Kirana Putri, seorang gadis cantik dan baik hati, tanpa disadari jatuh cinta pada seorang pria misterius bernama Dirga Praditama. Namun, Kirana tidak tahu bahwa Dirga sebenarnya menyimpan dendam mendalam terhadap masa lalu keluarga Kirana yang telah merenggut kebahagiaan keluarganya. Dalam perjalanan kisah cinta mereka, Kirana dan Dirga dihadapkan pada berbagai rintangan dan konflik hingga pada suatu hari Kirana pergi meninggalkan Dirga tanpa jejak.
Akankah cinta mereka mampu menyatukan keduanya, ataukah mereka harus rela berpisah demi kebahagiaan masing-masing? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meindah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.9
Semua mata tertuju ke arah pintu mendengar suara langkah dengan pikiran membayangkan sosok pemimpin yang luar biasa. Tidak lama kemudian muncullah seorang lelaki tampan berwajah berkharisma, berahang tegas dengan tinggi badan 180 cm.
Ketampanan yang dimiliki membuat semua yang menatapnya takjub.
Dengan ditemani dua seorang pengawal, Dirga Praditama melangkahkan kaki masuk dengan wajah angkuhnya. Menatap semua orang-orang yang ada di tempat itu. Sekilas matanya tertuju pada sosok wanita berkaian syari'ih.
"Deg Deg."
Jantung keduanya berdetak kencang saat mata mereka bertumbukan tidak sengaja.
Dirga membuang muka tidak ingin melihat wajah gadis itu.
" Mari tuan !" Salah satu pengawal Dira memberinya akses untuk masuk dan
satu pengawal maju ke depan memberi akses pada bos mereka memasuki ruangan tersebut. Para karyawan lainnya pun ikut menyambut dengan ramah dengan kepala ditekuk rasa hormat mereka.
" Selamat datang tuan, " sapa para karyawan dan Dirga hanya mengangguk menanggapi sapaan para karyawan.
Kini mata tajam itu beralih pada seorang gadis yang makin tertunduk takut membalas tatapannya.
" Dirga, jangan menunduk kayak gitu ! Bos tidak menyukainya. Nanti bos berpikir kalau kamu tidak sopan karena tidak ikut menyambutnya.
Namun Kinara tidak memiliki keberanian mengangkat wajah dan masih menunduk seperti sebelumnya.
Dirga berjalan melewati gadis cantik anggun begitu saja tanpa menatap atau menyapanya sedikit pun.
Kinara memejamkan mata dan memegang dada setelah Dirga sudah jauh dari tempatnya.
Rasa lega dan kecewa kini meliputi hati gadis itu.
Teman yang dulu selalu bermain bersamanya kini berubah dan seolah mereka tidak saling mengenal.
Nyesak rasanya ketika mengingat di masa itu.
" Kinan, kamu kenapa ?"
Heran Nisa melihat temannya itu terlihat tidak baik-baik saja.
" Tidak apa-apa kok, beneran. " Ucapnya menaikkan dua jari.
Dari kejauhan ada sosok wanita cantik, bertubuh tinggi langsing menatap Kinara tidak senang, wanita itu adalah sekertaris Dirga bernama Merry. Sekertaris itu sempat melihat reaksi keduanya ketika tatapan mereka bertemu dan wanita itu bisa melihat tatapan keduanya bukan tatapan biasa.
" Wanita pengg0da, " gerutunya.
Sekertaris itu kemudian mengekor ke belakang Dirga mengikuti ke mana mereka pergi.
Merry masih kepikiran," ada hubungan apa antara pemimpin barunya dengan gadis itu?" Sinisnya.
" Aku bisa melihat kalau pak Dirga dan gadis itu seperti sudah saling mengenal sejak lama, tapi kenapa mereka berpura-pura tidak saling mengenal ? Dan gadis itu terlihat sangat ketakutan saat menatap wajah bos nya. Mungkin telah terjadi sesuatu dan tidak ada orang yang bisa menyadarinya.
" Huups", rasa kesal dalam hati karena ingin mendekati bos nya itu ternyata ada yang menyainginya.
" Permisi pak, ada yang bisa saya bantu? " ujar Merry sopan setelah memasuki ruangan Dirga.
" Tolong ambilkan beberapa file dokumennya ! "Aku ingin memeriksanya sekarang juga. " Dirga dengan nada tegasnya.
" Baik pak, mohon tunggu sebentar !" Merry kembali ke ruangannya untuk mengambil file sesuai perintah pemimpin barunya.
" Ganteng amat orangnya, dan badan kekarnya itu lo, rasanya aku ingin mencicipinya. " Ujarnya genit ketika masuk di ruangannya.
" Apa yang ingin dicicipi ? " Sahut temannya tiba-tiba masuk mengikutinya.
" Sinta, kamu membuatku kaget, " gerutunya kesal.
" Halaah, gitu saja kaget," Sinta tidak peduli kekesalan temannya.
" Kamu sudah lihat bos baru kita ? " Ternyata dia itu lebih tampan dari yang kubayangkan selama ini.
Sinta mencebir melihat kecentilan temannya itu.
" Jangan terlalu berharap Mer ! " Ingat, tujuan kamu bekerja di sini, bukan untuk menggoda pak Dirga.
" Hee, kamu mengajariku, aku tau apa yang seharusnya kulakukan. Katakan saja kalau kamu cemburu, tapi aku tidak akan membiarkan siapapun yang mendekatinya.
" Ujar Merry kesal.
Sinta memutar mata malas kemudian keluar dari ruangan Merry.
Permisi pak, ini file yang bapak minta," Merry terlihat gugup di hadapannya bos barunya, namun Bima tidak peduli dengan itu.
" Permisi saya keluar pak, " ujarnya dan pengawal Dirga hampi tertawa melihat reaksi sekertaris bosnya , sangat lucu menurut mereka.
" Bos, sekertarisnya terlihat salting ya," ujar Reihan tidak bisa menahan tawanya.
Dirga sangat fokus dengan laptopnya sehingga tidak menghiraukan ucapan pengawalnya yang tak lain adalah temannya geng nya sendiri ketika masih di Kaltim.
" Serius amat sih, " guman Reihan dan seketika mendapati pelototan oleh pengawal Dirga yang satu lagi bernama Rahes kepercayaan Mahendra.
" He he, maaf cuma bercanda kok," ujarnya cengengesan.
Dirga masih pokus mengamati data-data yang ada di depannya. Ada yang janggal menurutnya.
" Aku akan mencari tahu siapa dalang dari semua ini, pantesan perusahaan ini hampir bangkrut seandainya kakek tidak mengalihkan perusahaan ini padanya." Batinnya.
" Ada masalah apa, bos ? " tanya Rahes pengawal yang dipercayakan Mahendra untuk membimbing Dirga.
Kemudian Dirga menceritakan semua masalah yang baru saja dia dapat berdasarkan data-data yang dilihat, ternyata banyak yang tidak sesuai.
Rahes mengangguk mengerti yang disampaikan dengan bos nya.
" Saya akan turun tangan menangani semuanya bos, anda jangan khawatir. Kalau begitu kami keluar bos, " izinnya lalu keduanya keluar dari ruangan Dirga.
Dalam ruangan tersebut Dirga terlihat gusar, seseorang yang baru saja dia lihat ternyata bekerja di perusahaan yang dipimpinnya sekarang. Untuk saat ini dia tidak ingin melihat dan mengingat wajah itu, tapi takdir seolah sengaja mempertemukannya.
" Apakah ini arti dari mimpinya semalam ?
" Mana mungkin, mimpi itu hanya sebuah kebetulan saja, " monolognya.
" Tapi ada baiknya juga, ini adalah kesempatan untukku membalas dendamku pada ibunya yang jahat itu," ujarnya lagi dan mengepalkan tangan.
Tangan kekar itu menekan tombol menelpon sekertaris nya Merry.
" Ha-hallo pak, ada yang bisa kubantu ? " Merry gugup seketika mendapati telepon dari bos nya.
" Panggil karyawan bernama Kinara Putri ke ruanganku sekarang juga ! " Tegasnya dan Merry agak ngeri mendengarnya.
" Baik, pak !
"Yang bernama Kinara Putri silahkan temui bos di ruangannya.
Kinan yang tengah serius menyelesaikan tugasnya, langsung kaget mendengar ucapan Merry.
Merry menatapnya tidak suka pada Kinara.
" Kenapa masih bengong di situ ? " Cepet !
Nisa dan teman yang lainnya ada di ruangan tersebut menatap Kinara
" Kamu melakukan kesalahan apa, Kinara ?
Nisa bertanya pada Kinara khawatir akan keluarkan dari bekerja di perusahaan itu.
" Aku juga tidak tahu, mbak." Kinan mengusap keringat di kening karena rasa takutnya.
Teman-teman yang lain ikut kasihan melihatnya.
"Mungkin pak Dirga membutuhkan sesuatu pada mbak Kinara karena itu bos memanggilnya.
"Ujar teman satu rekan di ruang itu menenangkan teman-temannya termasuk Kinara.
" Mbak Nis, boleh minta ditemani ke sana !
Ujarnya dengan degup berguncang dalam dada dan Nisa mengangguk menyanggupinya.
" Kenapa takut, Kinan ? " Pemimpin kita yang baru ini terlihat sangat baik, tidak seperti pemimpin sebelumnya.
" Tapi mbak Nis, entah kenapa aku sangat takut berhadapan dengannya.
Kini tangan Kinan berkeringat dingin dengan tubuh bergetar ketika berada di luar pintu Dirga.
" Ayo, ketuk ! " Pinta Nisa kemudian meninggalkan temannya sendirian.
"Tok tok tok tok."
" Masuk ! "Sahut seseorang dari dalam.