Di hari pertunangan, Emily mendapatkan kenyataan yang pahit di mana Adik Tirinya yang bernama Bertha mengatakan kalau tunangannya yang bernama Louis lebih mencintai Bertha dari pada Emily.
Untuk membuktikannya Bertha dengan sengaja mendorong Emily ke kolam renang kemudian Bertha ikut menyemburkan diri ke kolam renang.
Ternyata tunangannya lebih memilih menolong Bertha dari pada memilih Emily. Di saat krisis seorang pria tampan menolong dirinya dan membawanya ke rumah sakit.
Di saat itu pula Emily memutuskan pertunangannya dan ingin membalaskan dendam ke keluarganya serta mantan tunangannya. Di mana Emily menikah dengan pria penolongnya.
Apakah balas dendam Emily berhasil? Bagaimana dengan pernikahan Emily dengan pria penolongnya, apakah bahagia atau berakhir dengan perceraian? Ada rahasia tersembunyi di antara mereka, apakah rahasia itu? Silahkan ikuti novelku.
Tolong jangan boom like / lompat baca / nabung bab. Diusahakan baca setiap kali update
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Kasandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melindungi Seorang Pencuri
"Jika kamu memanggilku kembali hanya untuk melakukan hal ini." Jawab Emily sambil menyilangkan kedua tangannya ke arah dadanya.
"Maka maaf, Aku tidak bisa melakukannya." Jawab Emily sambil menurunkan ke dua tangannya lalu membalikkan badannya.
"Berhenti!" Perintah Ayah Tio Paku Sadewo yang melihat Emily melangkahkan kakinya ke arah pintu utama.
Emily langsung menghentikan langkahnya tanpa membalikkan badannya. Hal itu membuat Ayah Tio Paku Sadewo berjalan ke arah Emily lalu menatap Emily dengan tatapan tajam
Ibu Tirinya dan Bertha yang melihat mereka berdua berdiri saling berhadapan tersenyum bahagia karena bisa dipastikan Ayah Tio Paku Sadewo akan menghukum Emily seperti biasanya.
"Kenapa kamu tega mencemarkan nama baik Adikmu di internet?" Tanya Ayah Tio Paku Sadewo sambil menunjuk ke arah Emily.
"Selain itu kamu dengan teganya menuduhnya menjiplak." Sambung Ayah Tio Paku Sadewo dengan nada satu oktaf.
"Postingan di internet bukan Aku yang buat." Jawab Emily dengan jujur.
"Tidak mungkin! Kak, hanya kamu yang memiliki sketsa asli desain jadi itu pasti ulah Kakak." Ucap Bertha.
"Kamu tahu juga kalau hanya Aku yang memiliki sketsa asli. Jadi, kamu mengakui kalau kamu menjiplak. Benar bukan?" Tanya Emily.
"Ayah, lihat Kakak." Ucap Bertha dengan wajah kesal.
"Emily. Berhenti menunjukkan sikap yang menakut-nakuti Adikmu. Adikmu hanya menggunakan satu karya lukisanmu haruskah kamu mempermasalahkannya?" Tanya Ayah Tio Paku Sadewo.
"Lalu bagaimana menurutmu Aku harus berbuat?" Tanya Emily yang malas berdebat.
Hal itu dikarenakan Ayah Tio Paku Sadewo akan selalu membela Bertha dan selalu menutup mata untuk melihat perbuatan buruk yang dilakukan oleh Bertha.
"Kamu harus mengklarifikasi secara langsung dengan mengatakan kalau kamu selalu iri dengan kepintaran Adikmu sehingga menuduhnya mencuri dan mencemarkan nama baiknya." Jawab Ayah Tio Paku Sadewo.
"Selain itu semua lukisan untuk lomba yang diikuti oleh Adikmu adalah milik Adikmu sendiri. Cukup itu saja." Sambung Ayah Tio Paku Sadewo sambil menunjuk-nunjuk ke arah Emily.
"Baik." Jawab Emily dengan singkat sambil tersenyum dan membalikkan badannya.
Walau tersenyum tapi terlihat sangat jelas kalau Emily sangat sedih karena Ayahnya selalu membela Adiknya padahal sudah jelas-jelas Adiknya yang salah.
"Kakak, itu berarti Kakak setuju?" Tanya Bertha sambil berdiri dan berjalan ke arah Emily dengan senyum penuh kemenangan.
"Aku belum selesai berbicara. Aku bilang kamu cukup tidak tahu malu." Jawab Emily sambil menunjuk ke arah dada Bertha hingga Bertha mundur satu langkah.
"Emily, kamu terlalu berlebihan." Ucap Ibu Tirinya sambil mendorong tubuh Emily.
Karena belum ada persiapan Emily mundur beberapa langkah. Emily menatap ke arah Ibu Tirinya dengan tatapan penuh kebencian yang teramat sangat.
"Aku yang berkelebihan atau kamu yang berkelebihan? Untuk mengabulkan seorang pencuri yang bernama Bertha, mengubahku menjadi seorang Kakak yang jahat dan suka iri." Ucap Emily.
"Emily, kamu sangat berani mengatakan Adikmu adalah seorang pencuri. Reputasimu sangat buruk dan tidak peduli dengan perasaan Adikmu. Padahal Adikmu masih memiliki masa depan yang cerah." Ucap Ayah Tio Paku Sadewo sambil menunjuk kening Emily hingga Emily mundur satu langkah.
"Anda adalah seorang Ayah apakah Anda pantas mengatakan ke putrinya seperti ini? Kamu memintaku untuk membersihkan namanya padahal sudah jelas-jelas Dia salah. Tapi mengapa Anda malah melindungi seorang pencuri? Apakah Anda bisa tidur dengan baik ketika seorang pencuri tinggal di rumah Anda?" Tanya Emily beruntun dan tanpa jeda.
"Emily! Kamu sangat keterlaluan!" Bentak Ayah Tio Paku Sadewo sambil menatap Emily dengan tatapan tajam.