Sejak kecil Naura tinggal bersama dengan asisten Ayahnya bernama Gilbert Louise Tom, membuat Naura sedari balita sudah memanggilnya "Dady".
Naura terus menempel pada laki-laki yang menyandang gelar duda tampan dan kekar berusia 40 tahun. Diusianya yang semakin matang laki-laki itu justru terlihat begitu menggoda bagi Naura.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Kedua bola mata Naura terbelalak saat pucuk areola miliknya masuk kedalam rongga mulut Gilbert, rasanya hangat, begitu geli dan memicu aliran darahnya semakin berdesir hebat.
"Dad, ah geli!"
Setelah belasan tahun tidak pernah lagi melihat melon import, akhirnya hari ini bukan hanya bisa melihatnya tetapi juga bisa kembali merasakan meng hi sap areola dari melon import yang masih murni.
Benar-benar masih kencang, padat dan bulat membuat Gilbert semakin dibuat melayang ke angkasa setelah meng hi sap secara bergantian melon import milik Naura, terlihat Gilbert sangat menikmatinya seperti seorang bayi kecil yang lapar Gilbert terus meng hi sap melon import Naura.
Kedua tangan Naura semakin erat berpegangan pada rak buku dibelakangnya, bibirnya menahan untuk tidak men de sah akibat perbuatan Gilbert terhadapnya kali ini.
Sadar jika Naura menahan suaranya, dan Gilbert tidak suka jika Naura menahan suara-suara manjanya, Gilbert melepaskan terlebih dahulu melon import milik Naura.
"Sayang jangan ditahan, keluarkan suara-suara manja mu itu Dady ingin mendengarnya!"
"Nola takut ada yang dengar Dad,"
"Tidak sayang, ruangan ini kedap suara kau bebas bersuara!"
"Iya Dad,"
Gilbert mencium bibir Naura sejenak lalu kembali kebagian yang tadi sempat tertunda. Dengan rakusnya Gilbert meng hi sap satu persatu melon import milik Naura, sementara kedua tangannya terus mere mas kedua melon import Naura dengan liar.
Entah sudah berapa banyak buku-buki yang berjatuhan dari rak buku dibelakang Naura, karena saat ini apa yang dilakukan oleh Gilbert membuat tubuh Naura bereaksi luar biasa sehingga tubuhnya meliuk ke sana kemari.
"Dad ah oh my God Dad, emthh,"
Gilbert mulai menjulurkan lidahnya, lidah Gilbert terus memutari pucuk melon import Naura. Areola itu dimainkan oleh lidah Gilbert dan satunya lagi dimainkan oleh jari-jari Gilbert yang menekan-nekan areola Naura lalu menariknya pelan.
Tubuh Naura semakin bergetar hebat membuat Gilbert semakin menyukainya. Kembali dilahapnya melon import milik Naura itu di hi sapnya tanpa ampun dan kali ini Gilbert sangat kasar dan lahap menye sap kuat-kuat kedua melon import Naura hingga membuat Naura pun semakin meng ge linjang.
"Dad, ahh ouchttt Dady ahh stop Dady ahhh,"
De sah Naura semakin nyaring terdengar membuat hasratt Gilbert semakin menggebu-gebu, bagi Gilbert suara de sah Naura adalah bara api yang setiap dikeluarkan akan membuat hasratt Gilbert semakin berkobar.
Kedua tangan besar Gilbert meraba paha mulus Naura, semakin ketengah satu tangan Gilbert berhasil menyentuh bagian inti milik Naura, rupanya sudah sangat lembab dan Naura hanya bisa pasrah atas apa yang diperbuat Gilbert pada setiap bagian tubuhnya.
Yang jelas ini terasa begitu nikmat hingga membuat Naura seperti tak lagi di bumi, melainkan berada di planet lain yang membuatnya hilang kesadaran hanya ada de sah nikmat dan rasa geli yang menjalar keseluruh tubuhnya.
Mulut Gilbert masih betah me ng hi sap satu persatu secara bergantian melon import Naura, sementara satu tangannya membantu aksi Gilbert dengan kembali me re mas melon import Naura, dan satu tangan Gilbert yang sejak tadi memegangi bagian inti Naura mulai berselancar bebas menelusup kedalam ce la na da lam Naura.
Nafas Naura semakin tidak beraturan tapi kedua pangkal paha Naura masih rapat membuat Gilbert melepaskan melon import Naura dari mulutnya.
"Nola buka kedua pangkal paha mu!"
Naura mengangguk lalu melebarkan kedua pangkal pahanya, sudah terasa oleh Naura saat tangan besar Gilbert kini sudah menyentuh bagian intinya.
Nafas Naura semakin tidak karuan, kembang kempis seperti sedang mengikuti lomba lari antar negara! tubuh Naura dan Gilbert sama-sama sudah berkeringat dan tatapan Gilbert membuat Naura semakin menginginkan sebuah penyatuan seperti yang dilakukan oleh Sabia.
Baru seperti ini saja sudah membuatnya merasakan kenikmatan diluar batas, apalagi jika lobak import milik Gilbert memasuki bagian intinya, Naura sudah tidak bisa membayangkan akan senikmat apa rasanya.
"Kau berkeringat Nola,"
"Dad, kau menyentuhnya ah,"
Saat tangan besar Gilbert meraba halus bagian intinya, membuat Naura semakin frustasi hingga menggigit bibir bawahnya yang sensual.
"Jangan gigit bibir bawah mu yang sensual itu Nola, Dady semakin tidak tahan!"
Satu tangan Gilbert meraih satu tangan Naura, mengarahkannya pada lobak import yang masih berada didalam celananya. Kedua bola mata Naura memutar, terasa sekali oleh tangannya, lobak import milik Gilbert sudah sangat keras, dan sangat panjang.
Dengan nalurinya Naura mengelus-elus lobak import milik Gilbert, membuat Gilbert memejamkan kedua matanya.
"Nola, kau kelinci kecil yang nakal sayang!"
Sama halnya dengan Gilbert yang semakin dibuat gelisah atas aksi Naura, bagian inti Naura pun terus diraba halus oleh Gilbert membuat Naura merem melek merasakannya.
"Bibir mu sensual sekali Nola, tidak bisa Dady bayangkan jika bibir sensual itu menyentuh milik Dady!"
"Dady mau?"
Gilbert pun mengangguk, lalu mengeluarkan tangannya dari dalam bagian inti Naura untuk melepaskan celana yang dia kenakan. Celana milik Gilbert itu jatuh kelantai bersama dengan kain segitiganya.
Kini lobak import berukuran super panjang itu terlihat jelas oleh kedua bola mata Naura, yang membuat Naura akhirnya menelan salivanya!
Gilbert mengarahkan Naura untuk berjongkok dihadapannya, Naura pun menurut dan hanya bisa memandangi ada lobak import sepanjang ini di dunia.
"Jangan cuma dilihat, katanya mau?"
"Lalu Nola harus apa Dad?"
"Di hi sap seperti Dady hi sap areola mu sayang!"
Naura pun menurut karena dia pun penasaran dengan rasanya, Naura mulai membuka lebar mulutnya dan tanpa ragu-ragu lagi Naura melahap lobak import milik Gilbert.
Merasakan lobak import miliknya masuk memenuhi rongga mulut Naura, merasakan bibir sensual itu menyentuh lobak importnya membuat Gilbert seketika memejamkan kedua matanya dan menodongakkan wajahnya. Meskipun tidak ada seperempat lobak importnya masuk kedalam rongga mulut Naura karena ukurannya yang terlalu panjang, tapi seperti ini pun sudah membuat Gilbert seperti terbang ke nirwana.
Semakin lama Naura semakin bisa memainkannya, entah ini naluri dalam dirinya ataukah Naura banyak menonton video tapi gadis itu paham dan mulai memainkannya dengan lidah.
Rasanya begitu geli dan menjalar keseluruh tubuh Gilbert, Gilbert dibuat frustasi akan hal yang dilakukan oleh Naura terhadapnya.
"Ahh sit!! Nola sayang, ahh Fu ck!"
Kedua tangan Gilbert menopang tubuhnya yang lemas akibat hi sa pan yang dilakukan Naura terus menerus, putri kecilnya itu luar biasa hingga membuat Gilbert harus berpegangan pada rak yang berada dihadapannya.
Jeritan-jeritan Gilbert memenuhi seluruh sudut ruangan ini.
"Nola stop! Ah, Nola Dady akan sampai sayang ah,"
Naura justru semakin kencang meng hi sap lobak import Gilbert, terasa seperti ditarik ulur begitu kuat oleh rongga mulut Naura hingga Gilbert pun mulai merasakan sesuatu akan meledak dibawah sana.