NovelToon NovelToon
Cinta Dan Pengkhianatan

Cinta Dan Pengkhianatan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Jhulie

Vherolla yang akrab disapa Vhe, adalah seorang wanita setia yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kekasihnya, Romi. Meski Romi dalam keadaan sulit tanpa pekerjaan, Vherolla tidak pernah mengeluh dan terus mencukupi kebutuhannya. Namun, pengorbanan Vherolla tidak berbuah manis. Romi justru diam-diam menggoda wanita-wanita lain melalui berbagai aplikasi media sosial.

Dalam menghadapi pengkhianatan ini, Vherolla sering mendapatkan dukungan dari Runi, adik Romi yang selalu berusaha menenangkan hatinya ketika kakaknya bersikap semena-mena. Sementara itu, Yasmin, sahabat akrab Vherolla, selalu siap mendengarkan curahan hati dan menjaga rahasianya. Ketika Vherolla mulai menyadari bahwa cintanya tidak dihargai, ia harus berjuang untuk menemukan jalan keluar dari hubungan yang menyakitkan ini.

warning : Dilarang plagiat karena inti cerita ini mengandung kisah pribadi author

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhulie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Butuh Bahu!

Hari itu, Vherolla kembali ke rutinitasnya. Pekerjaan di kantor mulai padat lagi setelah seminggu diliburkan karena renovasi. Meskipun dia masih merasa berat dengan semua permasalahan yang dia hadapi dengan Romi, dia berusaha fokus dan tetap menjalankan aktivitasnya dengan baik. Suasana kantor sibuk seperti biasanya, tetapi di dalam hati Vherolla, semua terasa lebih berat dari biasanya. Pikiran tentang Romi yang mungkin masih berhubungan dengan banyak wanita terus membayangi benaknya.

Sore itu, setelah jam kerja selesai, Vherolla bersiap untuk pulang. Seperti biasa, dia mengambil motornya di tempat parkir dan bersiap untuk perjalanan pulang. Namun, ketika dia mencoba menyalakan motornya, mesinnya tak mau hidup. Berkali-kali ia mencoba, tetapi tidak ada reaksi dari motornya.

"Aduh, kenapa lagi nih motor," gumam Vherolla dengan wajah kesal.

Ia melihat sekeliling, tempat itu agak sepi karena sebagian besar orang sudah meninggalkan kantor. Saat mulai merasa bingung harus bagaimana, sebuah suara akrab tiba-tiba terdengar dari belakangnya.

"Motornya kenapa, Kak?"

Vherolla menoleh dan melihat Runi, adik Romi, yang kebetulan lewat mengendarai motornya. Runi menghentikan motornya di dekat Vherolla dan turun.

"Ah, motor ini nggak mau nyala, aku juga nggak tahu kenapa," jawab Vherolla sedikit panik.

Runi mendekat dan memeriksa motor Vherolla sebentar, mencoba menghidupkan mesinnya, namun hasilnya sama saja.

"Kayaknya mesti dibawa ke bengkel, Kak. Di sini sepi, susah kalau ditinggalin," kata Runi setelah menyerah mencoba menghidupkan motor itu.

"Aduh, gimana nih? Aku beneran nggak tahu mesti gimana kalau motor ini rusak," Vherolla mengeluh sambil melihat sekeliling.

Runi tersenyum dan menawarkan solusi, "Udah, kita bawa ke bengkel terdekat aja. Aku bantuin dorong sampai bengkel, deket kok dari sini."

Vherolla akhirnya setuju, dan mereka bersama-sama mendorong motor itu menuju bengkel motor yang jaraknya tidak terlalu jauh. Sampai di bengkel, seorang mekanik segera memeriksa motornya.

"Ini ada masalah di mesinnya, Mbak. Kayaknya harus ganti beberapa onderdil, jadi motornya harus ditinggal di sini paling nggak tiga hari," kata petugas bengkel sambil memperbaiki kabel motor yang terlihat rusak.

Vherolla mengangguk pasrah. "Ya udah deh, nggak apa-apa."

Setelah urusan di bengkel selesai, Runi menawarkan untuk mengantar Vherolla pulang ke kosnya. "Aku anterin kamu pulang ya, Kak. Nggak usah khawatir, besok kan masih bisa naik bus kota buat ke kantor."

"Terima kasih banget, Runi. Kamu baik, deh," balas Vherolla dengan senyum lega. Dia tidak tahu apa yang akan dia lakukan tanpa bantuan Runi.

Sesampainya di kos, Vherolla mempersilakan Runi untuk masuk. Runi tampak ragu sebentar, tapi akhirnya ikut masuk ke dalam kamar kos Vherolla yang sederhana tapi rapi. Setelah meletakkan tasnya di meja, Vherolla segera membuatkan Runi segelas kopi susu yang ia beli beberapa hari sebelumnya di warung terdekat.

"Ini, kopinya. Makasih banget, Run, udah bantuin aku tadi," ujar Vherolla sambil menyodorkan gelas kepada Runi.

"Nggak masalah, Kak Vhe. Aku senang bisa bantu," jawab Runi sambil menerima gelas itu. Mereka duduk di kursi di sudut kamar, suasana terasa cukup nyaman meskipun Vherolla masih merasa resah.

Obrolan ringan mereka berubah menjadi lebih serius ketika Vherolla tiba-tiba merasa kelepasan berbicara tentang masalahnya dengan Romi. Mulanya dia hanya ingin mengucapkan beberapa hal ringan, tapi semakin lama, perasaan yang ia pendam begitu lama meledak.

"Aku nggak ngerti, Run, Romi akhir-akhir ini sering banget bikin aku sakit hati. Dia jarang banget balas chat aku, tapi aku sering lihat dia asik ngobrol di sosial media sama cewek-cewek lain," ucap Vherolla dengan nada lemas.

Runi menatap Vherolla dengan pandangan prihatin, "Kamu udah pernah ngomong ke Romi soal ini?"

Vherolla menggeleng pelan. "Aku takut, Run. Aku takut dia marah atau malah ninggalin aku. Padahal aku sayang banget sama dia. Tapi... aku juga nggak tahu sampai kapan aku bisa tahan."

Mata Vherolla mulai berkaca-kaca, suaranya bergetar menahan isak. "Kadang aku ngerasa nggak berarti buat dia. Aku udah kasih semuanya, tapi dia tetep aja kayak nggak nganggap aku."

Melihat Vherolla yang mulai menangis, Runi mencoba menenangkannya. Dia menggeser kursinya mendekat dan menyentuh pundak Vherolla.

"Kak, dengerin aku," kata Runi dengan suara lembut. "Aku tahu ini nggak mudah, tapi kamu nggak boleh biarin Romi terus-terusan nyakitin kamu kayak gini. Kamu juga berhak bahagia."

Vherolla mengusap air mata di pipinya. "Tapi aku nggak tahu harus gimana, Run. Aku nggak bisa lepas dari dia, aku udah terlalu sayang."

Runi menatap Vherolla dengan penuh perhatian. "Kalau kamu butuh bahu buat bersandar atau pelukan buat menenangkan kamu, aku selalu ada buat kamu, Kak."

Kata-kata Runi itu membuat Vherolla terharu. Tanpa pikir panjang, dia memeluk Runi dengan lembut. Pelukan itu terasa hangat, memberi sedikit ketenangan di tengah kekacauan perasaannya. Runi membalas pelukan itu dengan hati-hati, berusaha memberikan dukungan sebanyak mungkin kepada Vherolla.

Selama beberapa menit, mereka berpelukan dalam keheningan. Vherolla merasakan beban di pundaknya sedikit terangkat meskipun pikirannya masih berkecamuk. Runi tidak berkata apa-apa lagi, dia hanya ada di sana, menjadi sandaran bagi Vherolla di saat-saat tersulitnya.

Akhirnya, Vherolla melepaskan pelukan itu dan menatap Runi dengan mata yang masih berkaca-kaca. "Terima kasih, Run. Kamu selalu ada buat aku."

Runi tersenyum kecil dan mengangguk. "Aku bakal selalu ada buat kamu, Kak Vhe."

Malam itu, setelah Runi pamit pulang, Vherolla merenung di tempat tidurnya. Hatinya masih diliputi kebingungan, tetapi kehadiran Runi memberinya sedikit kelegaan. Namun, satu hal yang kini mulai terbesit di benaknya adalah bagaimana ia akan menghadapi Romi dan memutuskan apa yang terbaik untuk dirinya.

Vherolla terus berbaring di tempat tidur setelah Runi pulang. Suasana kamar kosnya yang sepi terasa semakin sunyi saat pikirannya terus bergulat dengan perasaan campur aduk. Ia merasa sedikit lebih tenang setelah curhat dengan Runi, tetapi kekalutan dalam hatinya belum sepenuhnya hilang.

Di satu sisi, ia tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa Romi telah merenggut sesuatu yang sangat berharga baginya, yaitu keperawanannya. Vherolla sudah menyerahkan segalanya untuk Romi, termasuk kepercayaan dan tubuhnya. Tetapi di sisi lain, ia juga tidak bisa menepis rasa sakit yang timbul setiap kali mengingat pesan-pesan mesra Romi dengan wanita lain. Romi adalah pria yang selama ini ia cintai dengan sepenuh hati, namun kini ia mulai meragukan apakah cinta itu layak dipertahankan.

Vherolla duduk di tepi tempat tidur, mengusap wajahnya yang lelah. "Apa yang harus aku lakukan?" tanyanya pada diri sendiri. Dia tahu bahwa jika ia tetap bersama Romi, kemungkinan besar ia akan terus tersakiti. Tapi meninggalkan Romi juga bukan keputusan yang mudah, apalagi setelah apa yang terjadi di antara mereka.

Dia menarik napas dalam, mencoba menenangkan diri. Pikirannya berputar tentang bagaimana ia bisa menghadapi Romi ke depannya. Apakah ia bisa melanjutkan hubungan ini atau harus mulai memikirkan untuk mencari kebahagiaan di luar Romi?

1
kenkenzouyou Hiatus 🖤
dh mampir thor semangat🔥
Jhulie: makasih kak
total 1 replies
🔮⃝⃝🤎➳ᴹᴿˢAguca🔰π¹¹🥑⃟ kancil
lanjuttt kaaaa ku suka ceritanya
Jhulie: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!