NovelToon NovelToon
Sebatas Ibu Pengganti?

Sebatas Ibu Pengganti?

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Pengganti / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:8.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Hati siapa yang tak bahagia bila bisa menikah dengan laki-laki yang ia cintai? Begitulah yang Tatiana rasakan. Namun sayang, berbeda dengan Samudera. Dia menikahi Tatiana hanya karena perempuan itu begitu dekat dengan putri semata wayangnya. Ibarat kata, Tatiana adalah sosok ibu pengganti bagi sang putri yang memang telah ditinggal ibunya sejak lahir.

Awalnya Tatiana tetap bersabar. Ia pikir, cinta akan tumbuh seiring bergantinya waktu dan banyaknya kebersamaan. Namun, setelah pernikahannya menginjak tahun kedua, Tatiana mulai kehilangan kesabaran. Apalagi setiap menyentuhnya, Samudera selalu saja menyebutkan nama mendiang istrinya.

Hingga suatu hari, saudari kembar mendiang istri Samudera hadir di antara carut-marut hubungan mereka. Obsesi Samudera pada mendiang istrinya membuatnya mereka menjalin hubungan di belakang Tatiana.

"Aku bisa sabar bersaing dengan orang yang telah tiada, tapi tidak dengan perempuan yang jelas ada di hadapanku. Maaf, aku memilih menyerah!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34.

"Sam, kau kenapa? Tadi kenapa kau tiba-tiba berjalan dengan terburu-buru?" tanya Bang Rahmat saat melihat Samudera kembali ke ruang utama dimana acara sedang digelar.

Samudera yang berjalan dengan pikiran berkecamuk seketika tersentak, "bang Rahmat."

"Ya?" Alis Bang Rahmat saling bertaut, merasa heran dengan sikap Samudera.

"Aku bertemu istriku di sini barusan."

"Apa? Apa kau yakin dia istrimu, Sam? Bisa jadi hanya mirip kan?" tanya Bang Rahmat sangsi sebab bukankah sebelumnya Samudera tinggal di Jakarta.

"Dia benar-benar istriku, Bang. Dia ada di sini, di pesta ini, di rumah ini," jawab Samudera dengan tegas dan penuh keyakinan. "Aku bukan sekedar melihat, tapi bertemu. Bahkan aku sempat ... memeluknya, meskipun ia menolakku," ujarnya sambil menghela nafas panjang.

"Jadi dia ada di sini? Lantas dimana dia sekarang?"

Samudera menghilang, "dia tidak ingin aku dekati. Dia pergi begitu saja. Sepertinya luka yang sudah aku torehkan terlanjur dalam dan bernanah sehingga melihatku pun ia enggan. Bahkan ia menolakku terang-terangan dan menatapku dingin."

Bang Rahmat menepuk pundak Samudera untuk memberikan kekuatan.

"Sebentar, kalau dia ada di sini, berarti dia salah satu tamu undangan kan?"

Samudera mengangguk antusias, "sepertinya begitu, Bang."

"Tamu malam ini khusus pekerja dari rumah sakit dan klinik istriku. Kalau boleh tahu, sebelumnya istrimu bekerja sebagai apa?"

"Dia seorang perawat sebelum menikah denganku. Dia bekerja di rumah sakit yang sama denganku."

Bang Rahmat mengangguk-anggukkan kepalanya, "karena dari rumah sakit, aku hanya mengundang perawat senior, jadi kemungkinan dia bekerja di klinik istriku." Bang Rahmat tampak mengingat-ingat sesuatu yang mungkin ia lupakan. Tiba-tiba ia menjentikkan jarinya di hadapan Samudera, "aku ingat, beberapa bulan yang lalu memang istriku bertemu dengan seseorang perempuan yang hampir ia tabrak saat berada di Jakarta. Nah perempuan itu ternyata mencari pekerjaan di klinik istriku jadi istriku menerimanya. Apa jangan-jangan dia ... "

Mata Samudera berbinar-binar, "ya, Bang. Pasti itu adalah istriku. Namun tiba-tiba ia teringat kalimat Bang Rahmat kalau istrinya hampir ditabrak. "Tadi abang bilang apa? Istriku hampir ditabrak? Apa dia dan kandungannya tidak apa-apa?"

"Hanya hampir ditabrak, tapi bukan benar-benar ketabrak."

"Syukurlah. Bang, aku boleh minta tolong?"

"Ya, katakan saja."

"Bisa tolong tanyakan istri Abang tentang istriku itu. Termasuk alamat tempat tinggalnya saat ini?"

Bang Rahmat pun tersenyum, "kau tenang saja, aku pasti akan membantumu. Kau tinggal saja. Tapi tidak untuk malam ini ya. Kau lihat sendiri kan kalau ... "

"Iya, iya, aku ngerti, Bang," ujar Samudera seraya tersenyum geli.

Sementara itu, karena tak ingin kembali berhadapan dengan Samudera, Tatiana pun memilih pulang dengan taksi.

Setibanya di kontrakan, Tatiana gegas masuk dan mengunci pintu. Nafasnya terengah-engah. Perutnya seketika keram karena perasaan tak nyaman pun berjalan dengan tergesa. Tatiana menarik nafas dalam-dalam sambil mengusap perutnya, kemudian menghembuskan dengan kasar karbon dioksida yang sempat memenuhi rongga dadanya.

Dengan langkah tertatih, Tatiana melangkah ke arah kasur lipat yang ada di sudut kamar. Lalu ia membaringkan tubuh lelahnya.

Lelah. Tatiana merasa lelah jiwa dan raganya. Ia ingin pergi menjauh, tapi kenapa semesta justru kembali mempertemukan mereka. Padahal Tatiana sudah mulai menikmati hidupnya. Meskipun dalam kesendirian, Tatiana tidak merasa masalah. Meskipun kerinduan menyergap, tapi ia masih bisa berdiri tegap menyongsong masa depan dengan sang buah hati yang tidak lama lagi akan melihat dunia.

Sepanjang malam, Tatiana tidak bisa memejamkan matanya. Dirinya benar-benar penasaran mengapa Samudera bisa berada di sana? Bukankah para tamu undangan yang hadir merupakan dokter-dokter dari rumah sakit suami Bu Anida bekerja dan para perawat sakit serta dokter dari klinik Bu Anida sendiri? Lantas, kenapa Samudera bisa ikut bergabung di antara mereka?

"Apa jangan-jangan? Ah, tidak. Mana mungkin Mas Sam pindah kemari. Lantas bagaimana dengan Ariana? Ini benar-benar seperti mimpi. Apa mungkin aku sedang bermimpi?"

Tatiana memperhatikan pakaiannya. Pakaian yang ia pakai masih pakaian yang sama dengan yang ia pakai saat ke pesta.

"Aku belum sempat tertidur, jadi mana mungkin aku bermimpi."

Tatiana menghembuskan nafas lelah. Setelah sibuk berperang batin sendiri, Tatiana pun tertidur tanpa mengganti pakaiannya.

Tok tok tok tok

Tatiana tersentak karena ketukan di pintu kontrakannya. Seketika pening menerjang kepalanya. Tatiana pun memijat pelipisnya karena terbangun tiba-tiba.

"Siapa sih?" gumam Tatiana dengan langkah terhuyung sebab rasa kantuk yang masih menggelayuti matanya.

Saat pintu terbuka, Tatiana segera memutar bola matanya.

"Aku pikir siapa," gumam Tatiana seraya mendengkus.

Seseorang itupun tersenyum lebar tanpa rasa bersalah, "aku ganggu ya, Sus?"

"Udah ah, panggil nama aja. Ini bukan di klinik pake panggil sas sus sas sus terus,"cetus Tatiana seraya membuka lebar pintunya.

Suster Ara hanya terkekeh, "aku itu khawatirin mbak Tia lho. Semalam pulang sendirian begitu aja, mana ponsel dimatiin. Aku takut terjadi sesuatu sama mbak Tia," ujarnya mengungkapkan kekhawatirannya.

"Aku nggak papa kok. Aku cuma tiba-tiba nggak enak badan aja, makanya pulang duluan. Maaf sudah buat kalian khawatir. Mau minum?"

"Nggak deh, Mbak. Nih, aku bawain bubur ayam sama sate usus, telur puyuh, sama ampela juga. Nggak tau mana yang mbak suka. Aku beli-beli aja tadi."

"Banyak banget? Serius ini buat aku?"

"Nggak. Bukan buat mbak, tapi buat dedek bayi. Dedek bayi pasti lapar kan? Apalagi semalam baru makan dikit," seloroh Suster Ara membuat Tatiana terkekeh.

"Makasih ya. Aku ke kamar mandi dulu. Baru bangun ini. Untung aja kamu datang, Ra, kalau nggak bisa-bisa aku kesiangan," ucap Tatiana yang segera melipir ke kamar untuk mengambil handuk dan bergegas mandi.

"Hati-hati, Mbak. Jangan terburu-buru. Baru jam 6 juga," pekik Suster Ara.

Selesai mandi, Tatiana pun segera bersiap. Setelah memastikan penampilannya rapi, ia segera menuju meja makan sambil membawa mangkuk dan segelas susu ibu hamil. Karena Suster Ara sudah makan jadi Tatiana hanya makan sendirian sambil ngobrol dengan Suster Ara.

"Eh mbak, dokter-dokter di rumah sakit Husada ternyata ganteng-ganteng dan cantik-cantik ya. Tapi ada satu dokter yang paling menonjol. Mbak tau nggak, semalam para perawat sibuk ghibahin dokter itu. Pingin ajak kenalan, cuma malu," ujar Suster Ara seraya terkekeh.

"Hati-hati, entar ternyata sudah punya istri, bisa berabe."

"Kan cuma pingin kenal, mbak, bukan mau aneh-aneh."

"Tapi justru dari kenalan itu yang bahaya. Awalnya biasa, kenalan, terus saling sapa, tuker nomor telepon, saling cerita, curhat, timbul rasa nyaman, ujung-ujung jadian. Padahal si laki-laki udah punya istri, karena terlanjur nyaman, nggak peduli ada seorang istri yang tersakiti, terus aja menjalin hubungan. Si cewek juga, karena terlanjur suka, nggak peduli jadi selingkuhan bla bla bla," ujar Tatiana panjang lebar membuat Suster Ara menekuk wajahnya.

"Mbak Tia ih, kalau ngomong suka bener."

Tatiana terkekeh, "aku cuma nggak mau kamu kepincut sama seorang laki-laki yang nggak semestinya aja. Awal-awal sih bahagia, tapi endingnya itu, takkan ada kebahagiaan dari hasil merebut."

"Iya sih, mbak. Udah ah, jadi ngalor ngidul kan ceritanya. Mbak udah selesai belum? Kita berangkat sekarang."

"Udah, kok. Sebentar, aku ambil tas dulu."

Setelahnya, Tatiana dan Suster Ara pun segera pergi bekerja.

Sore harinya, saat hendak pulang, tiba-tiba ada seorang wanita paruh baya yang menghampiri Tatiana.

"Tatiana," panggil seorang wanita paruh baya.

"Ya," Tatiana mengerutkan keningnya. Ia ingat, wanita yang memanggilnya itu merupakan istri pasien yang pernah ia bantu pasang kateter.

"Apa ibu butuh bantuan?"

Wanita paruh baya itu menggeleng, "bisa bicara sebentar?"

"Bicara apa?" Tatiana tidak merasa mengenal wanita itu, karena itu ia merasa heran saat wanita paruh baya itu tiba-tiba ingin bicara dengannya.

"Apa kamu benar putri dari Nurmala?"

Jantung Tatiana seketika berdetak kencang, "bagaimana ibu bisa mengenal ibu saya?"

"Karena itu, izinkan saya bicara dengan kamu sebentar. Ada yang ingin aku sampaikan."

Tatiana sebenarnya sudah merasa lelah dan ingin segera pulang, tapi ia pun penasaran dengan apa yang ingin wanita paruh baya itu sampaikan padanya. Terlebih, baru kali ini ada orang yang menyapanya karena mengenali ibunya. Tatiana lantas mengangguk dan mengajak wanita paruh baya itu ke cafe terdekat.

...***...

...^^^HAPPY READING ❤️❤️❤️^^^...

1
Sri Suhartati
Biasa
Sri Suhartati
Buruk
julitachiat
Luar biasa
julitachiat
Biasa
Nokhie
Preeettt.. Rindu pala lu pitak.. Orangnya ada lu cuekin pas udh pergi baru lu ngomong gt.. Laki kamprreet
Nokhie
Cinta sih cinta tp jgn bodoh.. Hadeehh udh berkali2 di kecewain msh aja nerima. Ogeb ogeb..
Nokhie
Bego bener nih si tiana. Ngapain bertahan sm laki2 modelan samudra. Kalo gue udh gue tinggalin laki modelan gt.. Hadeehh..
Restie Manies
Luar biasa
Restie Manies
Lumayan
Juniarsih Hariany
Luar biasa
Anonymous
wkwkkwkw bmkg dibawa2
Anonymous
ok
marti 123
Kecewa
marti 123
Buruk
Nur Aini
Luar biasa
Novie Achadini
betizen Jarinya lebih tajam dari siket thor
Ara Dhani
Terlambat sam
Larasati
Luar biasa
Larasati
Lumayan
Marwati Laissa
karma mama WITA wanita suka mnghina wanita penghianat yahh gitu dehhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!