Setelah bereinkarnasi ke dunia lain, Klein memutuskan untuk merubah hidupnya. Sebagai seorang yang bekerja keras dalam belajar dan akhirnya menjadi pekerja kerah putih yang terus-terusan bekerja lembur sampai kematiannya, di kehidupan ini dia memutuskan-
Tidak akan bekerja dan hidup dengan santai!
Untungnya, Klein bereinkarnasi sebagai pangeran pertama dengan keluarga yang menyayanginya. Belum lagi, dia juga menunjukkan bakat sihir yang sangat luar biasa, langka di antara umat manusia.
Latar belakang hebat dan bakat super, bukankah itu cocok sebagai pahlawan atau semacamnya?
Bahkan jika itu benar, Klein tidak peduli. Dalam hatinya, hanya ada satu tekad yang selalu dia jaga.
‘Di kehidupan ini-‘
‘Aku hanya ingin bermalas-malasan!’
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kei L Wanderer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali ke Akademi
Di atas tebing cukup tinggi bagian utara Pyrenight Forest, terlihat beberapa orang memandang ke arah tertentu dengan ekspresi serius, bahkan sedikit takut.
“Hey, hey. Aku tidak menyangka kalau bocah itu menyembunyikannya dengan baik,” ucap pria paruh baya tampan dengan eskpresi ceroboh.
Tidak jauh darinya, terlihat Bell yang memandang ke arah bunga Red Spider Lily raksasa yang mekar di tengah hutan. Mengingat wajah malas dan penuh keengganan Klein, dia benar-benar tidak ingin memercayainya.
Meski begitu, gadis itu tetap percaya karena gurunya sendiri yang mengatakan demikian. Lagipula, walau terlihat ceroboh, gurunya jelas bukan orang sembarangan.
Tidak jauh dari mereka, terlihat Elliott, Verner, dan beberapa orang yang selamat. Mereka tampaknya ingin bertarung sampai mati, tapi akhirnya diminta mundur karena ada beberapa perubahan mendadak.
Berbeda dengan ekspresi sombong sebelumnya, Elliott yang tubuhnya penuh luka dan melepuh karena panas melihat ke arah itu lalu bergumam, “Mungkinkah itu kartu truf Eliza Flamel? Benar-benar mengerikan.”
Mendengar itu, Bell ingin mengatakan sesuatu tetapi gurunya memberi isyarat untuk diam. Lagipula, berita semacam itu benar-benar tidak bisa dipercaya.
Melihat kejauhan, pria paruh baya itu menggeleng ringan sambil tersenyum, ada ekspresi tertarik di wajahnya.
“Sepertinya aku harus melapor. Keberadaannya jelas sesuatu yang tidak terduga dan perlu diperhatikan.”
Berhenti bergumam, pria paruh baya itu mengangkat tangannya, memberi isyarat pada para bawahannya untuk mundur.
...***
...
Sementara itu, para pengawas dan guru segera menuju ke tempat kejadian.
Sesampainya di sana, orang-orang itu tampak sangat terkejut. Walau tidak menemukan orang lain di sekitar, tetapi ada bukti jelas bekas pertarungan.
Selain itu, terlihat gumpalan hitam seperti bukit mini. Setelah mendekat dan memperhatikan, itu adalah tubuh Ground Dragon yang dibakar sampai mati oleh sihir api.
“Permukaan luar tubuhnya dibakar sampai mengeras, ada lapisan abu cukup tebal. Ada kemungkinan besar daging dan organ dalam benar-benar dipanggang sampai matang,” lapor salah satu pengawas.
Mendengar laporan itu, Eliza yang baru saja tiba segera memeriksa dan mengetahui kalau laporan itu benar.
Hal tersebut membuatnya merasa ragu. Serangan ini jelas bukan dibuat oleh pihak mereka, jadi ada kemungkinan musuh yang melakukannya. Namun, jika demikian, semuanya akan menjadi lebih aneh karena musuh jelas ingin membuat kekacauan.
Memaksa Ground Dragon menembus level 5 lalu membunuhnya? Itu jelas ide yang sangat bodoh dan sia-sia. Lagipula, mereka meninggalkan tubuh makhluk ini.
Itu berarti-
“Ada keluarga tertentu yang mengirim seorang penjaga khusus, dan terpaksa bergerak karena situasi menjadi berbahaya?” gumam Eliza.
Menurut wanita itu, inilah jawaban paling masuk akal. Sedangkan berpikir seorang murid melakukannya? Semua orang merasa Swords of Rebellion yang melakukannya lebih cocok daripada murid yang melakukannya. Lagipula, hal semacam itu adalah sesuatu yang mustahil.
Ya, setidaknya dalam kognisi mereka hal semacam itu tidak mungkin dilakukan seorang murid.
Memikirkan berbagai kemungkinan, Eliza menghela napas panjang lalu bergumam pelan.
“Sepertinya aku harus lebih waspada. Perubahan yang dibuat kepala sekolah sepertinya membuat banyak orang merasa tidak puas.”
...***
...
Sementara itu, Klein yang sudah bertemu dengan teman-temannya memilih untuk pergi keluar dari Pyrenight Forest setelah mendapatkan perintah untuk mundur.
Dalam perjalanan, beberapa temannya tentu menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Misalnya Rachel yang menatap Klein dengan ekspresi serius sekaligus penasaran.
“Bahkan jika kamu bertanya padaku, aku juga tidak tahu,” ucap Klein sambil mengangkat bahu.
“Bukankah kamu bertarung dengan gadis itu? Apa yang terjadi selanjutnya?” tanya Rachel dengan nada dingin.
“Tentu saja aku berlarian. Yah, itu agak merepotkan. Gadis itu mengejar ku hampir ke lingkaran luar bagian utara. Jika bukan karena ledakan tadi yang menyebabkan orang-orang dari organisasi itu mundur, mungkin aku sudah dipukuli.” Klein mengelus dagu, menghela napas dengan ekspresi lelah.
Berbeda dengan orang-orang yang langsung percaya, Rachel menatap pemuda itu dengan ekspresi curiga. Sedangkan Luna memasang senyum lembut dan ramah seperti biasa.
Bagaimana dengan Arthur? Karena mengetahui sifat Klein, dia malas untuk bertanya dan tidak ingin terlalu memikirkannya.
Menurutnya, jika Klein ingin membicarakannya, dia akan bicara. Jika tidak, bahkan jika dipaksa atau dipukuli, pemuda itu akan menemukan berbagai alasan dari yang cukup masuk akal sampai mengada-ada.
Jadi lebih baik tidak usah memikirkannya.
Setelah keluar dari Pyrenight Forest, mereka semua ditanyai oleh para pengawas dan penanggung jawab, lalu diminta untuk membuat catatan.
Banyak pengawas merasa terkejut dan cukup mengagumi perbuatan Tim Arthur dan Tim Klein. Akan tetapi, mereka juga mulai mencurigai Klein dan menanyakan banyak hal.
Meski merasa tidak mungkin pangeran itu berkolusi dengan para penjahat, mereka merasa ada yang mencurigakan di sini.
“Bisakah kita langsung mempraktikkannya saja? Kalian pasti tidak percaya bahkan jika aku menjelaskannya,” ucap Klein sambil menggeleng ringan.
Ya. Banyak orang mencurigai Klein karena ragu bagaimana cara pemuda itu bisa melarikan diri dengan aman dari tangan gadis pembunuh yang bisa dianggap jenius. Lagipula, di mata mereka, dia memang si Pangeran biasa-biasa saja.
“Bisakah pengawas Warrior level 4 puncak atau awal level 5 membantu saya melakukan simulasi?” tanya Klein.
Pada akhirnya, seorang pengawas cukup muda, Warrior level 4 yang hampir menyentuh batas maju dan menanyakan apa yang Klein butuhkan. Lagipula, mereka takut pangeran ini membuat masalah dan mengadu pada keluarga.
Sesaat kemudian, Klein dan pengawas tersebut berhadapan di tanah lapang dengan jarak sekitar tujuh atau delapan meter.
“Yah, anda bisa langsung bergegas dan mencoba memukul saya. Tenang saja, meski saya dipukul, anda tidak akan dituntut atau semacamnya,” ucap Klein sambil memberi isyarat pada pengawas itu.
Melihat rekan-rekan senior mengangguk, pengawas itu bersiap. Sesaat kemudian, dia langsung melesat ke arah Klein.
Meski melesat cepat dalam satu atau dua tarikan napas, Klein juga tidak diam. Dia mengetuk tanah dengan ringan lalu mengayunkan tongkatnya. Setelah itu, tubuh pemuda tersebut meluncur ke belakang, berputar dengan santai seperti bermain seluncur es.
Orang-orang tertegun sejenak. Pengawas itu juga agak bingung, tapi segera mencoba menyusul untuk menyerangnya. Akan tetapi, Klein benar-benar bisa menjaga jarak.
Setiap kali orang itu mendekat, akan ada embusan angin dan sosok Klein akan menjauh dalam sekejap mata.
Melihat penampilan aneh tapi agak ajaib itu, sudut bibir para pengawas dan penanggung jawab itu berkedut. Itu juga membuat pengawas yang bertarung dengan Klein menjadi emosional.
Pria itu bahkan tidak lagi menahan diri. Bukan hanya memperkuat tubuhnya, dia juga menggunakan keterampilan dan menyerang dengan energi pedang.
Hanya saja, hasilnya masih sama.
Gagal.
Cara Klein meluncur dan membuat gerakan berkelok-kelok mirip belut licin. Bahkan orang-orang merasa gerakan itu agak genit.
Maksudnya, bayangkan saja kamu mencoba memukul orang karena emosi tapi orang itu terlihat lesu dan tidak serius. Tidak berhenti di sana, orang itu juga bisa menghindari serangan mu seperti sedang menari balet di atas lapisan es.
Benar-benar membuat frustrasi sekaligus emosi!
Melihat mata pengawas itu menjadi merah seperti banteng yang akan menggila, Klein membuat isyarat agar mereka berhenti di sini. Jika tidak, orang itu pasti akan gila karenanya.
Setelah selesai, Klein menyeka keringat yang tidak ada sambil bertanya, “Apakah ini dapat diterima sebagai bukti? Yah, seharusnya dengan keterampilan ini aku bisa melarikan diri dan meninggalkan para pengejar untuk makan debu di belakang, kan? Lagipula alam liar bukan tempat terbatas seperti lingkungan praktik ini.”
Mendengar perkataan Klein, orang-orang itu mengangguk. Mereka langsung diyakinkan oleh pemuda itu. Hanya saja, mereka juga memiliki pemahaman baru tentang Pangeran biasa-biasa itu.
Daripada Mage terhormat dan elegan-
Mereka benar-benar merasa Klein lebih mirip pencuri ulung yang telah berkali-kali melarikan diri dari kejaran penegak hukum kerajaan.
Setelah catatan selesai dibuat, mereka akhirnya beristirahat dengan tenang sambil memulihkan diri. Beberapa jam kemudian, para pengawas kembali.
Usai membahas berbagai macam hal, diputuskan kalau Ujian Rekrutmen Baru tahun ini selesai lebih awal. Dengan demikian, para siswa segera diminta naik ke gerbong kereta kemudian mereka akan dikirim pergi.
Kembali ke Akademi Dawn Star setelah melewati ujian ini.
>> Bersambung.