Amira Khairinisa, tiba-tiba harus menerima kenyataan dan harus menerima dirinya menjadi seorang istri dari pria yang bernama Fajar Rudianto, seorang ketos tampan,dingin dan juga berkharisma di sekolahnya.
Dia terpaksa menerima pernikahan itu karena sebuah perjodohan setelah dirinya sudah kehilangan seseorang yang sangat berharga di dunia ini, yaitu ibunya.
Ditambah dia harus menikah dan harus menjadi seorang istri di usianya yang masih muda dan juga masih berstatus sebagai seorang pelajar SMA, di SMA NEGERI INDEPENDEN BANDUNG SCHOOL.
Bagaimanakah nantinya kehidupan pernikahan mereka selanjutnya dan bagaimanapun keseruan kisah manis di antara mereka, mari baca keseluruhan di novel ini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon satria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3.
Beberapa jam kemudian, serangkaian acara pernikahan mereka pun sudah selesai dijalankan dengan lancar, dan sepasang pasutri itupun kini kembali ke kamar mereka untuk segera bersih-bersih dan langsung segera beristirahat.
" Mau tidur dimana?." tanya Fajar, saat mereka berdua sudah kembali ke kamar mereka.
Sedangkan Amira saat dirinya sudah berganti pakaiannya bukanya langsung segera beristirahat, dia malah hendak pergi meninggalkan kamar mereka.
" Kamu mau kemana?, jumlah kamar yang kita pesan udah pas, kamu sudah tidak bisa tidur di kamar lain lagi." sambung Fajar kembali.
" Aku bukan mau tidur atau mau mencari kamar lain, kok , aku cuman mau ke taman." ucap Amira, sembari menggenggam sebuah buku kecil di tangannya.
Yah!, Dia tadi sudah diberitahu oleh pihak hotel sebelumnya, bahwa di hotel ini terdapat sebuah taman yang berada di rooftop, jadi dia hendak kesana untuk menenangkan dirinya.
" Bukanya tadi kamu bilang kamu sudah cape?." tanya Fajar.
" Iyah ini aku mau ngilangin rasa cape ku sambil baca buku di taman." jawab Amira sambil menunjukan buku nya kepada Fajar.
Tanpa mengatakan apapun lagi, Fajar pun langsung berjalan ke arah pintu, dimana disana terdapat Amira yang hendak keluar dari kamar mereka.
Dan dalam satu kali gerakan, Fajar pun langsung mengunci pintu kamarnya tersebut.
Amira sontak langsung memicingkan matanya saat melihat hal yang baru saja fajar lakukan.
" Ini sudah larut malam, tidur sekarang." ucap Fajar, tanpa berekspresi.
Dia pun tanpa melihat respon dari Amira pun langsung kembali ke arah tempat tidur, kemudian langsung mengambil sebuah bantal.
" Kamu tidur disini, biar saya yang tidur di sofa."
" Tapi...." ucap Amira yang terpotong.
" Jangan berdebat lagi, saya sudah ngantuk."
Fajar pun tanpa berbicara lagi langsung mendekati sofa panjang itu dan langsung menaruh bantal yang baru saja dia bawa di atas sofa, kemudian langsung merebahkan dirinya di sofa.
Sementara Amira, dia masih setia berada di tempatnya, sambil mengamati apa yang suaminya itu lakukan.
" Jangan lupa baca doa sebelum tidur." ucap Amira mengingatkan.
" Hmm." gumam Fajar yang langsung berdoa dan kembali memejamkan matanya.
Melihat mata Fajar yang sudah terpejam, Amira pun langsung melangkahkan kakinya ke arah tempat tidur dan mengambil sebuah selimut tebal yang tidak Fajar bawa.
" Pakai selimutnya." ucap Amira, sambil menyelimuti Fajar menggunakan selimut tebal yang sudah ia bawa itu.
" Masih ada satu selimut lagi didalam lemari, aku akan pakai itu." ucapnya kembali, saat fajar hendak berbicara.
" Hmm." gumam Fajar dengan pelan, tenyata Amira sudah tau apa yang hendak dia katakan itu.
" Selamat malam, Fajar!."
" Yah, malam " jawab Fajar.
Amira pun kembali ke tempat tidur dengan membawa selimut yang sudah dia ambil didalam lemari, dan mereka pun langsung tertidur di jarak yang terpisah, bersiap menjalani hari-hari mereka yang baru, sebagai seorang suami-istri nantinya.
...🖤🖤🖤🖤🖤...
Pagi harinya tepat pukul 04:35, Amira yang sudah terbangun langsung membangunkan Fajar.
" Fajar, ayo bangun, udah waktu subuh, sholat dulu."panggil Amira dengan suara pelan, tanpa menyentuh nya sedikitpun.
Dia masih belum berani melakukan itu, walaupun sudah jelas bahwa saat ini mereka sudah sah merubah status mereka menjadi suami-istri jadi sudah sah juga jika Amira maupun Fajar mau bersentuhan.
" Sebentar lagi, masih ngantuk." gumam Fajar dengan suaranya yang berat dan matanya masih memejam.
" Nanti boleh lanjutin lagi tidurnya, sekarang shalat dulu, ya." ucap Amira kembali membujuk Fajar dengan suara yang terdengar lembut.
" Duluan saja."
Kedua matanya masih terpejam sempurna, dia seperti benar-benar enggan untuk membukakan matanya hanya untuk melakukan kewajiban nya sebagai seorang umat muslim, karena masih saking ngantuk nya dirinya.
" Aku udah, giliran kamu."
Amira sejak tadi memang sudah lebih dulu melaksanakan shalat subuh, bahkan dia juga baru selesai membaca Al-Qur'an.
Setelah beberapa saat Amira berusaha untuk membangunkan Fajar, akhirnya Fajar pun mendengarkan nya dan langsung segera bangun, walaupun dengan sedikit terpaksa, karena masih ada rasa ngantuk nya.
TO BE CONTINUE.