Sekuel(Emily:Ketika cinta harus memilih)
Maxime Alexander Lemos pria berusia 37 yang merupakan orang kepercayaan pimpinan mafia paling kejam di Jerman jatuh cinta pada seorang gadis namun cintanya harus kandas terhalang restu dari orangtua gadis yang ia cintai dan meninggalkan luka yang begitu mendalam hingga cinta itu berubah menjadi dendam. Ia pergi meninggalkan semuanya merelakan orang yang ia cintai menikah dengan pria pilihan orangtua.
Hingga berbulan lamanya dan keduanya kembali dipertemukan dengan keadaan yang berbeda.
Bagaimana kisah mereka, yuk simak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Pria pemaksa
"Nona... ini obat anda," ujar Lulu memberikan obat yang harus di minum oleh Amelia.
Amelia yang sedang duduk di ruang tengah sembari menonton televisi itu itu mereka pada Lulu yang berdiri di sampingnya memegangi nampan berisi obat dan segelas air minum."Tolong letakan diatas meja dulu, Lulu. Sebentar lagi aku minum," jawab Amelia.
Lulu tampak mengggeleng cepat." Tidak Nona, saya harus memastikan anda meminum obat ini. Jadi tolong minum obatnya sekarang!," ujar Lulu.
"Kau percaya sama aku Lulu. Aku nanti pasti akan meminum obatnya," jawab Amelia meyakinkan Lulu jika ia akan meminum obatnya. Ia memang sedikit eneg jika meminum obat tapi beberapa hari yang lalu ia terpaksa meminumnya itu karena ada Maxime disini.
"Tidak Nona, saya diperintahkan Tuan untuk memastikan anda meminum obat ini. Jadi tolong kerjasamanya Nona, jangan buat saya dalam masalah," ujar Lulu Dengan nada penuh permohonan.
Amelia menggeleng pelan dan menggerutu didalam hati."Dasar Maxime, pria itu suka sekali memaksakan kehendaknya," batin Amelia. Gadis itu mau tidak mau meminum obatnya. Meski sebenarnya ia sudah eneg tapi ia juga tidak mau membuat Lulu dalam masalah hanya karena dirinya.
Amelia kembali memberikan gelas kosong pada Lulu dan melanjutkan menonton serial drama Korea kesukaannya. Hanya ini yang bisa ia lakukan selama tinggal disini karena Maxime melarangnya melakukan apapun disini.
Lulu melangkah meninggalkan Amelia setelah Nonanya selesai meminum obatnya. Ia harus mengerjakan beberapa pekerjaan yang belum selesai. Gadis cantik yang memiliki kulit putih itu sudah cukup lama bekerja disini. Ia merupakan gadis yatim piatu yang tidak sengaja dulu diselamatkan oleh Laura karena kelaparan di jalanan. Dan Maxime awalnya memberikannya pekerjaan sebagai cleaning service di tempat gymnya dan beberapa bulan setelahnya itu pria itu memindahkannya ke sini dan sekarang ia bertugas sebagai pelayan pribadi Amelia.
Sementara itu Amelia larut dalam ceritanya drama Korea yang ia tonton. Gadis itu sebenarnya seringkali merasa bosan disini. Ia ingin kembali ke negaranya dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Meski sekarang ia tahu jika ia juga sudah tidak memiliki siapapun lagi di dunia ini. Ibu tiri dan adiknya sudah tidak ada di dunia ini. Mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu itu membuatnya benar-benar terpukul. Ibu dan adiknya di habisi tepat di hadapannya begitu juga dengan calon suaminya saat itu. Kejadian malam berdarah itu seringkali datang kedalam mimpinya akhir-akhir ini.
Amelia menguap beberapa kali karena rasa kantuk yang tiba-tiba datang. Mungkin karena efek dari obat yang ia minum. Gadis itu merebahkan tubuhnya di sofa panjang yang ada di ruangan itu dan kedua matanya masih menatap serial drama yang ia tonton meski matanya rasanya sudah sangat berat.
Dan dalam hitungan menit Amelia akhirnya menyerah, gadis itu tampak tertidur diatas sofa dan membiarkan televisi terus menyala.
Sementara itu Maxime yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya meminta Louis untuk membelikannya makanan. Ia ingin makan siang di ruangannya ini saja.
Setelah selesai menghubungi Louis, Maxime mengeluarkan ponselnya. Pria itu mengotak-atik benda pipih itu dan kemudian tersenyum melihat gadis yang berhasil mengisi tempat dihatinya tengah tertidur pulas diatas sofa ruang tengah Mansionnya. Pria itu memang memasang cctv di berbagai tempat di Mansionnya itu untuk mengawasi para maid dan penjaga yang ada disana dari jarak jauh.
Maxime mezoom wajah Amelia, pria itu tampak tersenyum tipis melihat wajah cantik gadis itu. Amelia memang memiliki paras yang begitu ayu dengan kulit kuning langsatnya. Dulu Amelia memiliki rambut hitam legam yang begitu sangat cantik. Tapi walau rambut hitam legam itu tidak ada lagi kecantikan gadis itu tidak pudar sama sekali.
"Amelia...," gumam Maxime memejamkan kedua matanya membayangkan wajah cantik gadis itu. Gadis yang sudah merubahnya dari kebiasaannya yang suka bergonta ganti pasangan. Gadis yang juga merubah pandangannya tentang cinta dan juga pasangan hidup.
Maxime membuka kedua matanya saat pintu ruangannya tiba-tiba diketuk dari luar. Pria itu kembali kembali memasang wajah seriusnya."Masuk!," seru Maxime dengan suara tegasnya.
Pintu ruangan terbuka dan tampak Louis memasuki ruangannya dengan menenteng paper bag berisi makan siang untuknya.
"Tuan...ini makanan pesanan anda," ujar Louis pada Maxime.
"Ya...," angguk Maxime dengan kedua matanya masih menatap lurus pada ponsel yang ada ditangannya memperhatikan Amelia yang tengah tertidur pulas.
Louis yang tidak ingin menganggu Tuannya langsung pamit keluar. Ia juga harus makan siang untuk mengisi perutnya dan menambah tenaganya karena hari ini jadwal Maxime begitu padat dan ia sebagai sekertarisnya tentu saja ikut sibuk membantu atasannya itu.
***
Maxime menutup lapar laptopnya setelah menyelesaikan pekerjaannya. Pria itu melirik jam tangan mewah yang bertengger ditangan kirinya. Waktu sudah menunjukkan pukul 19:00 malam waktu setempat.
Pria itu berdiri dari duduknya lalu menyambar jasnya yang tergantung di sandaran kursi lalu memakainya. Ia setelah ini berencana singgah ke tempat gymnya, sudah lama sekali ia tidak datang kesana untuk berolahraga ataupun memeriksa tempat usahanya itu secara langsung karena biasanya Damian lah yang selalu memberikan laporan tentang perkembangan usaha kecil miliknya itu.
"Louis, ayo kita pulang!," ujar Maxime pada sekertarisnya yang tampak sedang bermain ponsel.
Louis yang beberapa menit yang lalu menyelesaikan pekerjaannya itu tampak terjingkat kaget karena seruan dari Maxime. Pria itu langsung berdiri dari duduknya dan menyambar tas kerjanya lalu mengikuti langkah Maxime dari belakang.
"Max...besok tolong kosongkan jadwal saya pada sore hari ya. Saya ada sedikit urusan," ujar Maxime saat mereka sudah berada di dalam lift akan membawa mereka ke lantai dasar.
"Ya Tuan," angguk Louis dengan patuh.
Maxime dan Louis harus terpisah saat mereka memasuki mobil mereka masing-masing. Maxime memang tidak seperti bos lainnya yang harus di sopiri oleh sekertarisnya. Ia lebih suka menyetir sendiri karena ia tidak mau mempekerjakan seseorang diluar kapasitas pekerjaannya.
Maxime memarkirkan kendaraannya setelah ia sampai di depan tempat gym miliknya. Pria itu langsung turun dari dari mobil dan memasuki tempat usaha yang dulu hampir setiap hari ini kunjungi itu.
Kedatangan pria itu membuat manager yang bekerja padanya sedikit terkejut karena tidak biasanya Maxime datang kesini setelah beberapa bulan belakangan ini.
"Tuan, anda datang?," sapa Manager itu dengan begitu sopan.
"Ya... bagaimana perkembangan tempat ini?," tanya Maxime. Meski ia sudah tahu bagaimana perkembangannya tapi ia akan selalu berusaha berinteraksi dengan para pekerja yang bekerja padanya walaupun hanya bertanya hal sepele saja.
"Tempat kita ini berkembang pesat Tuan dan seperti yang Tuan lihat jika pengunjung yang datang sangat banyak. Bahkan saya dan Tuan Damian sudah mengarahkan pengunjung ke tempat cabang usaha kita ini Tuan," jawab sang manager.
"Ya...," angguk Maxime.
"Max...," seru seseorang langsung memeluk pria itu.
...****************...
semoga para penjaga tidak ada yg berkhianat
bagaimana busuk nya kake Arman