Suami, Wasiat Abi

Suami, Wasiat Abi

Prolog.

"Bunda…"

Suara lirih dari seorang gadis kecil yang tengah terbaring lemas tak berdaya di atas ranjang, mengalihkan perhatian seorang wanita yang sejak berjam jam yang lalu duduk bersimpuh di atas sajadahnya dengan sebuah Al-Quran berukuran sedang di tangan nya.

Mendengar suara lirih dari putrinya, wanita itu pun segera bangkit dari duduknya dan bergegas menghampiri sang putri yang tengah memanggil dirinya.

"Sayang, kamu sudah bangun Nak? Apa, ada yang sakit? Mau Bunda panggilkan dokter?" tanya sang Bunda yang begitu khawatir akan kondisi dari putri semata wayang nya itu.

Karena kondisinya yang sangat lemah, gadis kecil itu pun hanya mampu menjawab pertanyaan dari sang bunda dengan sebuah gelengan kepala dan itu pun terlihat begitu lemah.

"Lalu, apa Zingga membutuhkan sesuatu? Katakan, biar Bunda carikan untuk Zingga," lanjut sang Bunda saat putrinya yang bernama Zingga itu menggelengkan kepalanya.

"Ayah. Zingga, ingin bertemu dengan Ayah, Bunda."

Deg…

Jantung wanita yang masih menggunakan mukena itu terasa berhenti berdetak. Manakala, pada akhirnya putrinya itu meminta apa yang selama ini tidak mungkin bisa Ziya berikan.

Ayah. Iya, sosok Ayah adalah hal yang paling mustahil Ziya berikan untuk putri semata wayang nya itu. Selain trauma akan pernikahan, Ziya juga masih belum mampu memberi tahu sang mantan suami jika diantara mereka berdua ada sosok Zingga yang hadir karena ketidaksengajaan.

Atau, lebih tepatnya karena sebuah kecelakaan yang tidak disengaja karena pada malam kejadian. Mantan suami Ziya yang bernama Dirga Bimantara, tengah mabuk berat dan tidak sengaja menodai sang istri yang selama pernikahan mereka terjalin sama sekali tidak pernah Dirga sentuh.

Satu bulan pasca kejadian itu, Ziya pun dinyatakan hamil dan bertepatan dengan itu juga, Dirga menjatuhkan talak pada Ziya. Tanpa Dirga tahu jika saat dirinya menjatuhkan talak pada Ziya, Ziya tengah dalam keadaan hamil anaknya.

Itulah kenapa, sampai saat ini Ziya tidak pernah mempertemukan putrinya dengan mantan suaminya itu. Karena Dirga memanglah tidak tahu jika dirinya memiliki seorang putri dari pernikahan nya bersama dengan Ziya dan karena itu juga lah, Ziya pun menjadi trauma akan pernikahan dan enggan untuk kembali menikah setelah menjalani hidup baru di sebuah daerah yang jauh dari ibu kota dan juga jauh dari Dirga tentunya.

"Sayang, tapi itu ti____,"

"Zingga mohon Bunda. Zingga ingin sekali bertemu dengan Ayah, setidaknya Zingga bisa bertemu sekali saja. Sebelum Zingga pergi, Zingga ingin sekali bertemu dulu dengan Ayah."

Deg…

Jantung Ziya kembali berdenyut hebat manakala sang anak menyinggung kematian. Tidak, Ziya tidak sanggup meski hanya sekedar membayangkan nya saja. Hidup Ziya adalah Zingga dan Ziya akan melakukan apapun demi putrinya itu agar bisa tetap bertahan disaat penyakit cancer tengah menggerogoti tubuh mungilnya itu.

"Tidak Nak, jangan bicara seperti itu. Zingga tidak akan pergi kemana mana. Zingga pasti sembuh dan Bunda janji, Bunda akan lakukan apapun itu agar Zingga sembuh," dengan suara yang bergetar, Ziya meyakinkan putrinya jika putrinya itu akan baik baik saja dan kembali sembuh dari sakitnya.

"Termasuk, membawa Ayah kemari?" tanya Zingga yang kembali membuat Ziya tertegun.

Ingin sekali menolak permintaan itu, karena sangat tidak mungkin untuk Ziya membawa Dirga ke sana. Namun, sulit juga untuk menolak permintaan yang untuk pertama kalinya sang putri minta selama 5 tahun hidupnya.

Sebelum jatuh sakit, Zingga adalah anak yang ceria dan penurut. Dia sama sekali tidak pernah membahas perihal sosok sang ayah yang tidak pernah dia dapatkan di sepanjang hidupnya.

Meski hidup tanpa sosok ayah, tapi Zingga tumbuh dengan baik dan menjadi anak yang pintar dan mandiri. Dan kali ini, untuk pertama kalinya Zingga meminta untuk dipertemukan dengan ayahnya.

"I_iya sayang. I_insya Allah, Bunda akan berusaha menghubungi Ayah. Semoga, Ayah bisa datang kemari ya Nak," Jawab Ziya dengan suara terbata karena takut tidak bisa menepati janjinya untuk membawa Dirga bertemu dengan Zingga.

"Alhamdulillah. Terima kasih ya Bun, kalau begitu Zingga istirahat dulu ya. Zingga ingin terlihat sehat di depan Ayah nanti. Jadi, Zingga harus banyak istirahat,"

"Iya, sayang. Istirahatlah, Nak."

*

*

Beberapa hari kemudian.

Setelah berpikir selama beberapa hari pasca pembicaraan nya dengan Zingga. Akhirnya, setelah hampir 6 tahun lamanya berpisah. Ziya pun memberanikan diri untuk mendatangi Dirga di kantornya.

Dengan langkah yang penuh dengan ke raguan. Ziya pun terus membawa langkahnya memasuki gedung tinggi, tempat dimana mantan suaminya itu bekerja sebagai seorang CEO.

Ziya terus melangkah, mendekati meja resepsionis untuk menanyakan keberadaan Dirga di sana. Dengan perasaan yang bercampur aduk Ziya pun kembali memberanikan diri untuk bertanya pada dua orang wanita yang bertugas menjadi resepsionis di perusahaan sang mantan suami.

"Pe_permisi, Mbak," ucap Ziya setelah berada di depan meja resepsionis yang di sambut cukup ramah oleh kedua wanita muda yang bertugas di sana.

"Selamat siang, Bu. Ada yang bisa kami bantu?" tanya salah satu dari dua resepsionis yang ada di sana.

"Eemm, be_begini. Apa, saya bisa bertemu dengan Pak Dirga?" tanya Ziya, ragu ragu.

"Pak Dirga? Mohon maaf, tapi yang anda maksud itu Pak Dirga yang mana ya, Bu? Soalnya diperusahaan ini kebetulan ada dua yang bernama Pak Dirga. Yang satu bekerja di bagian marketing dan yang satu lagi, beliau adalah CEO kami. Jadi, Ibu mau bertemu dengan Pak Dirga yang mana ya?" tanya balik sang resepsionis saat Ziya menyebutkan nama Dirga.

"Sa_saya, ingin bertemu dengan Pak Dirga Bimantara Mbak. Apa, beliau ada?" Jawab Ziya semakin di buat gugup dan juga takut.

Karena Ziya tahu betul jika pria yang ingin dia temui bukan lah orang sembarangan. Pria itu adalah seorang CEO yang tidak bisa di temui oleh orang sembarangan. Termasuk dirinya, yang sejak 6 tahun yang lalu, sudah tidak memiliki hubungan apapun dengan pria itu.

"Oh, Pak CEO ya? Maaf, kalau boleh tahu dengan ibu siapa ya? Biar nanti saya konfirmasi ke pihak atas," tanya resepsionis itu lagi, masih dengan nada yang cukup ramah.

"Zi_Ziya Mbak. Ziyana Syahira,"

"Baik Ibu Ziya. Mohon di tunggu ya, saya hubungkan terlebih dahulu ke pihak nya Pak Dirga,"

"I_iya, Mbak. Terima kasih,"

"Tidak perlu. Saya di sini."

Deg...

Seketika, jantung Ziya terasa jatuh dari porosnya saat mendengar suara bariton seseorang yang berada tepat di belakang nya. Suara dari seorang pria yang selama 6 tahun ini begitu Ziya hindari.

Akan tetapi, karena putrinya lah akhirnya Ziya pun harus membuang jauh ego nya dan kembali datang untuk menemui pria itu. Pria yang yang dulu pernah menikahi nya, tapi tidak pernah menerima nya sebagai seorang istri.

Hingga talak pun akhirnya di jatuh pria itu tepat di 6 bulan pernikahan mereka. Karena sang pria harus menikahi kekasihnya yang saat itu juga tengah hamil dan tanpa pria itu tahu jika sang istri juga dalam keadaan hamil saat dia menjatuhkan talak kepadanya.

Terpopuler

Comments

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

haii mbk Tri aku mampir lagi di karya mu

2024-12-23

0

Sophia Aya

Sophia Aya

mampir Thor

2024-12-20

0

Enisensi Klara

Enisensi Klara

Oalaah ...ternyata Dirga menceraikan Zoya karena menikahi pacar nya yg hamil ,padahal Dirga ga tau kalo Ziya juga hamil 🥺🥺

2024-09-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!