimakasih untuk cintamu yang sangat besar padaku selama ini Rev, maaf aku menyakitimu.." kalimat terakhir yang Salsa ucapkan.
"tidak, Sa jangan pergi!!, aku tidak peduli dengan semua itu yang jelas aku akan tetap menerimamu Sa, aku tidak akan mempermasalahkan itu, jadi tolong jangan meninggalkanku seperti ini.." kekeuh Revan yang belum melepaskan tangan Salsa begitu saja.
sekali lagi Salsa menggeleng lirih,, memang untuk saat ini kalimat seperti itu bisa saja, tapi bagaimana nanti jika mereka berdua punya masalah,, bisa saja Revan mengungkit hal itu dan Salsa tidak mau,, belum juga di mulai Salsa sudah berpikir sampai sejauh itu.
"tidak bisa Rev,, carilah wanita yang lebih baik dariku,, aku tidak pantas!!"
"kau pantas Sa,, hanya kau yang pantas untukku.."
tidak mau mendengar lagi, karwna bisa jadi Salsa akan goyah nanti,, wanita itu benar benar meninggalkan Revan yang masih berdiam di depan mobilnya.
berkali kali pria itu menggedor pintu mobil Salsa, tapi wanita itu sama sekali tidak gubris.
.
.
"ini tisu..." Novia yang masih menunggu di mobil sejak tadi dengan cepat memberi tisu pada Salsa. wanita itu menerimanya, menghapus air mata yang masih sama saja, belum berhenti.
"kak.." suara dua orang dari bangku belakang mengagetkan Salsa yang tengah menghapus jejak air matanya.
gadis itu menoleh,, kaget mendapati dua adiknya duduk manis dengan wajah cemas yang di tampilkan.
"kalian?" bingung sendiri, sejak kapan dua orang itu bersama di mobil Novia, sementara tadi mereka datang bersamaan dan tidak kembali ke kontrakan Salsa.
"mereka berdua tadi datang dengan Revan" menjawab kebingungan Salsa.
Tidak lagi berbicara, Salsa hanya berdiam diri. Rara dan Kenzo mengerti, mereka tidak banyak tanya.
...----------------...
di tempat lain, masih di kantor Aditama Group, sejak tadi Azka tidak pernah fokus dengan setiap berkas yang ada di depan matanya.
suara pintu ruangan di ketuk tidak dia hiraukan, Aditya masuk begitu saja walau tidak di persilahkan.
mendapati kehadiran Aditya, Azka beralih fokus, menatap Aditya dengan penuh harap.
"gimana dit?" tanyanya langsung pada intinya.
aditya menggeleng pelan, hal itu membuat Azka kembali sendu.
"terus ngapain kamu kesini??"
"aku hanya mau beritahu, aku mendapat email dari salsa tadi!" ujar Aditya dengan tak enak hati. jujur, sebenarnya dia enggan untuk bercerita, tapi mau bagaimana lagi? ini juga masalah yang cukup penting.
mendengar nama Salsa di sebut, Azka kembali bersemangat.
"apa katanya? dia izin tidak masuk atau bagaimana? terus dia ada dimana sekarang? tadi pagi aku ke kontrakan tapi dia tidak ada disana!' pertanyaan beruntut dengan nada cemas keluar begitu saja.
"bukan" suara aditya mulai mengecil
"terus apa??" tanya Azka yang sudah tidak sabaran
"email pengunduran diri.."
"APA??" suara menggema Azka memenuhi ruangannya. bukan itu yang dia mau, kenapa Salsa harus mengundurkan diri dari kantornya.
"iya salsa mengundurkan diri,, lagian siapa juga yang masih mau bekerja di perusahaan yang pemiliknya sendiri melecehkannya" ujar Aditya begitu saja. mengenal Salsa selama ini, dia tidak pernah berpikir bahwa Azka berbuat hal seperti itu pada gadis baik seperti salsa.
mendapati sindiran langsung dari Aditya membuat mood Azka tambah hancur. padahal aditya berbicara fakta adanya.
tapi itu juga bukan keinginan Azka sepenuhnya,, dalam kondisi mabuk dengan pengaruh obat perangsang, tentu saja berhasil membuat pertahanan pria itu runtuh.
"udahlah,, aku keluar dulu, ke kontrakan Salsa.." pria itu bangkit dari kursinya, pergi menuju kontrakan Salsa.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...