Keluarga besar yang sangat berkuasa, namun memiliki beberapa pewaris yang saling bertikai untuk memperebutkan kekuasaan puncak.
Salah satu dari mereka tidak peduli bersaing dengan cara kotor sekalipun, karena di dasari dengan selalu kalah dalam hal kekuatan bertarung kelompok maupun individunya.
Keluarga berkuasa itu, adalah keluarga Button.
Keluarga ini menguasai politik, bisnis dan dunia bawah tanah.
Saking kuatnya keluarga Button yang menetap di ibukota negara Trukotan yaitu kota Katao, sehingga jika orang-orang dari keturunan keluarga besar dan kecil lainnya, mereka mendengar tentang keluarga Button langsung terkejut....
=
=
Yuk ikuti kisahnya..
Sengaja menggunakan nama negara maupun kota yang asal sebut agar imajinasi lebih liar...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wissuwe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
032 MEMBUNUH PERTAMA KALI.
Chapter 032. MEMBUNUH PERTAMA KALI.
\=
Kini suasana di sana sangat sepi, bisa di bilang Sugi adalah orang paling hebat di Club Bintang, sehingga setelah Sugi di kalahkan hanya dengan satu kali serangan orang-orang di sana langsung terdiam.
Apa lagi anak buah Sugi, orang-orang ini sudah menganggap Sugi tidak terkalahkan selama mereka mengikutinya, namun kali ini hanya dengan tendangan Sugi langsung terkapar.
"Apakah ini nyata?" Mereka rata-rata menanyakan hal ini.
Tama tak menghiraukan Sugi lagi, dia mulai menyerang anak buah Sugi yang berada paling dekat.
Melihat ini Sugi bangkit kembali, dia tidak terima di serang secara mendadak seperti barusan! Akhirnya dia bangkit dan menerjang ke arah Tama.
Namun baru saja mendekat dan ingin memukul Tama dengan sangat keras, Tama menghindari pukulan itu dengan cepat lalu.
Kraakkk..!
Tangan kanan Sugi langsung di tangkis dan di patahkan dengan cepat, lalu Tama menendang kembali Sugi hingga membentur tembok.
Melihat ini, Riko juga tidak tinggal diam! Dia membantu Tama melawan puluhan anak buah Sugi yang di bawa ke ruangan itu.
"Mati saja kalian!" Bentak Sugi.
Dia langsung mengeluarkan senjata api dari balik pakaian yang dia kenakan, dengan moncong senjata api hitam terdengar bunyi keras.
Dor..dor..dor..dor..!
Empat kali tembakan berturut-turut, Tama tidak menghindar namun dia malah menyerat dua orang lawannya di jadikan sebagai tameng.
Reflek dia sangat bagus, setelah melirik Sugi yang berteriak dia melihat Sugi memegang senjata api! Sehingga dia langsung membuat tameng hidup.
Sedangkan Alda langsung menyambar Sinta yang tidak jauh darinya dan berlindung di meja judi yang tadi untuk main Dion dan Tama.
Sedangkan Dion hanya bergeser sedikit sudah mendapatkan perlindungan! Dari meja itu, sedangkan tangannya bergerak melempar kartu remi yang ada di meja itu ke arah Sugi dengan tepat mengenai tenggorokan Sugi.
Hingga tembakan hanya terdengar empat kali, setelah itu hanya terdengar teriakan orang-orang yang ada di Club Bintang yang sudah ketakutan.
Akhirnya mereka semua kabur karena takut ada peluru nyasar! Yang paling santai adalah Riko dia hanya berdiam diri di tempat itu tanpa niat berlindung.
Sedangkan orang yang di jadikan tameng oleh Tama mati, karena di tembus empat peluru yang di tembakan Sugi.
Sugi memang mengincar Tama, karena dia marah dirinya di kalahkan dalam beladiri sehingga hanya bisa menggunakan senjata api untuk melampiaskan.
Meskipun senjata api di negara ini di larang dan di jaga ketat peredaran di masyarakat! Namun sebagai orang mafia bawah tanah, Sugi masih bisa menyelundupkan senjata api.
Meskipun tembakan Sugi buruk karena memakai tangan kirinya, namun tembakan dia bisa di bilang baik hingga mengenai sasaran meskipun sasaran itu masih di lindungi oleh tubuh anak buahnya.
Sedangkan Sugi sekarang hanya bisa memegangi lehernya yang tersayat oleh kartu remi yang di lemparkan oleh Dion.
Sayatan itu cukup dalam, sehingga mengeluarkan darah yang banyak! Di tambah tadi dia sangat sesak nafasnya saat di tendang oleh Tama.
Akhirnya Sugi mati dengan tatapan marah kepada mereka semua, ini adalah momen membunuh pertama kali yang di lakukan oleh Dion.
Namun dia terlihat acuh tak acuh dengan kejadian ini semua, Alda yang melihat situasi sudah kembali sedikit tentang dia keluar setelah melindungi Sinta.
Merasa di lindungi, muka Sinta langsung merah seperti tomat! Dia terus tersenyum sambil terus melihat ke arah Alda dan tidak menghiraukan pertarungan di sana sedikitpun.
Riko dan Tama sudah menghabisi anak buah Sugi yang tersisa, kini Club Bintang yang tadinya ramai dengan pengunjung langsung sepi seketika.
Musik keras dan lampu gemerlap yang ada di aula depan juga sudah mati! Karena itu juga di kontrol oleh anak buah dan pegawai milik Sugi sehingga sebelum naik ke atas mereka sudah mematikan musik dan lampu gemerlap di sana.
Melihat orang-orang yang di jagokan di Club Bintang itu sudah terbunuh, mereka yang ketakutan akhirnya kabur dari Club Bintang.
Setelah Alda keluar, dia langsung menuju Dion.
"Wah kamu semakin hebat dalam pelemparan senjata rahasia!" Alda memuji dengan semangat.
"Jangan mengolok-olok ku seperti itu! Aku tahu keterampilan aku ini tidak sebanding dengan yang kamu miliki, jadi jangan memuji dengan cara mengolok-olok seperti itu!" Jawab Dion dengan datar.
"Aku....!" Alda tidak bisa lagi berkata-kata, dia memang benar-benar memuji.
Karena menurutnya melemparkan pisau dan melemparkan kartu itu sangat berbeda jauh sehingga menurut Alda ini adalah keterampilan nyata.
Karena barang apa saja bisa menjadi senjata mematikan jika berada di tangan Dion, sebenarnya Alda tahu dia dalam melemparkan pisau lebih ahli dari pada Dion namun dia tidak yakin jika yang di lemper kartu remi.
"Sebaiknya kita tinggalkan tempat ini dengan cepat, aku yakin sebentar lagi para pihak kepolisian akan datang." Ucap Riko.
Tama masih belum selesai melampiaskan amarahnya, dia lalu menginjak orang yang sedari tadi terus mengerang hingga orang itu mati.
Akhirnya lima orang itu keluar dari Club Bintang, sekarang Club itu benar-benar sepi dan mencekam.
Sinta yang berjalan di belakang langsung mengirimkan pesan singkat, tanpa empat orang lainnya sadari.
"Kak Alda terimakasih tadi sudah melindungi aku!" Ucap Sinta tiba-tiba setelah mereka semua sudah berada di dalam mobil.
"Tidak masalah, aku kira tembakan itu akan mengarah ke segala arah, sehingga aku langsung reflek menyerat kamu ke belakang meja!" Jawab Alda dengan senyum canggung.
"Apa tembakan tadi berbahaya, aku rasa peluru itu cukup lambat!" Jawab Tama.
Meskipun dia yang di incar namun dia tidak gentar sedikitpun, sehingga dia hanya membuat perisai manusia.
Ke empat lainnya hanya diam, mereka tahu bahwa laju peluru itu jika di lihat dengan cermat bisa di pandang dengan mata tajam mereka, namun jika banyak maka tidak mungkin sehingga perlu berlindung.
Meskipun mereka bisa reflek menghindari peluru dari titik vital, namun jika bisa menghindari sepenuhnya kenapa tidak atau dengan cara mencari perlindungan.
Lima orang itu terus mengobrol hingga sampai ke Hotel Kota Emerald, sedangkan setelah mereka pergi dari Club Bintang para aparat kepolisian mendatangi club' malam itu.
Setelahnya berita heboh tersebar di kalangan orang-orang bawah tanah, sehingga setelah kejadian di Club Bintang gagal untuk membunuh Riko, keluarga Sanggoro yang sedang berada di rumah sakit langsung tahu kabar ini.
Rudi yang masih sakit mendengar ini sangat marah, begitu juga tuan besar Sanggoro apa lagi setelah mendengar Sugi yang sebagai orang andalannya mati dia sangat kesal dan sedikit frustasi.
\=
Bantu like yah, 🙏
Padahal yang baca lumayan banyak, tapi like sangat sedikit 🤣
Terimakasih.
...