Demi memenuhi wasiat sang ayah, Ziyana Syahira harus rela menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia kenali bernama Dirga Bimantara, seorang CEO yang terkenal dengan sikap dingin dan cuek.
Belum juga reda keterkejutan Ziyana akan pernikahan dadakannya bersama dengan Dirga. Ziyana kembali di kejutkan dengan sebuah kontrak pernikahan yang di sodorkan oleh Dirga. Jika pernikahan keduanya hanya akan terjalin selama satu tahun saja dan Ziya dilarang ikut campur dengan urusan pribadi dari pria itu.
Lalu, bagaimana jadinya jika baru 6 bulan pernikahan itu berjalan, Dirga sudah menjatuhkan talak pada Ziya dan diwaktu yang bersamaan Ziyana pun di nyatakan hamil?
Mampukah Ziyana jujur jika saat itu dia tengah hamil anak dari Dirga. Ataukah, Ziyana tetap memilih untuk pergi dengan merahasiakan keberadaan sang janin yang tumbuh dalam rahim nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SWA.Bab 9
Dua Jam Sebelumnya.
Dirumah Dirga.
"Bagaimana Dok? Apa yang terjadi pada Ziya?" tanya Umi Aisyah pada dokter Ella.
"Ziya mengalami dehidrasi Umi dan sebaiknya Ziya dibawa ke rumah sakit agar bisa di infus dan lagi. Ziya harus segera dibawa ke dokter obgyn untuk memastikan jika diagnosa saya benar atau tidaknya," jelas dokter Ella, yang membuat dahi Umi Aisyah mengerut.
"Dehidrasi? Tapi, kenapa harus diperiksa oleh dokter obgyn?" tanya Umi Aisyah. Yang masih belum bisa mencerna penjelasan dari dokter Ella perihal hasil pemeriksaan Ziya.
"Karena dari semalam Ziya terus mengalami muntah muntah. Itu lah yang membuat Ziya dehidrasi, Umi dan kenapa harus diperiksa oleh dokter obgyn? Itu untuk memastikan apakah benar, jika saat ini Ziya tengah hamil atau tidak." jelas dokter Ella lagi yang tidak hanya membuat Umi Aisyah kaget. Namun, Ziya juga tidak kalah kagetnya dengan Umi Aisyah saat dirinya dinyatakan hamil oleh dokter Ella.
Setelah mendengar semua penjelasan dari dokter Ella. Umi Aisyah pun langsung membawa Ziya kerumah sakit. Dengan ditemani oleh dokter Ella dan juga sang kakak, Ziya pun dibawa kerumah sakit. Tempat dimana dokter Ella bertugas saat ini.
Setibanya di rumah sakit Ziya pun melakukan serangakian pemeriksaan lanjutan yang tadi di sarankan oleh dokter Ella dan setelah melewati serangkaian pemeriksaan itu. Benar saja, Ziya pun kembali di nyatakan hamil oleh dokter abgyn yang kali ini giliran memeriksa keadaan Ziya.
Sayang, karena kondisinya yang masih lemah dan masih harus di infus. Ziya pun diharuskan untuk dirawat terlebih dahulu sampai kondisinya stabil dan baru di perbolehkan untuk pulang.
"Lebih baik segera kabari suamimu, Nak. Ini kabar bahagia, jadi tidak boleh di tunda tunda." ucap Umi Aisyah saat menemani Ziya diruang rawat inap yang di tempati oleh Ziya saat ini.
Seketika, Ziya pun dilanda dilema setelah mendengar ucapan sang Umi. Ingin rasanya segera memberi tahu Dirga perihal kabar bahagia ini. Namun, apa jadinya jika sampai saat ini saja Dirga masih belum mengingat kejadian yang terjadi malam itu.
Lalu, apa yang akan Ziya katakan seandainya saja Dirga menanyakan siapa ayah dari bayi yang dia kandung saat ini. Sungguh, Ziya galau sekali dibuatnya.
"Kenapa bengong? Ayo, hubungi suamimu sekarang." lanjut Umi Aisyah saat melihat Ziya hanya diam, menatap ponsel yang ada di tangan nya.
Dengan perasaan yang ragu, Ziya pun mulai membuka ponselnya dan disaat Ziya akan menekan aplikasi kontak. Bertepatan juga dengan ponsel itu berbunyi dan menampilkan nama 'Mas Dirga' sebagai ID si penelepon.
Ziya tersentak kaget saat melihat jika orang yang menelpon nya saat ini adalah Dirga. Pasalnya, selama 6 bulan pernikahan mereka. Ini pertama kalinya pria itu menghubungi Ziya secara langsung. Karena biasanya, pria itu selalu menggunakan Bi Inah sebagai penghubung diantara mereka.
"Ayo di angkat. Kenapa malah bengong lagi?" ucap Umi Aisyah, yang akhirnya membangunkan Ziya dari lamunan nya.
"I_iya, Umi. Ziya angkat dulu telepon nya, ya?"
"Iya, angkatlah. Tapi di loudspeaker, Umi juga ingin dengar bagaimana respon nya Dirga, saat dia tahu kalau saat ini kamu tengah hamil anaknya."
Dengan perasaan yang gugup dan juga takut, Ziya pun langsung menekan tombol hijau lalu menekan tombol pengeras suara juga, yang ada di layar ponselnya. Agar orang yang ada di samping nya bisa juga mendengarkan apa yang mereka berdua bicarakan.
"Ha_halo, a_assalamualaikum," ucap Ziya, terbata karena begitu gugup dan juga takut saat menerima panggilan telepon dari Dirga untuk pertama kalinya.
["Wa'alaikum salam. Maaf mengganggu waktu mu, tapi ada yang harus aku sampaikan sekarang juga karena ini mendesak,"]
"I_iya, a_ada apa, Mas?"
["To the point saja dan dengarkan aku baik baik. Ziyana Syahira bin Samsul Albukhori dengan ini aku resmi menjatuhkan talak kepadamu. Mulai saat ini, kamu bukan lagi istriku. Tut... Tut... Tut."]
Seketika, tubuh Ziya dan juga Umi Aisyah dibuat membeku saat kata talak terucap dengan begitu jelas dan lantang dari mulut Dirga.
Saking kagetnya, baik Umi Aisyah maupun Ziya sendiri sampai tidak bisa berkata kata. Hening, ruangan rawat inap itu seketika menjadi sunyi senyap setelah Dirga mematikan sambungan telepon nya setelah menjatuhkan talak kepada Ziya.
"Ada apa ini? Kenapa tiba tiba Dirga menjatuhkan talak kepadamu Ziya? Katakan, ada apa ini?" tanya Umi Aisyah setelah berhasil mengendalikan dirinya dari rasa keterkejutannya, karena Dirga yang tiba tiba menjatuhkan talak pada Ziya.
"Katakan Ziya, ada apa sebenarnya? Apa yang terjadi dengan hubungan kalian? Kenapa hanya diam?" tanya Umi Aisyah lagi saat Ziya tidak menjawab pertanyaan darinya.
Hening... Ziya yang tidak tahu harus berkata apa kepada sang Umi. Akhirnya pun memilih untuk diam. Mencoba mencari jawaban yang sekiranya tidak akan membuat Umi Aisyah semakin kecewa kepada dirinya dan juga kepada Dirga tentunya.
"Sini, biar Umi bicara dengan Dirga dan memberi tahukan perihal kehamilan kamu. Kalian, tidak boleh bercerai saat kamu hamil seperti ini," lanjut Umi Aisyah mencoba mengambil ponsel di tangan Ziya. Namun, dengan cepat Ziya menyembunyikan ponselnya agar Umi Aisyah tidak bisa menghubungi Dirga.
"Tidak Umi, Ziya mohon. Tolong, tetap rahasiakan kehamilan Ziya dari Mas Dirga." jawab Ziya dengan suara yang begitu lirih dan juga begitu memilukan.
Tangan mungil yang masih terpasang jarum infusan itu pun menahan tangan Umi Aisyah agar tidak mengambil ponselnya yang Ziya sembunyikan dibawah bantalnya.
"Tapi ini tidak benar Ziya. Kalian tidak boleh bercerai disaat kamu sedang hamil anaknya, perceraian kalian tidak akan sah," Jawab Umi Aisyah yang tidak kalah lirih dengan suara Ziya.
"Tapi, Mas Dirga sudah menjatuhkan kata talak Umi. Apalagi, saat ini Mas Dirga juga tidak pernah ingat kalau kami pernah bersetubuh. Jadi, Ziya pikir lebih baik Mas Dirga tidak pernah tahu akan hal ini dari pada hal ini akan menimbulkan fitnah nantinya," jelas Ziya, yang seketika itu juga membuat Umi Aisyah tersentak kaget.
"Apa maksudmu dengan Dirga tidak pernah tahu kalau kalian pernah bersenggama, Ziya? Tolong, katakan yang lebih jelas lagi agar Umi tahu apa yang terjadi dengan pernikahan kalian." lanjut Umi Aisyah yang membuat Ziya mau tidak mau akhirnya menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada pernikahannya bersama dengan Dirga selama ini.
Karena saat ini, hanya itulah satu satu cara agar Umi Aisyah mau ikut serta untuk merahasiakan kehamilannya dari Dirga. Ziya tidak mau jika Dirga akan mengsalah artikan kehamilan Ziya disaat Dirga belum mengingat kejadian malam dimana Dirga memaksanya untuk melayani pria itu.
seyia menanti kelanjutan ceritanya..😍
anak adalah preoritas, tapi readersmu juga gak mau digantung 😅😅😅✌