NovelToon NovelToon
Ours Time

Ours Time

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Musim_Salju

Siapa sangka, Vanya gadis cantik yang terlihat ceria itu harus berjuang melawan penyakitnya. Dokter mengatakan jika Vanya menderita penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis) yang terjadi akibat gangguan pada saraf motoriknya.

Segala pengobatan telah di upayakan oleh keluarganya, namun belum ada cara untuk bisa mengobati penyakit yang di derita Vanya. Ia yang sudah ikhlas menghadapi penyakit yang ia derita hanya bisa tersenyum di hadapan keluarganya. Walaupun begitu Vanya tetap melakukan aktivitas seperti gadis lainnya agar keluarganya tak terlalu mengkhawatirkan dirinya.

Siapa sangka pertemuannya dengan seorang pemuda bernama Shaka yang memiliki sikap dingin yang jarang berinteraksi dengan teman-temannya jatuh hati saat pertama kali melihat Vanya. Tanpa ia sadari wanita yang ia sukai sedang berjuang melawan penyakitnya.

Mampukah Shaka menjadi penyemangat Vanya di saat ia mulai down? Yuk nantikan kelanjutannya.

Siquel dari Novel yang berjudul "Cerita Kita"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Musim_Salju, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Saat tiba di rumah, Vanya sudah di nanti oleh sang bunda. Ia yang begitu khawatir dengan anak gadisnya menatap wajah sang putri yang terlihat kelelahan.

"Assalamualaikum ummah, maaf Anya sudah membuat khawatir ummah." Vanya menyalim takzim sang bunda.

"Wa'akaikumsalam sayang, lain kali jangan sampai handphone Anya kehabisan baterai ya nak. Yuk masuk." Ummah Khalisa tidak mau terlalu menyalahkan putrinya. Toh dia sudah izin akan pulang terlambat. Hanya saja seorang ibu mana yang tidak khawatir dengan sang putri jika putrinya tidak ada kabar.

Mereka berjalan menuju lantai dua sembari merangkul satu sama lain. Berjalan beriringan dengan kepala Vanya menyandar di bahu sang ummah. Saat tiba di kamar, Vanya langsung bebersih. Ummah Khalisa menanti putrinya dan membantu putrinya mengambilkan pakaian ganti.

Ceklek!

"Ini sayang, buruan ganti. Bunda tunggu di mushalla ya, kita magrib bareng."

Ummah Khalisa meninggalkan putrinya. Vanya dengan cepat mengganti pakaiannya dan menyusul sang bunda ke mushalla yang ada di rumah mereka. Mereka hanya shalat berdua, sedangkan baba Daffa dan Vanka sudah berangkat ke masjid.

Anak dan ibu itu shalat berjamaah dengan khusyuk, lalu seperti biasa membaca Alqur'an bersama. Suara dua wanita itu begitu merdu terdengar di telinga.

"Shadaqallahul'adzim."

Mereka tetap berada di mushalla hingga memasuki Isya dan melaksanakan shalat isya berjamaah. Selepas salam, Vanya menyalim sang ummah, dan ummah Khalisa mencium kening putrinya.

"Ummah, Ummah dulu waktu menikah dengan baba, apa ummah sudah mencintai baba?"

Vanya dan Vanka memang sudah tahu cerita ke dua orang tuanya kenapa orang tua mereka bisa menikah. Mereka juga tahu jika baba mereka bersama kembaran sang baba merupakan anak angkat Oma Balqis dan almarhum opa Taqa. Namun mereka tak pernah mendengar bagaimana awal mereka menerima satu sama lain.

"Kenapa bertanya seperti itu? Anya mau mendengarnya?"

Vanya nampak mengangguk dengan antusias. Ia langsung berbaring di paha sang ummah untuk mendengarkan cerita ummahnya. Ummah Khalisa mengelus kepala putrinya dengan sayang dan mulai menceritakan awal mula mereka bertemu.

"Awalnya ummah belum mencintai baba, tapi perjuangan baba untuk mendapatkan hati ummah..." Vanya mendengarkan cerita sang bunda dengan antusias. Ia tak menyangka jika sebenarnya mereka begitu canggung hidup bersama sebagai sepasang suami istri. Apalagi selama mereka hidup seatap, mereka sudah seperti saudara kandung. Dan tak pernah berpikir bahwa mereka akan di nikahkan.

Yang penasaran dengan cerita lebih lengkap, boleh mampir di novel author yang berjudul "Cerita Kita". Numpang promosi yak, hihi.

"Mana ada, dulu bunda itu sudah begitu mencintai baba diam-diam loh." Ternyata baba Daffa dan Vanka sudah pulang. Baba Daffa memang sengaja menyusul anak dan istrinya ke mushalla, karena tidak mendapati dua wanita yang ia cintai di sudut rumah.

Cup!

Cup!

Baba Daffa mengecup kening istri dan putrinya setelah mengucap salam.

"Bohong banget, mas dulu yang sudah jatuh cinta sama Khalisa." Mereka tak ada yang mengaku, membuat Vanya hanya bisa terkekeh melihat tingkah ke dua orang tuanya.

"Ternyata kalian di sini, ayo kita makan ummah, baba, Anka sudah lapar."

"Anka memangnya kapan tidak lapar!" Vanya menggoda kembarannya. Vanka menggelitik sang adik kembarnya. Membuat adiknya itu terkekeh kegelian.

"Udah, jangan di ganggu adik kamu Anka. Ayo kita makan. Baba juga sudah lapar."

Vanya menjulurkan lidahnya ke arah sang kembaran. Lalu ia berlindung di balik tubuh sang ayah. Ia menggandeng ayahnya menuju meja makan. Vanka hanya mendengus gemas melihat kelakuan adiknya itu.

......................

Hari demi hari terus berjalan, semuanya tampak baik-baik saja. Hingga saat Vanya izin dari kelas untuk ke kamar mandi. Ternyata ia di kuncikan oleh seseorang dari luar toilet.

"Hello, ada orangkah di luar?"

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Vanya berkali-kali menggedor-gedor pintu toilet. Namun tak ada satupun yang membukakan pintu toilet tersebut. Orang yang mengunci Vanya dari luar memang kurang kerjaan. Di karenakan hanya karena ia tidak suka Vanya menjadi perhatian orang-orang karena kecantikan dan juga keunikannya yang di kenal oleh warga kampus sebagai gadis sepatu roda.

"Ya Allah, tolongin Anya. Siapapun tolongin Anya!"

Handphone tak ada di tangan, membuat Vanya tak bisa menghubungi siapapun untuk mengeluarkannya dari toilet.

Sedangkan di fakultas psikologi, Irena yang sudah selesai jam, kebingungan mencari Vanya yang tidak kembali sejak setengah jam yang lalu. Bahkan tas milik Vanya di bawa oleh Irena karena kelas mereka akan di gunakan oleh mahasiswa lain.

"Kak Vanya di mana sih kamu! Mana handphone-nya tinggal lagi."

Hasbi dan Hanan yang memang mau menemui Vanya di prodi teteh mereka, melihat teman Vanya, Irena yang memang sering mereka lihat saat bersama kakak sepupu mereka dan segera meninggalkan menghampirinya.

"Assalamualaikum? Maaf, kamu temannya kak Vanya bukan?" Hasbi bertanya dan menunggu jawaban Irena. Irena yang melihat lelaki tampan ada di hadapannya malah terbengong.

"Astaga ni cewek, di tanya bukannya menjawab, malah bengong." Hasbi malah garuk kepala.

Hanan terkekeh. Ia sudah biasa melihat reaksi gadis-gadis yang terpesona dengan ketampanan mereka. Namun Irena memang terang-terangan sepertinya kagum dengan ketampanan dua lelaki yang ada di hadapannya.

"Hem!"

"Eh, maaf, iya saya temannya kak Vanya. Kalian teh siapa? kok kenal kak Vanya?" Irena memang tak pernah melihat Vanya dekat dengan dua lelaki tampan di depannya.

Hanan dan Hasbi bingung bagaimana cara menjelaskannya. Sudah jelas Vanya akan marah jika mereka jujur dan mengatakan bahwa mereka adik sepupu Vanya.

"Em, kamu lihat kak Vanya tidak? Kita ada perlu dengan dia." Hasbi tak menjawab pertanyaan Irena.

"Tadi kak Vanya sempat izin saat jam pelajaran terakhir, tapi sampai sekarang kak Vanya tidak kembali ke kelas. Mana handphone-nya tinggal di tas saat saya hubungi. Makanya teh saya bawa tas kak Vanya. Ini saya juga sedang mencari kak Vanya.

Hanan dan Hasbi saling melempar pandang. Kemana kakak sepupu mereka. Apa yang terjadi? Jika Vanka tahu, sudah pasti Vanka akan sangat khawatir karena tidak tahu di mana adiknya itu.

"Kita akan bantu cari kak Vanya. Kamu ke arah sana, dan kami akan ke sana."

Mereka berpisah, mereka mencari Vanya. Hanan juga mencoba menghubungi Vanka. Namun saat Hanan dan Hasbi mengobrol masalah Vanya yang tiba-tiba menghilang, seseorang mendengarkan semua obrolan mereka.

"Kenapa mereka bisa kenal dengan tu cewek! Bahkan dari fakultas lain pun ter Vanya-Vanya. Sejak ada tu cewek, kepopuleran gue berkurang. Mereka lebih sering membicarakan cewek sok caper itu. Ayo guys, kita pergi. Semoga saja mereka tidak menemukan tu cewek. Biar tahu rasa dia, kalau dia sudah salah mencari lawan."

......................

...To Be Continued ...

1
Sulastri Oke86
bagus ceritanya
Sulastri Oke86
lanjut kak
Nurgusnawati Nunung
Siapa ya.. pria misterius itu.
Nurgusnawati Nunung
Vanka seperti baba Daffa, penyayang.
kalau shaka anak siapa ya thor?
Musim_Salju: Hayo anak siapa? nanti akan di spill ya kak🥰
total 1 replies
Sulastri Oke86
lanjut kak
Musim_Salju: di tunggu ya kakak cantik 🤗
total 1 replies
Nurgusnawati Nunung
lanjut thor..
Nurgusnawati Nunung
Alhamdulillah... semangat thor
Musim_Salju: always kakak🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!