Kesalahan satu malam membuat Meisya harus menanggung akibatnya seorang diri. Kekasih yang seharusnya bertanggung jawab atas kehamilannya, malah mengabaikan dan mengira kehamilan Meisya sebagai lelucon.
Meisya yang ketahuan hamil, justru diusir oleh keluarganya dan terpaksa membesarkan anaknya seorang diri. Dia dituntut untuk hidup mandiri dan kuat demi anaknya.
Sampai akhirnya, takdir mempertemukan Meisya dan Ello, mantan kekasih sekaligus ayah dari anaknya. Akankah Meisya bersedia mengungkapkan kebenaran tentang anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesalahan Semalam Bab 34
Niat Meisya untuk pergi dengan Fabio ternyata malah menjadikan sebuah masalah baru dalam hidupnya. Meisya yang ingin menjauh dari Ello, justru tengah dipermainkan oleh takdir yang terus membuatnya terus berjumpa dengan Ello.
“Dia datang bersamaku. Apa hal itu membuatmu terganggu?” tanya Fabio dengan tatapan tajam mengarah pada Ello.
Laki-laki itu hanya melirik sekilas, lalu kembali fokus pada Meisya. Tujuannya hanya wanita itu, sama sekali tidak ada hubungannya dengan Fabio.
“Fabio, kita baru datang!” kata Meisya dengan sangat lirih. “Ayo kita kasih selamat buat pengantinnya!” ajaknya tak ingin membuat keributan.
Mendengar ucapan Meisya, Ello menangkap sesuatu yang membuatnya senang. Jika Meisya memang menjadi tamu undangan, maka peluangnya untuk mendekati wanita itu akan semakin terbuka lebar.
“Oh, iya kalian temui Grace dulu aja. Nanti kita ngobrol lagi ya, Sya!” kata Ello yang kemudian melengkungkan senyum dan berbalik badan. Dia lalu berlari pada teman-temannya yang masih bermain sepak bola.
“Teman kamu itu kenapa? Tiba-tiba datang tiba-tiba pergi?” gerutu Fabio. “Kenapa dia ada di sini ya? Apa dia saudaranya Grace?”
Meisya tak mau ambil pusing. Mau saudara atau bukan, yang jelas Ello ada di sini dan kemungkinan dia akan bertemu dengan mantan kekasihnya itu sampai acara selesai.
*
*
Setelah menemui calon pengantin untuk memberikan ucapan selamat, Fabio mengajak Meisya untuk bertemu dengan kedua orang tuanya. Meski Meisya hanya menganggapnya sebagai seorang teman, tapi Fabio begitu antusias memperkenalkan ibu dua anak itu pada keluarganya.
“Ternyata kamu tidak betah tinggal di rumah karena Di lingkungan kamu banyak perempuan cantik seperti dia ya,” goda Ibu Fabio setelah berkenalan dengan Meisya.
“Ibu, jangan membuat Meisya salah paham! Dia bukan model kok, dia ini desainer!” sahut Fabio sambil tersenyum bangga ke arah Meisya.
“Jangan salah paham. Kami hanya berteman,” balas Meisya berusaha bersikap ramah pada keluarga Fabio.
Sementara itu, di balik tembok, seorang wanita sejak tadi mengawasi Meisya diam-diam. Dia ingin memastikan bahwa Meisya adalah wanita yang beberapa tahun lalu mendatangi rumahnya dengan alasan meminta pertanggung jawaban sabg putra.
Ya, wanita yang tengah mengintip Meisya itu adalah ibu kandung Ello. Dia yang beberapa tahun lalu menghina dan merendahkan harga diri Meisya.
“Ternyata wanita itu sedang mencari mangsa. Setelah gagal mendapatkan Ello, apa dia terus mencari korban? Dasar wanita muraahan!”
Mama Ello terus saja menganggap Meisya sebagai wanita tidak baik yang hanya berniat menggoda laki-laki tampan dan kaya untuk mendapatkan kehidupan yang mewah.
Wanita itu terus mengawasi Meisya dan mencari kesempatan untuk mengejeknya. Sayangnya, acara sakral pernikahan akan segera dimulai. Mau tak mau wanita itu harus menelan pil kecewa dan mengurungkan niatnya untuk saat ini.
Meisya memakai gaun cantik pemberian pelanggan butik beberapa waktu lalu. Meisya yang akan bermalam dengan adik perempuan Fabio pun berdandan rapi di kamarnya.
“Gaun kamu bagus! Apa Fabio yang membelikannya?” tanya adik perempuan Fabio yang bernama Caroline.
“Bukan, ini dari pelanggan di tempatku bekerja. Apa ini benar-benar cocok denganku?” respons Meisya sambil mengangkat sedikit gaun bawahnya.
“Ya, sangat cocok. Tapi, kalau di tas lutut pasti akan lebih baik,” timpal Caroline.
Meisya menggeleng cepat. Dia tidak menyukai potongan gaun seperti itu. Namun, sisi positifnya, dia mulai merasa akrab dengan adik Fabio itu.
Acara pernikahan pun akan segera dimulai. Para tamu undangan pun mulai berkumpul di taman yang sudah didekorasi ala pernikahan outdoor. Fabio menghampiri Meisya dan mereka pun berjalan bersama menuju tempat pernikahan.
Di saat yang bersamaan, Ello juga menghampiri Meisya agar bisa berangkat bersama. Sayangnya, dia melihat wanita itu bersama dengan Fabio.
“Aku sudah keduluan sepertinya!” gumam Ello sambil menundukkan kepala dalam-dalam.
“Hai!” Suara wanita yang terdengar lembut muncul di belakang Ello. Sepertinya ada seseorang yang menlihatnya patah hati karena Meisya bersama Fabio.
***
Kembang kopinya jangan lupa 💋💋💋
tapi untuk kebodohannya luar biasa dan sangat luar biasa.
jempol terbalik buat Ello.