Cristian Agung Jaya si pria tampan yang di juluki dengan CEO gila pemilik salah satu perusahaan terbesar di Asia. Gila yah benar-benar gila, dia sangat antusias untuk membuat para pekerjanya pusing bahkan hampir terkena struk ringan. Namun kegilaannya di balas lebih gila lagi oleh seorang wanita yang baru saja bergabung di perusahaannya miliknya. Wanita cantik pemilik nama Naila Cynthia ini justru berbeda dari pekerja lainnya yang takut menghadapi Cristian, dia bahkan melakukan segala kegilaan untuk membalaskan semua keluhan pekerja di perusahaan besar itu. Kalau mau tahu kelanjutan ceritanya mari di baca.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asrwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari penuh rapat
Seharian penuh Thia pun sibuk dengan pekerjaannya itu, sampai jam makan siang pun dia lewatkan. Sedangkan si CEO itu sedang sibuk menghadiri banyak rapat dimana-mana.
Sampai pada siang itu rapat yang dijadwalkan dengan pimpinan besar dari pusat perusahaan tempat Tian menjadi CEO pun di laksanakan di sebuah hotel mewah.
Yahh tidak salah lagi pemimpin besar itu adalah papi Thia yang di kenal dengan sebutan atau panggilan Tuan Fedrik.
Tian sama sekali tak mengetahui bahwa asisten pribadinya yang sedang magang di kantor nya itu adalah putri dari tuan Fedrik. Begitupun tuan Fedrik yang memilih tak memberitahu Tian bahwa putrinya lah yang magang di kantor itu.
"Selamat siang pak, lama tidak berjumpa bagaimana kabar bapak?" Tanya Tian menyapa atasannya itu.
"Selamat siang pak Tian, saya baik-baik saja, kelihatannya pak Tian ini bukannya makin tua malah makin muda yahh" ucap tuan Fedrik membuat lelucon
Tian hanya menanggapi nya dengan tawa tipis. Setelah semua pimpinan dari perusahaan-perusahaan besar di negri itu berkumpul mereka pun mulai membicarakan tentang bisnis mereka. Hingga pada akhir pembahasan ada seorang pimpinan dari cabang perusahaan yang di tempat kan di Jerman menanyakan soal pasangan hidup pada Tian.
"Pak Tian adalah pemimpin perusahaan termuda, kira-kira kapan nih rencananya untuk married?" Kata pria yang seusia dengan tuan Fedrik yang kerap di sapa tuan Golden
"Untuk perkara itu saya belum memikirkan nya pak golden" ucap nya dengan santai
"Hahahha jangan terlalu fokus dan serius untuk pekerjaan mu, kau juga butuh pendamping hidup, asisten saja kau tidak punya setidaknya ada yang membantu mu" sambung tuan Golden
"Bukannya ada asisten yang magang di kantor ?" Tanya tuan Fedrik
"Ouhh iya benar sekali pak, sebenarnya ada asisten yang baru saja bergabung di perusahaan kita namun karna masih proses belajar, jadi saya tidak memaksanya untuk ikut ke pertemuan seperti ini" ucap nya
"Wahh ternyata ada, cewek apa cowok nihh Tian?" Tanya yang lainnya
"Kebetulan sekali cewek pak" ucap nya
"Nahhh, hati-hati jatuh cinta yah nak Tian, pasti ada peluang untuk jatuh cinta karena satu ruangan dan sering bertemu, cantik tidak?" Sambung tuan Golden
"Cantik pak, tapi sayangnya bukan tipe saya" ucap Tian
"Hahahha sudahlah kenapa kita malah membahas ini, lagian saya percaya bahwa Tian akan menemukan jodoh nya, apalagi mengingat umurnya juga sudah matang untuk membangun keluarga" ucap tuan Fedrik berusaha mengalihkan pembicaraan tentang putrinya.
Setelah selesai menghadiri pertemuan itu, Tian pun ijin pamit terlebih dahulu karna masih banyak rapat rapat kecil yang harus dia ikuti di perusahaan
Tian kembali ke perusahaan, namun dia tak singgah ke ruangannya, dia langsung ke ruangan beberapa bidang untuk membahas beberapa hal yang perlu di tindak lanjuti.
Di ruangan Thia sebenarnya meras sedikit lapar namun dia juga merasa agak tanggung jika harus meninggalkan pekerjaan nya tersebut, melihat tumpukan berkas yang masih tersisa banyak membuatnya tak ingin berhenti, untungnya tadi dia mbaea beberapa cemilan, jadi sembari mengerjakan pekerjaan nya dia pun sambil ngemil.
"Aduhhh bisa gak yah gue nyiapin ini semua?" Tanya Thia pada dirinya sendiri
"Mana udah jam 3 lagi, mampus dehh gue baru setengah aja rasanya gue udah gak sanggup"
"Tapi gak boleh nyerah, gue harus nunjukin kalau gue bisa" ucapnya menyemangati dirinya.
Di ruang divisi Humas Tian mengadakan pertemuan dengan para koordinator dan didampingi oleh Nita selalu manager. Setelah membahas beberapa hal karena jam sudah menunjukan pukul 5 sore akhirnya rapat itu di selesaikan.
"Emmm pak Tian, Apa Thia tidak masuk hari ini?" Tanya Nita yang memang tidak melihat Thia seharian ini.
"Masuk" jawabnya
"Ouhh begitu, maaf pak saya pikir tidak masuk lagi, soalnya seharian ini dia tidak terlihat di kantor, bahkan jam makan
Siang pun dia tak ada" ucap nita
"Mungkin dia membawa bekal" jawab Tian singkat
"Iya juga sih pak, baiklah pak kalau begitu saya permisi ya pak kebetulan jam kerja sudah selesai" katanya dan pergi meninggalkan tempat itu
"Baiklah" jawab Tian
Setelah Nita keluar dan meninggalkan ruangan itu, Tian pun kembali menyusun semua berkas dan memasukkan kedalam tas nya. Tadinya dia hendak pulang tanpa kembali ke ruangannya, tapi mengingat yang dikatakan Nita jika dia tak kelihatan dari tadi, akhirnya Tian memutuskan untuk melihatnya ke ruangan..
Saat ini tampak lah di meja kerja itu Thia yang tertidur diatas tumpukan berkas itu.
Tian menatap kearah wanita itu dan tak dia sadari tatapannya itu sangat dalam.
Ntah apa yang ada di benak Tian, namun tiba-tiba dia melihat ada Snack di samping Thia.
"Pasti Lo gak makan siang" katanya dengan suara pelan.
Tian pun mengetuk meja itu dengan pulpennya untuk membangunkan Thia, hanya dengan 3 ketukan Thia langsung terbangun.
"Ehhhh pak Tian, aduhhh maaf pak saya ketiduran yahh, ini pak anuuu ehhhhh berkas nya masih selesai setengah, akan saya selesaikan segera pak" ucapnya dengan setengah sadar.
"Gue gak ada nanyak soal berkas" ucap nya
"Lo lihat sekarang jam brapa?"
"Jam 5 lewat pak" jawab Thia
"Lo mau terkurung lagi disini?, udah beresin aja yang udah selesai, sekarang udah bisa pulang" Pintah Tian
"Hah? Tapi ini bukannya harus selesai hari ini pak?"
"Kalau gue udah bilang pulang ya udah pulang aja, Lo bisa lanjutin besok jangan mancing emosi gue, sekarang beresin semuanya dan Lo bisa balek"
"Emmmm baik pak, maaf karna tidak bisa bekerja secepat yang anda mau pak" ucapnya, kemudian Thia mulai membereskan semuanya.
Tian masih menunggu Thia dengan duduk di kuarinya, melihat Thia keluar dari ruangan nya dia langsung pura-pura sibuk melihat beberapa berkas yang dia ambil asal dari samping mejanya.
"Bapak masih disini?" Tanya Thia sebelum pergi
"Hemmmm"
"Kalau begitu saya pulang lebih dulu yah pak, jangan pulang kemalaman gedung ini besar nanti kalau lampunya udah padam pasti hantu nya gak cuman satu"
"Hemmm" katanya lagi berdehem menanggapi Thia
Thia pun membalikkan badannya, namun sebelum keluar tiba-tiba Tian mengucapakan beberapa kata.
"Gue tau Lo lagi berusaha untuk ngerjain semua yang gue suruh dengan baik dan benar, tapi gue gak suka kalau Lo sampai ngelewatin jam makan siang Lo hanya untuk ngejar target, apalagi bukan hal yang mendadak atau hal yang di prioritaskan" ucap nya
"Baik pak, terimakasih arahannya" ucap Thia kemudian dia langsung berjalan dan meninggalkan tempat itu.
Tian kembali melihat tempelan kertas yang sudah ditambahkan dengan tulisan "Misahin berkas adalah job desk kedua Thia, semangat".
Tian langsung membayangkan bagaimana tersiksa nya Thia menyusun berkas yang dia suruh sejak tadi pagi, padahal Tian tahu berkas itu sudah tidak penting.
kalau ada waktu luang mampir ya di novel aku juga.
"aku dan teman kamarku."