Sequel Dihamili Tuan Impoten!
Keysa Bintang hidup berdua dengan neneknya yang sakit-sakitan. Sedari kecil dia bekerja banting tulang demi membiayai pengobatan sang nenek.
Tak sampai disitu, hidup Keysa semakin rumit ketika seorang pemilik hotel tempat ia bekerja memperkosanya hingga hamil. Hidup Keysa benar-benar hancur saat itu juga, bahkan pria yang menghamilinya dengan teganya tak ingin mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Saya sedang hamil anak anda, tuan Erlangga Dirgantara!" --- Keysa Bintang.
"Tidak mungkin, bagaimana bisa pria mandul dan impoten seperti diriku bisa menghamili mu. Aku berani bersumpah kalau anak yang kamu kandung bukan anakku!. Jadi untuk apa aku bertanggungjawab!" --- Erlangga Dirgantara.
"AKU BERSUMPAH KAU MANDUL DAN IMPOTEN SELAMANYA!" ucap Keysa dengan suara meninggi lalu melenggang pergi.
Yuk simak kisahnya hanya dicerita Anak Kembar Tuan Impoten!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 AKTI
"Erina tidak setuju Daddy. Erina akan menikah, kalau Kak Erlan juga menikah." ucap Erina dengan entengnya, membuat Erlan melotot menatap adiknya.
Jangan bawa-bawa namaku, Erina. Aku sudah mengecewakan Daddy, mustahil bagiku untuk segera menikah, jadi turuti saja keinginan Daddy. Batin Erlan sambil menatap wajah adiknya yang tampak cemberut.
Tuan Hans hanya mampu menghembuskan nafas kasar mendengar ucapan putrinya. Kenapa anak-anaknya tak satupun bersedia untuk menikah, padahal umur keduanya sudah matang untuk membina rumah tangga. Apa dosa yang sudah dia perbuat di masa lalu sampai kedua anaknya betah menjomblo, pikirnya.
"Jadi, keputusannya...."
"Kak Erlan harus menikah dulu." potong Erina cepat lalu memeluk lengan Omanya seolah mencari perlindungan diri pada Omanya.
Oma Miranda hanya mampu menghela nafas melihat tingkah laku cucunya. Namun tak ada yang bisa dia perbuat selain terus mendoakan yang terbaik untuk kedua cucunya.
"Aku sudah terlambat ke kantor, aku tidak punya banyak waktu untuk mendengar ocehan Erina." ucap Erlan dengan suara tegasnya sambil bangkit dari duduknya. Dia sengaja menghindari pembicaraan penting tersebut.
"Kak Erlan, tunggu!. Kakak tidak boleh pergi sebelum menyetujui...." Erina tidak melanjutkan ucapannya karena ibunya langsung memotong ucapannya.
"Biarkan saja, Erlan banyak kerjaan." ucap Nyonya Hani dengan raut wajah sendu. Dia sangat kasihan kepada putranya, yang mana masa depan putranya sangat suram. Bahkan semakin hari putranya semakin jauh darinya.
"Mommy,..."
"Erina, kamu bukan lagi anak kecil. Kami sudah membebaskan mu selama lima tahun mencari pasangan, namun sampai sekarang kamu belum juga memiliki seorang pacar. Putriku sangat payah, padahal dulu mommy nya primadona kompleks incaran para pria." ucap Nyonya Hani mengingat kembali masa-masa mudanya dulu.
"Terus, bagaimana bisa mommy bertemu dengan Daddy?" tanya Erina penasaran dengan kisah percintaan orang tuanya.
"Eemm itu... Mommy pertama kali bertemu Daddy di villa." ucap Nyonya Hani dengan wajah memerah, dia merasa tersipu malu jika mengingat kembali masa lalunya. Namun, wanita paruh baya itu tidak akan pernah menceritakan aib yang dialaminya kepada anak-anaknya, cukup dia dan sang suami yang tahu.
"Di Villa? Apa yang mommy dan Daddy lakukan di villa?" tanya Erina dengan mata membulat sempurna. Dia bukan anak kecil yang tak tahu menahu tentang villa.
"Mommy dan Daddy mu pacaran." sahut Oma Miranda cepat. Wanita tua itu tidak ingin lagi memperpanjang pertanyaan yang dilayangkan cucunya.
"Intinya Daddy jatuh cinta pada pandangan pertama sejak melihat Mommy mu di Villa." ucap Tuan Hans dengan jujurnya, kedua matanya tampak berbinar mengatakannya sambil merangkul pundak sang istri tercinta.
Erina sampai takjub dan begitu kagum melihat kedua orang tuanya, cinta mereka tidak pernah luntur seiring dengan usianya yang sudah menua. Dia hanya berharap bisa mendapatkan sosok pria yang sama persis dengan ayahnya, karena ayahnya adalah sosok cinta pertamanya.
"Putriku Erina, map ini berisi identitas pria yang akan melamar mu, nak. Jika kamu penasaran dengannya, maka lihatlah fotonya, dia sosok pria yang baik yang akan menjagamu." ucap tuan Hans dengan tatapan hangatnya sambil menyodorkan sebuah map di atas meja.
Erina hanya melirik sekilas map berwarna coklat tersebut dan sama sekali tidak ingin menyentuhnya. Tanpa mengucap sepatah katapun Erina bangkit dari duduknya lalu berlari kecil menuju kamarnya.
"Erina!" panggil ayahnya mencoba menghentikan langkahnya. Sedang Erina tidak mendengar ucapan ayahnya dan terus melangkahkan kakinya menuju kamarnya di lantai dua.
"Biarkan saja Hans. Bukankah putrimu tidak ingin dijodohkan." ucap Oma Miranda lalu mengambil map tersebut dan membuka isinya. Oma Miranda tersenyum melihat foto seorang pemuda tampan.
"Mas, apakah pria itu pria yang sama ingin melamar Erina lima tahun yang lalu?" tanya Nyonya Hani.
"Iya sayang, dia pria yang sama, dia anak dari rekan bisnisku di luar negeri. Jika dia tidak bersungguh-sungguh dengan Erina, mungkin dia sudah menikah lima tahun yang lalu." ucap tuan Hans memberitahu sang istri.
"Ya Tuhan, berarti dia sangat menyukai putri kita, sayang. Wah benar-benar pria langka, aku sangat penasaran ingin bertemu dengannya." ucap Nyonya Hani seakan tidak percaya yang dikatakan oleh suaminya.
"Iya sayang, makanya aku setuju kalau dia yang menjadi suami Erina." ucap tuan Hans tersenyum. Sementara Oma Miranda hanya mampu senyum-senyum sendiri membaca identitas diri pria yang ingin melamar cucunya.
🍁🍁🍁🍁
Yayasan Pendidikan CEMARA, Taman Kanak-kanak Mentari....
"Anak-anak, ibu guru mau menyampaikan bahwa mulai besok kita akan belajar di taman, karena sekolah kita akan direnovasi." ucap Bu guru Farida kepada murid-muridnya.
"Baik ibu guru." ucap seluruh murid-murid kelas A kepada ibu gurunya.
"Baiklah anak-anak, karena pelajaran sudah selesai. Sekarang waktunya pulang, sampai jumpa besok pagi." ucap Bu guru Farida dengan cerianya sambil melambaikan tangan tanda pelajaran sudah berakhir.
"Terima kasih Bu guru." ucap murid-murid dengan kompaknya.
"Sebelum kita pulang, marilah kita berdoa bersama-sama teman-teman." ucap sosok anak laki-laki berwajah tampan dan paling dominan diantara anak-anak lainnya. Dimana anak laki-laki itu adalah Zidan, putra Keysa.
Tampak Zara yang duduk di meja bersebelahan dengan saudara kembarnya hanya mampu tersenyum dan terlihat bersemangat mengangkat kedua tangannya.
"Benar yang dikatakan nak Zidan, sekarang angkat tangannya lalu kita berdoa bersama-sama." ucap Bu guru Farida tersenyum, membuat murid-muridnya mulai melakukan sesuai yang diucapkannya.
Kemudian Zidan mulai memimpin doa. Selesai berdoa mereka semua bersiap untuk pulang dengan antusiasnya. Termasuk Zidan dan Zara yang tampak berjalan bersama-sama di pekarangan sekolah sembari menunggu sang ibu datang menjemputnya.
"Hai bocah-bocah, kenapa kalian belum pulang." ucap pria dewasa berkumis dan berwajah garang sedang menghadang mereka. Dimana pria itu berjumlah tiga orang.
"Kakak, Zara takut." ucap Zara sambil berlindung di belakang tubuh saudara kembarnya.
"Kami sedang menunggu jemputan om." ucap Zidan dengan santainya sambil menggenggam tangan saudara kembarnya.
"Ha ha ha, rupanya ibu kalian belum datang. Bagaimana kalau om yang antar kalian pulang, sekalian om ingin bertemu dengan ibumu yang cantik jelita." ucap pria berkumis itu yang bernama Djamal dan kedua temannya bernama Jaka dan Udin.
"Maaf Om, kami......"
"Kakak, mama datang" ucap Zara antusias sambil menunjuk kearah ibunya yang sedang berkendara motor.
Keysa segera menghentikan motornya di pinggir jalan lalu menghampiri anak-anaknya. Dia khawatir dengan anak-anaknya, jangan sampai ketiga preman itu kembali mengganggu si kembar seperti hari-hari sebelumnya.
"Wow, wanita pujaan hatiku datang juga." ucap Djamal dengan tatapan menggoda menatap sosok ibu si kembar. Pria dewasa itu akan melakukan berbagai cara demi mendapatkan sosok wanita pujaan hatinya.
"Mohon maaf bapak-bapak, saya tidak memiliki urusan dengan anda." ucap Keysa dengan ketusnya.
"Hai cantik jangan galak-galak atuh!" ucap Djamal tersenyum mesum lalu memegang tangan Keysa.
"Lepaskan!" ucap Keysa marah dengan sorot mata tajam menatap preman pasar tersebut. Dia bahkan menarik tangannya dengan kasar, sedang preman itu semakin mengeratkan cengkeraman ditangannya.
"Mama"
"Lepaskan mama kami!" ucap Zidan marah dan langsung memukul tubuh preman itu.
"Ha ha ha ha" Djamal dan teman-temannya hanya mampu tertawa terbahak-bahak melihat aksi bocah lima tahun itu.
"Kurang ajar!" ucap Keysa marah, lalu melayangkan kakinya menendang tubuh preman itu.
Buggh
Hingga cengkeraman tangan preman itu terlepas dari tangannya dan Keysa segera menjauh.
"Sialan" ucap Djamal dengan kesalnya mendapatkan tendangan di lututnya.
Keysa bergerak cepat merangkul kedua anaknya dan berusaha melindunginya dari preman pasar tersebut.
"Berhenti menganggu kami, aku tidak segan-segan laporkan kalian pada polisi." ucap Keysa marah dengan sorot mata tajam mengancam mereka.
"Ha ha ha ha, lakukan saja. Aku sama sekali tidak takut calon istriku." ucap Djamal menyeringai membuat Keysa mengepalkan tangannya.
"Jangan ganggu kami, pelgi!" ucap Zara berteriak mengusir mereka.
Hingga salah satu dari mereka menarik tubuh Zara lalu menggendongnya.
"Mama..mama!" panggil Zara dengan wajah ketakutan.
"Turunkan putriku, Djamal!" ucap Keysa dengan suara meninggi.
"Ha ha haha" ketiga preman itu hanya tertawa terbahak-bahak.
"Lepaskan putrinya!" terdengar suara bariton seorang pria, membuat ketiga preman itu tampak ketakutan.